Pernahkah Anda mendengar istilah yang cukup sering diperbincangkan, yakni middle income trap atau jebakan kelas menengah? Secara sederhana, istilah ini menggambarkan sebuah kondisi di mana sebuah negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, namun tidak pernah benar-benar berhasil bertransformasi menjadi negara maju seutuhnya.
Akibatnya, pendapatan masyarakat cenderung stagnan, inovasi sulit berkembang, dan ketersediaan lapangan kerja berkualitas menjadi sangat terbatas. Ironisnya, Indonesia saat ini berada dalam zona yang cukup rentan terhadap jebakan kelas menengah ini.
Namun, ada secercah harapan! Pemerintah telah menetapkan target yang sangat ambisius untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan ini dan mewujudkan status negara maju pada tahun 2045, bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Agar target ini tidak sekadar menjadi angan-angan, diperlukan serangkaian kebijakan yang strategis dan implementasi yang konsisten. Mari kita telaah lima kebijakan krusial yang dapat membebaskan Indonesia dari jeratan jebakan kelas menengah!
1. Tingkatkan Kualitas Lapangan Kerja, Jangan Hanya Fokus pada Kuantitas
Tentu Anda setuju bahwa memiliki pekerjaan adalah hal yang fundamental. Namun, lebih dari sekadar memiliki pekerjaan, yang jauh lebih penting adalah kualitas pekerjaan itu sendiri. Sayangnya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor-sektor yang secara tradisional menyerap banyak tenaga kerja, seperti manufaktur dan pertanian, justru mengalami pertumbuhan di bawah rata-rata nasional. Sementara itu, sektor-sektor yang tumbuh pesat, seperti transportasi dan komunikasi, belum mampu menyediakan lapangan kerja yang layak secara massal.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indonesia membutuhkan strategi baru untuk menciptakan lapangan kerja yang tidak hanya berjumlah banyak, tetapi juga berkualitas dan layak. Salah satu langkah strategis adalah menghidupkan kembali sektor manufaktur padat karya yang pernah menjadi fondasi ekonomi yang kuat. Hal ini sangat krusial agar kelas menengah dapat tumbuh dengan fondasi ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan.
7 Hal yang Harus Diketahui Tentang Polyworking, Gaya Kerja Ganda Gen Z
7 Hal yang Harus Diketahui Tentang Polyworking, Gaya Kerja Ganda Gen Z
2. Prioritaskan Inovasi, Bukan Sekadar Investasi
Banyak negara berpendapatan menengah terjebak dalam kondisi stagnan karena terlalu terpaku pada investasi tanpa memberikan perhatian yang cukup pada inovasi. Dalam laporan World Bank’s 2024 World Development Report, disebutkan bahwa banyak negara masih mengandalkan pendekatan konvensional, yaitu menarik investasi sebesar-besarnya, namun mengabaikan pengembangan teknologi dan kreativitas.
Indonesia perlu mengubah paradigma ini. Investasi tetaplah penting, namun harus diiringi dengan dorongan inovasi yang kuat, terutama di sektor digital dan ekonomi hijau. Negara-negara seperti Korea Selatan berhasil menjadi negara maju bukan hanya karena berhasil menarik investor, tetapi juga karena memperkuat riset, teknologi, dan kualitas pendidikan secara berkelanjutan.
3. Reformasi BUMN dan Libatkan Sektor Swasta dalam Proyek Strategis
Selama ini, banyak proyek infrastruktur skala besar dikerjakan oleh BUMN. Namun, jika pengelolaannya kurang transparan, hal ini dapat menjadi bumerang. Beberapa BUMN, seperti Wijaya Karya dan Waskita Karya, bahkan dilaporkan mengalami kesulitan keuangan karena menangani proyek-proyek yang kurang menguntungkan.
Pemerintah perlu mereformasi tata kelola BUMN dan membuka peluang yang lebih luas bagi sektor swasta. Menurut RPJPN 2025-2045, keterlibatan sektor swasta dapat mempercepat pembangunan infrastruktur tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun, pengawasan yang ketat tetap diperlukan untuk mencegah kerugian bagi masyarakat.
4. Implementasikan Industrialisasi Hilir dengan Cermat dan Terukur
Downstreaming atau hilirisasi industri merupakan salah satu strategi utama pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dan naik kelas. Contohnya adalah hilirisasi nikel untuk produksi baterai kendaraan listrik. Namun, strategi ini tidak boleh dijalankan secara serampangan.
Menurut dokumen RPJPN, banyak BUMN yang ditunjuk untuk menjalankan proyek hilirisasi belum memiliki pengalaman atau teknologi yang mumpuni. Jika tidak berhati-hati, pasar dapat terdistorsi dan sektor swasta lokal justru akan terpinggirkan.
Solusinya adalah kebijakan hilirisasi yang lebih ramah pasar. Libatkan sektor swasta dan pastikan adanya transfer teknologi yang jelas dari investor asing. Jangan hanya mengandalkan BUMN.
5. Bangun Sistem Pendidikan dan Pelatihan yang Relevan dengan Kebutuhan Industri
Kebijakan krusial lainnya adalah membangun sistem pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri. Tujuannya adalah agar Anda dan generasi muda di masa depan memiliki skill yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan mampu bersaing secara global.
Sayangnya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak lulusan pendidikan yang belum siap kerja. Hal ini menjadi masalah serius karena menyebabkan banyak tenaga kerja terpaksa bekerja di sektor informal atau menerima gaji yang rendah.
Penelitian dalam World Development Report 2024 menunjukkan bahwa pendidikan yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja merupakan kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan industri digital, manufaktur modern, dan ekonomi hijau. Pemerintah juga perlu memperkuat pendidikan vokasi dan pelatihan kerja berbasis teknologi.
Membebaskan diri dari jebakan kelas menengah bukanlah tugas yang mudah. Namun, negara-negara seperti Korea Selatan telah membuktikan bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil. Kuncinya adalah kebijakan yang tepat, konsisten, dan berorientasi pada masa depan. Mulai dari menciptakan lapangan kerja yang layak, mendorong inovasi, melibatkan sektor swasta, hingga mereformasi sistem pendidikan, semua harus dijalankan secara terintegrasi.
Oleh karena itu, ketika Anda mendukung kebijakan yang berpihak pada pembangunan jangka panjang, Anda turut serta dalam misi besar untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045.
4 Alasan Finansial Stagnan di Level Middle Class
4 Alasan Finansial Stagnan di Level Middle Class