Strategi Jitu Ekonom Hadapi Gejolak Pasar Modal Akibat Kebijakan Tarif Trump

- Penulis

Sabtu, 12 April 2025 - 10:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Di tengah gejolak pasar global akibat kebijakan tarif Trump, ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, mengusulkan revitalisasi pasar modal Indonesia. Wijayanto menekankan peran vital pasar modal dalam menopang kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Wijayanto memaparkan tiga strategi kunci. Pertama, ia mendorong transformasi pasar modal Indonesia yang lebih berpihak pada rakyat. Hal ini disampaikannya dalam diskusi daring bertajuk ‘Trump Trade War: Menyelamatkan pasar Modal, Menyehatkan Ekonomi Indonesia’ pada Jumat, 11 April 2025.

Ia menjelaskan bahwa di negara maju, pasar modal tak hanya dipandang sebagai motor pertumbuhan ekonomi, namun juga sebagai instrumen pemerataan kesejahteraan. Masyarakat kelas menengah ke bawah, menurutnya, dapat merasakan manfaatnya melalui investasi di reksa dana dan dana pensiun.

Kedua, Wijayanto menyoroti pentingnya penegakan good corporate governance oleh otoritas pasar modal. Ketiga, ia mendesak pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia. Penerbitan SBN masif dengan bunga tinggi, menurutnya, menarik modal keluar dari pasar modal. Ia menganjurkan pencarian sumber pendanaan yang lebih berkelanjutan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan bahwa hingga Maret 2025, pembiayaan utang melalui penerbitan SBN mencapai Rp 282,6 triliun, atau 44 persen dari APBN. Realisasi pembiayaan utang sendiri tercatat Rp 270,4 triliun (34,8 persen dari APBN).

Sri Mulyani mengakui peningkatan utang, namun menyebutnya sebagai strategi frontloading – menarik utang besar di awal tahun anggaran. Strategi ini, menurutnya, dirancang untuk mengantisipasi ketidakstabilan pasar global akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Jadi, frontloading ini bukan karena kita kekurangan dana, melainkan strategi penerbitan untuk mengantisipasi ketidakpastian yang berpotensi meningkatkan biaya,” jelas Sri Mulyani dalam Sarasehan Ekonomi pada Selasa, 8 April 2025 di Jakarta, dikutip dari siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Pilihan Editor: Jangan Sepelekan Gejolak Pasar Modal

Berita Terkait

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?
Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?
Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!
Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung
Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil
BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya
Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Berita Terkait

Senin, 25 Agustus 2025 - 05:44 WIB

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?

Minggu, 24 Agustus 2025 - 08:36 WIB

Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 11:23 WIB

Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:01 WIB

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil

Berita Terbaru