Studi Harvard Terbaru: Indonesia Raih Prestasi Mengejutkan, Lampaui AS dan Jepang

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 23 Mei 2025 - 12:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Sebuah studi global terkini dari Universitas Harvard dan Universitas Baylor mengungkapkan fakta mengejutkan: kehidupan yang bermakna dan sejahtera tak melulu bergantung pada kekayaan suatu negara.

Dilansir Fortune, kesimpulan ini diperoleh dari analisis data Gallup dan survei yang melibatkan lebih dari 200.000 responden di 22 negara selama periode lima tahun.

Flourishing index, atau indeks perkembangan yang digunakan dalam penelitian ini, mengukur berbagai aspek kesejahteraan, meliputi kebahagiaan, kepuasan hidup, kesehatan fisik dan mental, rasa memiliki tujuan hidup, karakter dan nilai-nilai moral, serta kualitas relasi sosial.

1. Indonesia bukti negara maju bukan syarat untuk berkembang

Laporan tersebut menempatkan Indonesia di peringkat teratas dari 22 negara yang diteliti, mengalahkan negara-negara seperti Israel, Filipina, dan Meksiko.

“Meskipun banyak negara maju menunjukkan angka keamanan finansial dan kepuasan hidup yang lebih tinggi, negara-negara tersebut justru kurang unggul dalam aspek lain, seringkali melaporkan tingkat makna hidup, sikap prososial, dan kualitas hubungan sosial yang lebih rendah,” demikian temuan para peneliti.

Data menunjukan, 75 persen responden di Indonesia secara rutin berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan mingguan, sebuah faktor yang dianggap berkontribusi pada kekuatanketerhubungan sosial masyarakat.

Baca Juga :  Misa Requiem Paus Fransiskus Dipimpin Duta Besar Vatikan di Katedral Jakarta

Para peneliti juga menyoroti persepsi umum yang kerap menempatkan Indonesia di bawah Jepang dalam konteks pembangunan internasional, terutama karena Indonesia dianggap terjebak dalam kategori negara berpenghasilan menengah.

“Persepsi ini memang benar sampai batas tertentu, namun studi kami menunjukkan bahwa fokus semata pada pertumbuhan ekonomi hanyalah sebagian kecil dari gambaran utuh,” tulis para peneliti.

Negara Berkembang Dibayangi Ancaman Krisis Utang

Negara Berkembang Dibayangi Ancaman Krisis Utang

2. Makna hidup tak bergantung pada tingkat kekayaan negara

Berbeda dengan Laporan Kebahagiaan Dunia yang lebih berfokus pada sejauh mana individu menjalani kehidupan ideal versi mereka, studi ini menawarkan perspektif yang lebih komprehensif dengan mempertimbangkan lingkungan sosial yang mendukung kehidupan tersebut.

Para peneliti menjelaskan bahwa meskipun flourishing seringkali disamakan dengan well-being, flourishing mencakup dimensi lingkungan yang mendukung pertumbuhan individu. Hasil penelitian menunjukkan, tingkat kekayaan suatu negara ternyata bukan faktor penentu utama persepsi warga mengenai kualitas hidup yang menyeluruh.

Penulis studi menegaskan, tidak ada kesimpulan yang ditarik mengenai hubungan sebab-akibat antara Produk Domestik Bruto (PDB) dan penurunan makna hidup. Mereka menekankan bahwa tujuan ideal suatu masyarakat adalah mencapai kemajuan ekonomi dan kedalaman makna hidup secara seimbang, dan tantangannya terletak pada bagaimana mewujudkan keseimbangan tersebut.

Baca Juga :  Ribuan Pelayat Antre: Penghormatan Terakhir untuk Paus Fransiskus Sebelum Pemakaman

“Cita-cita sebuah masyarakat yang ideal adalah memiliki pembangunan ekonomi yang tinggi dan makna hidup yang dalam; pertanyaannya adalah bagaimana mencapai keduanya,” tulis para peneliti.

Temuan studi ini juga mengungkapkan perubahan pola dalam kurva kebahagiaan yang selama ini dikenal berbentuk U, di mana kepuasan hidup cenderung tinggi di usia muda, menurun di usia paruh baya, dan meningkat kembali di usia tua. Namun, pola ini kini tampak memudar.

Responden berusia 18 hingga 29 tahun justru menunjukkan tingkat perkembangan yang lebih rendah dari perkiraan. Penelitian sebelumnya mengaitkan penurunan ini dengan beberapa faktor seperti isolasi sosial, tekanan finansial, ketidakstabilan situasi sosial-politik, serta krisis makna dan arah hidup.

3. Daftar 22 negara paling berkembang

Berikut 22 negara paling berkembang berdasarkan skor tertinggi menurut Global Flourishing Study 2025:

  1. Indonesia
  2. Israel
  3. Filipina
  4. Meksiko
  5. Polandia
  6. Nigeria
  7. Mesir
  8. Kenya
  9. Tanzania
  10.  Argentina
  11. Hong Kong
  12. Amerika Serikat
  13. Swedia
  14. Afrika Selatan
  15. Brasil
  16. Jerman
  17. Australia
  18. Spanyol
  19. India
  20. Inggris
  21. Turki
  22. Jepang.

Berita Terkait

Perjuangan Geopark Kaldera Toba Mendapat Kartu Hijau dari UNESCO
Dua Gadis Hanoi Cantik Lamar Saya: Kisah Tak Terduga
Hoyak Tabuik Pariaman Diusulkan Jadi Warisan Budaya UNESCO
Silokek Sijunjung Diusulkan untuk Jadi UNESCO Global Geopark
Sumbing: Mitos vs Nyata, Pengalaman Pendakian yang Tak Terlupakan
4 Fakta Kuil Parthenon, Rumah dari Dewi Athena Yunani
Mengapa orang Madura dilekatkan dengan besi tua dan pencurian besi?
5 Fakta Turki, Negara dengan Persimpangan Budaya Timur dan Barat

Berita Terkait

Selasa, 8 Juli 2025 - 08:28 WIB

Perjuangan Geopark Kaldera Toba Mendapat Kartu Hijau dari UNESCO

Selasa, 8 Juli 2025 - 05:37 WIB

Dua Gadis Hanoi Cantik Lamar Saya: Kisah Tak Terduga

Senin, 7 Juli 2025 - 08:47 WIB

Hoyak Tabuik Pariaman Diusulkan Jadi Warisan Budaya UNESCO

Minggu, 6 Juli 2025 - 09:22 WIB

Silokek Sijunjung Diusulkan untuk Jadi UNESCO Global Geopark

Jumat, 4 Juli 2025 - 15:53 WIB

Sumbing: Mitos vs Nyata, Pengalaman Pendakian yang Tak Terlupakan

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

KMP Tunu: 12 Tewas, 2 Ditemukan, 24 Hilang

Rabu, 9 Jul 2025 - 13:28 WIB