Ragamutama.com – Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut menanggapi ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berencana mengenakan tarif tambahan terhadap negara-negara anggota BRICS. Menurut Sri Mulyani, situasi perekonomian dunia saat ini sedang mengalami pergolakan dan penuh ketidakpastian.
Pernyataan ini disampaikan tak lama setelah Indonesia secara resmi menjadi anggota BRICS. Pada Ahad, 6 Juli 2025, Presiden Prabowo Sibianto bahkan telah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok negara berkembang tersebut di Rio de Janeiro, Brasil, menandai babak baru keikutsertaan Indonesia di kancah ekonomi global.
“Kita sedang melihat hari ini Bapak Presiden ada di pertemuan BRICS dengan para pemimpin. Dan kemudian Presiden Donald Trump membuat pernyataan bahwa kelompok BRICS itu dianggap sebagai tidak mendukung Amerika sehingga mengancam akan menyampaikan tambahan tarif,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat di Senayan, Jakarta, Senin, 7 Juli 2025.
Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa kondisi global yang demikian dinamis akan terus menjadi tantangan bagi Indonesia. Oleh karena itu, mewakili pemerintah, Sri Mulyani menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah menelaah secara cermat dan kritis terhadap asumsi dasar ekonomi makro APBN 2026.
Ancaman tarif baru yang diumumkan Trump menargetkan negara-negara grup BRICS yang dianggapnya mendukung kebijakan ‘anti-Amerika’. Seperti dilaporkan oleh CNN dan CBS News, ancaman ini diungkapkan oleh Presiden dari Partai Republikan tersebut saat mengumumkan surat tarif yang rencananya akan dikirimkan ke beberapa negara mulai Senin, 7 Juli 2025.
Berdasarkan unggahan di akun Truth Social miliknya pada hari Ahad, Trump menyatakan bahwa AS akan memberlakukan tarif sebesar 10 persen untuk negara manapun yang bersekutu dengan kebijakan-kebijakan BRICS yang dianggap anti-Amerika, tanpa pengecualian. Meskipun demikian, tidak dijelaskan secara rinci kebijakan mana yang dimaksud oleh Trump.
Kelompok BRICS sendiri merupakan akronim dari anggota pendiri Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Grup ini baru-baru ini memperluas keanggotaannya dengan secara resmi memasukkan Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Selain itu, BRICS juga menjalin kerja sama dengan sepuluh negara mitra tingkat rendah, termasuk Belarusia, Nigeria, Thailand, dan Vietnam.
Sita Planasari berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Mundur-Maju Pembentukan Badan Penerimaan Negara