Squid Game berakhir, warga Korea Selatan kembali pada kenyataan

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 3 Juli 2025 - 09:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler.

Jutaan penggemar mengucapkan selamat tinggal kepada Squid Game, serial TV pemenang Emmy yang telah menduduki puncak peringkat Netflix dan menjadi simbol kebangkitan Korea Selatan di Hollywood.

Serial fiksi ini mengikuti perjalanan para pemain yang terlibat kesulitan keuangan dan perjuangan mereka dalam permainan tradisional anak-anak Korea—dengan sentuhan yang berdarah-darah.

Squid Game telah membetot perhatian penonton sejak 2021 dengan latarnya yang berwarna-warni dan pesan-pesan suram tentang kapitalisme dan kemanusiaan. Seiring dengan kemunculan musim ketiga, musim terakhirnya, yang dirilis Jumat (27/06) lalu, para penggemar di seluruh dunia kembali pada kenyataan.

Khusus di Korea Selatan, warga di negara tersebut mendapat kesempatan untuk merenungkan kondisi masyarakat yang menginspirasi serial distopia itu.

“Saya merasa Squid Game 3 mengungkapkan perasaan sejati dan pikiran terdalam orang Korea,” tulisan satu komentar YouTube di bawah potongan video dari musim ketiga.

“Ini sangat mencerminkan realitas dalam kehidupan nyata, di tempat kerja, yang penuh dengan orang-orang kejam yang siap menghancurkan sesama rekan. Acara ini berhasil melakukannya.”

Perjuangan yang relevan

Squid Game lahir dengan latar belakang kompetisi yang ketat dan ketimpangan yang melebar di dalam masyarakat Korea Selatan. Di negara ini, orang-orang terlalu stres untuk memiliki anak dan ujian masuk universitas dipandang sebagai momen penentu hidup seseorang.

Karakter-karakter beragam dalam acara tersebut—yang meliputi seorang pekerja kantoran, seorang pekerja pabrik migran, dan seorang penipu mata uang kripto—diambil dari sosok-sosok yang familiar bagi banyak warga Korea Selatan.

Latar belakang protagonis Seong Gi-hun, seorang pekerja pabrik mobil yang diberhentikan dan kemudian melakukan aksi protes, juga terinspirasi oleh peristiwa nyata: mogok kerja karyawan pabrik SsangYong Motor tahun 2009. Saat itu, para pekerja bentrok dengan polisi anti-huru hara atas PHK massal. Peristiwa tersebut dikenang sebagai salah satu konfrontasi buruh terbesar di negara itu.

“Drama ini mungkin fiktif, tetapi terasa lebih realistis daripada kenyataan itu sendiri,” tulis Jeong Cheol Sang, seorang penggemar film, dalam ulasannya tentang musim terakhir Squid Game.

“Pekerja rentan, pengangguran usia muda, keluarga yang hancur – ini bukan hanya rentetan plot, tetapi perjuangan yang kita hadapi setiap hari.”

Baca Juga :  Shark: Badai Dendam – Sinopsis Lengkap dan Ulasan Drama Korea

Pesan-pesan gelap itu seolah disingkirkan pada Sabtu malam pekan lalu, saat parade besar merayakan rilis musim terakhir serial blockbuster tersebut. Boneka pembunuh raksasa dan puluhan penjaga tanpa wajah berpakaian olahraga berbaris di pusat Kota Seoul dengan sorak-sorai.

Bagi para pemimpin Korea Selatan, Squid Game telah menjadi simbol keberhasilan K-drama di panggung global. Ini juga merupakan bagian dari serangkaian keberhasilan—bersama dengan grup K-pop BTS serta film peraih Oscar, Parasite—yang ingin dimanfaatkan presiden terpilih Lee Jae Myung dalam ekspor budaya K-culture ke seluruh dunia.

Baca:

  • Squid Game: Enam hal yang diungkap serial Netflix tentang permasalahan nyata di Korea Selatan
  • Kakek di Squid Game menang Golden Globe 2022, ukir sejarah baru
  • Dari ‘candy girl’ ke superhero, evolusi karakter perempuan dalam drama Korea

Ada tanda-tanda bahwa kehebohan Squid Game bahkan bisa melangkah lebih jauh: adegan terakhir acara itu, ketika aktris Cate Blanchett memainkan permainan Korea dengan seorang pria di sebuh lorong Los Angeles, telah memicu rumor akan ada serial tambahan versi Amerika.

Serial ini berakhir dengan “terbuka,” kata Lee Jung-jae, bintang serial itu, kepada BBC.

“Jadi itu menimbulkan banyak pertanyaan bagi penonton. Saya harap orang-orang akan membicarakan pertanyaan-pertanyaan itu, merenungkan pertanyaan-pertanyaan itu, dan mencoba menemukan jawaban.”

