Suku Bunga BI Turun: Saatnya Korporasi Terbitkan Obligasi?

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 9 Juli 2025 - 00:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Proyeksi pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pada semester II 2025 mendatang dipandang sebagai katalis positif yang berpotensi menyemarakkan penerbitan obligasi korporasi.

Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan membuka peluang emas bagi berbagai perusahaan untuk melakukan refinancing atas obligasi yang akan segera jatuh tempo, sekaligus mempermudah akses mereka terhadap pendanaan modal kerja dengan biaya yang jauh lebih efisien.

Meskipun demikian, Ahmad Nasrudin, seorang analis Fixed Income dari Pefindo, memberikan peringatan akan adanya sejumlah faktor krusial yang tetap akan mempengaruhi dinamika dan kinerja pasar obligasi korporasi ke depan.

Salah satu pengaruh signifikan datang dari sentimen global, termasuk ketegangan geopolitik yang dapat berdampak secara tidak langsung melalui pergerakan yield obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah berfungsi sebagai acuan atau benchmark bagi imbal hasil obligasi korporasi.

Baca Juga :  AS Tetapkan Tarif untuk Kanada dan Meksiko, Minyak Mentah Melonjak

Ahmad menjelaskan, “Jika eskalasi geopolitik kembali meningkat, hal ini akan mendorong kenaikan yield benchmark, yang pada akhirnya dapat menekan imbal hasil obligasi korporasi.” Pernyataan ini disampaikan kepada *Kontan* pada Selasa (8/7).

Selain itu, Ahmad juga menyoroti potensi dampak dari pelemahan ekonomi domestik. Jika kondisi ini terus berlanjut hingga paruh kedua tahun 2025, hal tersebut berpotensi memberikan tekanan tambahan terhadap prospek pasar obligasi secara keseluruhan.

Risiko lain yang patut diperhitungkan adalah pergeseran preferensi investor. Di tengah tren penurunan suku bunga, investor cenderung mengalihkan alokasi dana mereka ke instrumen investasi yang memiliki risiko lebih tinggi, seperti saham, demi mengejar imbal hasil yang lebih menarik.

Meskipun ketegangan telah mereda, isu perang dagang global masih menjadi perhatian utama. Hal ini terutama berkaitan dengan kebijakan moneter dan ekonomi Amerika Serikat, potensi tekanan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan tarif impor, serta permasalahan defisit fiskal dan pembiayaannya.

Baca Juga :  Inflasi Juni 2025 Terkendali! BI Optimis Target Tercapai?

Ahmad juga mengingatkan mengenai risiko arus keluar dana asing, khususnya dari kalangan investor spekulatif. Saat ini, banyak investor cenderung menempatkan dana mereka pada obligasi tenor pendek untuk menjaga likuiditas. Langkah ini memungkinkan mereka untuk lebih fleksibel dalam merespons memburuknya sentimen pasar.

Dari sisi fiskal, defisit anggaran pemerintah tetap menjadi perhatian serius menurut penilaian Ahmad. Tanpa adanya upaya rasionalisasi dan efisiensi belanja negara, peningkatan defisit dan jadwal jatuh tempo utang yang lebih besar akan mendorong peningkatan pasokan surat utang negara ke pasar, yang berpotensi menambah tekanan bagi pasar obligasi.

Berita Terkait

Net Sell Asing Rp 980 M! Saham Apa yang Dijual?
BPD DIY Tunda IPO: Alasan Strategis di Balik Keputusan Ini!
Tarif Trump 32%: Reaksi Sri Mulyani & Anggito Abimanyu
IPO COIN Laris Manis! Oversubscribed 70 Kali Lipat, Investor Antusias
IPO Bikin IHSG Terbang Tinggi, Tarif Trump Jadi Sorotan
Tarif Trump Mengancam Asia: Negara Mana Saja yang Kena Imbas?
Harga Emas Antam Hari Ini
KPU Minta Rp 1 Triliun: Dana Pemilu untuk Apa Saja?

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 00:34 WIB

Suku Bunga BI Turun: Saatnya Korporasi Terbitkan Obligasi?

Selasa, 8 Juli 2025 - 23:46 WIB

Net Sell Asing Rp 980 M! Saham Apa yang Dijual?

Selasa, 8 Juli 2025 - 22:28 WIB

BPD DIY Tunda IPO: Alasan Strategis di Balik Keputusan Ini!

Selasa, 8 Juli 2025 - 21:17 WIB

Tarif Trump 32%: Reaksi Sri Mulyani & Anggito Abimanyu

Selasa, 8 Juli 2025 - 20:46 WIB

IPO COIN Laris Manis! Oversubscribed 70 Kali Lipat, Investor Antusias

Berita Terbaru

technology

Amankah Charger MacBook untuk iPhone? Risiko & Cara Amannya

Rabu, 9 Jul 2025 - 03:41 WIB

Family And Relationships

Matt Cameron Tinggalkan Pearl Jam Setelah 27 Tahun!

Rabu, 9 Jul 2025 - 02:53 WIB