Strategi PTBA: Tingkatkan Penjualan Batubara Ekspor Secara Optimal

- Penulis

Senin, 14 April 2025 - 17:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menatap tahun 2025 dengan optimisme tinggi, meyakini akan mampu mengukir kinerja operasional yang solid, meskipun industri batubara diperkirakan akan menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Sebagai bagian dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, emiten ini berencana untuk lebih fokus pada peningkatan penjualan batubara di pasar internasional.

Seperti yang telah diketahui, PTBA berhasil mencatatkan pertumbuhan volume penjualan batubara sebesar 16% secara year on year (yoy), mencapai 42,89 juta ton pada penghujung tahun 2024. Pencapaian ini didorong oleh peningkatan signifikan dalam penjualan ke pasar ekspor, yang melonjak sebesar 30% yoy menjadi 20,26 juta ton, serta kenaikan penjualan di pasar domestik sebesar 6% yoy menjadi 22,64 juta ton.

Berkat performa tersebut, pendapatan PTBA meningkat 11% yoy menjadi Rp 42,76 triliun di tahun 2024. Namun, adanya tekanan pada harga jual batubara menyebabkan laba bersih PTBA mengalami penurunan sebesar 16,41% yoy, menjadi Rp 5,1 triliun.

Baca Juga :  BI Beri Dukungan Likuiditas Rp 80 Triliun untuk 3 Juta Rumah

Sempat Tertunda, Bukit Asam (PTBA) Akan Melanjutkan Proyek DME

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyampaikan bahwa kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak stabil. Terutama, dengan adanya aksi saling balas kebijakan tarif impor antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang berdampak pada Indonesia. Harga komoditas tambang pun menjadi fluktuatif sejak isu kebijakan tarif impor AS mencuat.

Sebenarnya, muncul sedikit harapan bagi industri batubara setelah keputusan AS untuk menarik diri dari Perjanjian Paris. Bahkan, AS berencana untuk mengaktifkan kembali pembangkit listrik berbasis batubara di wilayahnya.

“Namun, jika ketidakpastian ekonomi global terus berlanjut, terdapat kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi di negara-negara konsumen batubara seperti China, India, Korea Selatan, hingga Vietnam akan mengalami perlambatan,” ujar Arsal dalam konferensi pers yang diadakan pada Senin (14/4).

PTBA secara signifikan melakukan ekspor batubara ke China, India, dan baru-baru ini ke Vietnam. Perusahaan BUMN ini tetap optimis dapat memanfaatkan peluang di pasar negara-negara tersebut. Apalagi, kebutuhan batubara di negara seperti China sangatlah besar.

Baca Juga :  Kuota KUR BRI 2025 Resmi Naik Hingga 300 Triliun,Apa Kamu Termasuk Penerimanya?

Menyelamatkan Anggrek, Upaya Bukit Asam (PTBA) dalam Menjaga Keberlangsungan Hidup

Disebutkan bahwa China mampu memproduksi sekitar 4 miliar hingga 5 miliar ton batubara setiap tahunnya. Meskipun demikian, China tetap memerlukan pasokan batubara dari negara lain. Hal ini dikarenakan luasnya wilayah China, yang membuat biaya transportasi batubara di dalam negeri menjadi mahal.

“Di sinilah peran strategis kami. Kami telah menyiapkan berbagai langkah agar batubara dari PTBA dapat dimanfaatkan untuk industri-industri di China dan negara-negara lainnya seperti India, Korea, dan Vietnam,” jelas Arsal.

PTBA menargetkan produksi batubara sebesar 50 juta ton pada tahun 2025, yang merupakan peningkatan sebesar 16,55% dibandingkan dengan realisasi produksi pada tahun sebelumnya. Perusahaan juga menargetkan volume penjualan dan pengangkutan batubara masing-masing mencapai 50,1 juta ton dan 43,2 juta ton pada tahun 2025.

Berita Terkait

McKinsey Ungkap Mismatch, Jadi Pemicu PHK di Indonesia?
IHSG Berpotensi Turun? Ini Rekomendasi Saham INCO, MAPI, MIDI, ESSA Hari Ini!
Harga iPhone 16 Pro Naik? Cek Harga iPhone Lama Mei 2025!
Inilah Daftar Saham LQ45 Terbaru Periode Mei-Juli 2025: Rekomendasi Saham Blue Chip Pilihan!
Wall Street Menguat: Saham Microsoft dan Meta Jadi Penyelamat?
Kemenkeu Bebaskan Anggaran Rp86,6 Triliun untuk 99 Kementerian/Lembaga
Kemenkeu Raih Rp 12 Triliun Lewat Lelang Sukuk Negara Terbaru
Indonesia Targetkan 5,3 Juta Pekerja di Sektor Ekonomi Hijau

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 06:51 WIB

McKinsey Ungkap Mismatch, Jadi Pemicu PHK di Indonesia?

Jumat, 2 Mei 2025 - 06:31 WIB

IHSG Berpotensi Turun? Ini Rekomendasi Saham INCO, MAPI, MIDI, ESSA Hari Ini!

Jumat, 2 Mei 2025 - 06:23 WIB

Harga iPhone 16 Pro Naik? Cek Harga iPhone Lama Mei 2025!

Jumat, 2 Mei 2025 - 06:15 WIB

Inilah Daftar Saham LQ45 Terbaru Periode Mei-Juli 2025: Rekomendasi Saham Blue Chip Pilihan!

Jumat, 2 Mei 2025 - 05:43 WIB

Wall Street Menguat: Saham Microsoft dan Meta Jadi Penyelamat?

Berita Terbaru

Family And Relationships

Lisa Mariana Menyesal Ungkap Hubungan dengan Ridwan Kamil: Putri Ikut Terdampak?

Jumat, 2 Mei 2025 - 08:03 WIB