Strategi Menteri Amran Dongkrak Ekspor Kelapa Hingga Rp 60 Triliun

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 29 Mei 2025 - 01:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk secara intensif mendorong pengembangan hilirisasi di sektor pertanian. Fokus utama hilirisasi ini adalah pada komoditas yang memiliki ketersediaan bahan baku melimpah di dalam negeri, salah satunya adalah kelapa.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa saat ini Indonesia mengekspor kelapa dengan volume mencapai 2 juta ton. Nilai ekspor tersebut setara dengan Rp 20 triliun. Beliau meyakini bahwa melalui proses hilirisasi, nilai tambah kelapa dapat meningkat signifikan, bahkan mencapai 2 hingga 3 kali lipat. “Potensi nilai ekonominya di masa depan bisa mencapai Rp 40 triliun, bahkan mungkin Rp 60 triliun,” ujarnya kepada awak media di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), pada hari Rabu, 28 Mei 2025.

Selain kelapa, Amran juga menekankan bahwa komoditas lain seperti kakao juga akan menjadi target hilirisasi untuk memaksimalkan nilai ekonominya. Upaya ini akan dilaksanakan secara kolaboratif dengan seluruh BUMN yang bergerak di bidang pangan. Beliau optimis bahwa hilirisasi akan meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan.

Baca Juga :  Daftar Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Terbaru Jumat (7/2/2025)

Di sisi lain, Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengungkapkan bahwa tingginya harga kelapa bulat di pasar ekspor menjadi faktor utama yang mendorong petani untuk mengekspor komoditas tersebut dalam bentuk mentah. Menurutnya, harga ekspor kelapa saat ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan harga di pasar domestik. “Harga kelapa bulat sangat menarik ketika diekspor. Sementara itu, harga di dalam negeri cenderung lebih rendah. Tentu saja, petani akan memilih untuk melakukan ekspor,” jelas Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, pada hari Selasa, 20 Mei 2025.

Dalam beberapa waktu belakangan ini, ekspor kelapa mentah ke Cina mengalami peningkatan yang signifikan. Di negara tersebut, kelapa diproses lebih lanjut menjadi santan atau bahan campuran untuk minuman kopi. Produk-produk olahan ini memicu peningkatan permintaan kelapa di pasar Cina.

Baca Juga :  BI Tunggu Peraturan Pemerintah untuk Tindaklanjuti Soal Instrumen Penempatan DHE SDA

Kendati demikian, Budi menyampaikan kekhawatiran mengenai ketersediaan pasokan kelapa untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Guna mengatasi potensi masalah tersebut, ia menjelaskan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan kebijakan pungutan ekspor (PE). “Kami berencana untuk mengambil keputusan mengenai pungutan ekspor pada pekan ini,” ungkapnya.

Ia berharap bahwa kebijakan ini dapat menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara kegiatan ekspor dan pemenuhan kebutuhan domestik, serta mendorong perkembangan hilirisasi. Budi belum bersedia mengungkapkan besaran nilai pungutan ekspor tersebut karena masih dalam tahap pembahasan. “Inti permasalahan sebenarnya terletak pada harga,” tegasnya.

Pilihan Editor: Prabowo Siapkan Stimulus untuk Ungkit Daya Beli. Efektifkah?

Berita Terkait

Saham BUMI & Pemerintah Singapura Berebut Dividen Menggiurkan MTEL: Analisis Lengkap
Investor Asia Waspada: Bursa Tertekan Ketidakpastian Tarif Dagang Jumat Pagi
Harga Emas Anjlok Jumat Pagi: Bayang-bayang Tarif Trump dan Ketidakpastian Ekonomi
Sinarmas Land: Keluarga Widjaja Kuasai 97% Saham, Delisting dari Bursa Singapura
Lo Kheng Hong Raih Hampir Rp 50 Miliar Dividen dari Satu Saham Blue Chip
IHSG Akhiri Mei 2025 di Level 7.175: Analisis dan Prospeknya
TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Catat EBITDA US$ 15,8 Juta pada Kuartal I-2025
Prediksi Saham Penopang IHSG Hingga Akhir Mei 2025: Catat Daftarnya!

Berita Terkait

Jumat, 30 Mei 2025 - 09:47 WIB

Saham BUMI & Pemerintah Singapura Berebut Dividen Menggiurkan MTEL: Analisis Lengkap

Jumat, 30 Mei 2025 - 09:15 WIB

Investor Asia Waspada: Bursa Tertekan Ketidakpastian Tarif Dagang Jumat Pagi

Jumat, 30 Mei 2025 - 08:48 WIB

Harga Emas Anjlok Jumat Pagi: Bayang-bayang Tarif Trump dan Ketidakpastian Ekonomi

Jumat, 30 Mei 2025 - 08:27 WIB

Sinarmas Land: Keluarga Widjaja Kuasai 97% Saham, Delisting dari Bursa Singapura

Jumat, 30 Mei 2025 - 08:12 WIB

Lo Kheng Hong Raih Hampir Rp 50 Miliar Dividen dari Satu Saham Blue Chip

Berita Terbaru

general

Harga Emas Antam Hari Ini Jumat

Jumat, 30 Mei 2025 - 10:11 WIB