Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Bagi Anda para pelaku bisnis kuliner, ekspansi usaha yang berkelanjutan tentu menjadi impian yang seringkali terlintas. Keinginan untuk melihat bisnis kuliner Anda tumbuh besar dan semakin dikenal luas adalah wajar. Dengan jangkauan yang lebih besar, potensi keuntungan yang diraih pun akan semakin optimal.
Namun, sebelum mencapai tahap tersebut, ada serangkaian persiapan penting yang sebaiknya Anda lakukan. Salah satunya adalah memilih model pengembangan bisnis yang paling sesuai. Pemilihan model pengembangan usaha ini krusial, karena akan menjadi panduan bagaimana bisnis kuliner Anda akan beroperasi dan berkembang di masa depan.
Lebih lanjut, dengan menentukan model yang tepat, Anda juga dapat memperkirakan kebutuhan modal, sistem operasional yang akan diterapkan, hingga strategi untuk memaksimalkan keuntungan dari usaha kuliner Anda.
Nah, berikut ini adalah empat strategi yang bisa Anda pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis kuliner Anda, yang kami rangkum dari gobiz.co.id. Simak baik-baik!
1. Buka cabang baru dengan sistem waralaba (franchise)
Salah satu cara efektif untuk memperluas jangkauan bisnis kuliner Anda adalah dengan membuka cabang baru yang dikelola oleh pihak lain melalui sistem franchise atau waralaba.
Dalam konsep ini, franchisee (penerima waralaba) memiliki hak untuk menggunakan merek, produk, serta sistem penjualan dan operasional bisnis yang dimiliki oleh franchisor (pemberi waralaba).
Sebagai bagian dari kerjasama, franchisee wajib membayar royalti kepada franchisor. Model ini bisa menjadi strategi yang tepat jika Anda ingin mengembangkan bisnis kuliner dengan cepat dan tanpa membutuhkan modal yang terlalu besar.
Sebagai pemilik usaha atau franchisor, Anda cukup fokus pada aspek-aspek penting seperti manajemen pasokan bahan baku, pelatihan karyawan, serta penyusunan perjanjian dengan pengguna merek usaha Anda, yaitu franchisee.
2. Ekspansi dengan membuka cabang yang dikelola sendiri
Alternatif lain untuk memperbesar bisnis kuliner Anda adalah dengan membuka cabang baru dan mengelolanya secara mandiri.
Langkah ini ideal jika outlet utama Anda sudah tidak mampu lagi memenuhi permintaan pasar. Dengan pengalaman mengelola bisnis di outlet pusat, tentu Anda akan lebih mudah menjalankan operasional cabang baru ini.
Namun, perlu diingat bahwa modal yang dibutuhkan untuk membuka cabang baru dengan pengelolaan sendiri cenderung cukup signifikan. Bahkan, bisa jadi setara atau melebihi modal awal outlet pusat.
Meskipun demikian, keuntungan dari cabang baru ini sepenuhnya menjadi milik Anda. Selain itu, pembukaan cabang baru juga berpotensi memperluas jangkauan pasar Anda, menyasar konsumen yang belum terjangkau oleh outlet pusat.
20 Franchise Minuman Terlaris di Indonesia, Cepat Cuan!
20 Franchise Minuman Terlaris di Indonesia, Cepat Cuan!
3. Inovasi dengan membangun cloud kitchen
Jika Anda ingin menjangkau pasar baru tanpa perlu mendirikan outlet fisik, pengembangan melalui konsep cloud kitchen bisa menjadi solusi yang menarik. Pada dasarnya, pemilik cloud kitchen menyediakan dapur besar yang terbagi menjadi beberapa unit, yang kemudian disewakan kepada berbagai pelaku usaha kuliner.
Dengan model ini, pemilik usaha yang menyewa cloud kitchen dapat fokus sepenuhnya pada pesanan online (delivery order) karena tidak melayani makan di tempat (dine-in).
Ketika pesanan masuk, sistem akan meneruskannya langsung ke dapur, dan mitra driver akan segera mengantarkan pesanan tersebut.
Sistem ini memungkinkan pesanan sampai ke pelanggan dengan lebih cepat dibandingkan restoran konvensional. Selain itu, modal yang dibutuhkan untuk membuka cabang berbasis cloud kitchen juga relatif lebih terjangkau daripada membangun bangunan sendiri.
4. Perluas jaringan dengan menjual kemitraan
Alternatif lain untuk mengembangkan bisnis kuliner Anda adalah dengan menawarkan program kemitraan. Strategi ini bertujuan untuk mencapai keuntungan bersama melalui prinsip saling membutuhkan dan saling mendukung.
Meskipun sering disamakan dengan franchise, terdapat perbedaan mendasar, terutama dalam hal penanaman modal dan pembagian keuntungan.
Dalam sistem franchise, franchisee diwajibkan membeli merek dagang dan membayar biaya produksi secara berkala. Keuntungan yang diperoleh franchisee berasal dari omzet penjualan di cabang yang dikelolanya, tanpa perlu membagi hasil dengan franchisor.
Sementara itu, dalam model kemitraan, pihak yang bergabung dapat menanamkan modal sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka. Besaran modal ini akan mempengaruhi pembagian keuntungan dan kerugian yang akan diterima sesuai dengan persentase modal yang ditanamkan.
Itulah empat cara yang bisa Anda pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis kuliner Anda. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat diimplementasikan dengan mudah!
7 Rekomendasi Franchise Barbershop Terlaris, Bisa Cuan Gede lho!
7 Rekomendasi Franchise Barbershop Terlaris, Bisa Cuan Gede lho!