Ekspansi Agresif: SRAJ Alokasikan Rp 2 Triliun untuk Pembangunan Rumah Sakit Mayapada di 2025
JAKARTA – PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) menunjukkan komitmen kuat terhadap ekspansi bisnisnya dengan mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) fantastis sebesar Rp 2 triliun untuk tahun 2025. Dana jumbo ini disiapkan untuk memperkuat jaringan layanan kesehatan perseroan, khususnya melalui pengembangan fasilitas Mayapada Hospital.
Menurut Direktur Utama SRAJ, Navin Sonthalia, dalam Public Expose pada Kamis (5/6), mayoritas anggaran capex tersebut akan diarahkan untuk pembangunan dua proyek strategis: Mayapada Hospital Tower 3 dan Mayapada Apollo Batam International Hospital. Lebih lanjut, SRAJ mengklarifikasi bahwa alokasi belanja modal ini terbagi dua; Rp 2 triliun secara spesifik dialokasikan untuk proyek pembangunan, sementara kebutuhan operasional akan didanai dari 15% hingga 20% dari total pendapatan perseroan.
Langkah ekspansif ini didukung oleh kinerja pendapatan SRAJ yang solid di tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, pendapatan perseroan tercatat mencapai Rp 3,2 triliun, melonjak signifikan 25,8% dibandingkan dengan Rp 2,5 triliun pada tahun 2023. Pertumbuhan impresif ini didorong oleh kontribusi kuat dari segmen rawat inap yang menyumbang Rp 2 triliun, diikuti oleh segmen rawat jalan dengan sumbangan Rp 1,2 triliun.
Dengan optimisme yang tinggi, SRAJ konsisten menargetkan pertumbuhan dua digit yang ambisius untuk tahun 2025, baik dari sisi pendapatan maupun laba. Perseroan memproyeksikan pertumbuhan berkisar antara 11% hingga 99%, menunjukkan kepercayaan diri terhadap potensi pasar layanan kesehatan di Indonesia.
Meski demikian, laporan keuangan kuartal I 2025 menunjukkan tantangan tersendiri bagi SRAJ, di mana perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 28,5 miliar. Kerugian ini utamanya disebabkan oleh peningkatan beban keuangan yang signifikan. Tercatat, beban keuangan perusahaan melonjak 10,8% menjadi Rp 200 miliar, dan terdapat kenaikan beban keuangan lainnya sebesar 59,9% menjadi Rp 68 miliar, yang turut membebani kinerja laba.
Navin Sonthalia menambahkan, terlepas dari kerugian tersebut, posisi keuangan SRAJ per 31 Maret 2025 menunjukkan beberapa dinamika penting. Aset perseroan mengalami kenaikan sebesar 34,8% mencapai Rp 7,6 triliun, dan liabilitas juga meningkat tajam 59,8% menjadi Rp 6,1 triliun. Sayangnya, hal ini diiringi penurunan ekuitas sebesar 17,6% menjadi Rp 1,5 triliun. Kondisi ini, seiring dengan keputusan SRAJ untuk absen membagikan dividen tahun ini, menjadi fokus perhatian manajemen dalam menyeimbangkan strategi ekspansi dan pengelolaan keuangan ke depan.