Reaksi beragam

Pada musim terakhir serial ini, penonton mengikuti upaya Gi-hun mengalahkan lawan-lawannya dalam aneka permainan anak, yang dikemas sebagai hiburan bagi sekelompok orang super kaya.

Namun, pemberontakannya gagal. Pada akhirnya Gi-hun terpaksa mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan bayi pemain lain — sebuah akhir yang membuat penonton terpecah.

Beberapa orang berpendapat bahwa tindakan Gi-hun tidak sejalan dengan gambaran suram realitas yang telah dikembangkan oleh para pembuat serial — sebuah gambaran yang menangkap elemen-elemen sifat manusia yang kejam.

Baca Juga :  Review Mendalam Album "Parasomnia" dari Dream Theater: Eksplorasi Mimpi dan Musik

“Sikap altruisme berlebihan para karakter mengganggu — hampir sampai pada titik terlihat tidak waras,” demikian bunyi komentar di situs diskusi populer Korea Selatan, Nate Pann.

“Rasanya seperti kebaikan palsu dan performatif, mengutamakan orang asing daripada keluarga sendiri tanpa alasan yang jelas.”

Namun, yang lain mengatakan kematian Gi-hun sejalan dengan komitmen serial ini terhadap kebenaran yang tidak nyaman.

“Ini dengan sempurna menggambarkan kemanusiaan dan pesan dari serial ini,” komentar yang lain di YouTube.

“Meski kita ingin sekali melihat Gi-hun menang, membunuh frontman dan para VIP, serta menghentikan permainan untuk selamanya sebelum bahagia selamanya, itu bukanlah dunia tempat kita hidup dan tentu saja bukan dunia tempat Gi-hun hidup.”

Hwang Dong-hyuk, kreator serial ini, pada Senin mengatakan kepada wartawan bahwa ia memahami ” reaksi yang beragam” terhadap musim terakhir.

“Di musim pertama tidak ada ekspektasi, jadi kejutan dan kesegaran berhasil. Namun pada musim kedua dan ketiga, ekspektasi melambung tinggi, dan itu membuat segalanya berbeda,” kata Hwang pada Senin.

“Para penggemar permainan menginginkan lebih banyak permainan, yang lain menginginkan makna yang lebih mendalam, dan beberapa yang lain tertarik berat dengan tokoh-tokoh. Setiap orang mengharapkan sesuatu yang berbeda.”

Bagi sebagian orang, setidaknya, pilihan terakhir Gi-hun menawarkan refleksi realitas yang penuh harapan: bahwa bahkan di masa kesulitan, kebaikan bisa menang.

“Paradoks itu — kekejaman dan kehangatan yang hidup berdampingan — itulah yang membuat finale begitu menyentuh,” kata Jeong, blogger film. “Menonton Squid Game membuat saya merenungkan diri sendiri. Sebagai seseorang yang bekerja di bidang pendidikan dan konseling, saya bertanya-tanya apakah kebaikan benar-benar bisa mengubah apa pun.”

“Itulah mengapa saya tetap mengikuti cerita ini. Itulah mengapa saya menyebut akhir ini indah.”

Berita Terkait

Azis Gagap Ngaku Sempat Musuhan dengan Andre Taulany! Ada Apa?
Penjelasan Ending 28 Years Later, Cillian Murphy Muncul?
Rayakan 30 Tahun Berkarya, Foo Fighters Kenang Personel Lewat Lagu Baru
8 Potret Nagita Slavina Photobox bareng Trio R, Manis Banget!
Bradley Cooper Jadi Ayah Superman? Kejutan di Film Terbaru!
I Was Made For Loving You: Lirik, Terjemahan Tori Kelly & Ed Sheeran
Jurassic World: Rebirth, Nostalgia Jurassic Park yang Bikin Merinding!
Terungkap! Ayah Biologis Superman Muncul di Film Terbaru James Gunn!

Berita Terkait

Kamis, 3 Juli 2025 - 15:40 WIB

Azis Gagap Ngaku Sempat Musuhan dengan Andre Taulany! Ada Apa?

Kamis, 3 Juli 2025 - 10:04 WIB

Penjelasan Ending 28 Years Later, Cillian Murphy Muncul?

Kamis, 3 Juli 2025 - 09:47 WIB

Squid Game berakhir, warga Korea Selatan kembali pada kenyataan

Kamis, 3 Juli 2025 - 09:11 WIB

Rayakan 30 Tahun Berkarya, Foo Fighters Kenang Personel Lewat Lagu Baru

Kamis, 3 Juli 2025 - 07:28 WIB

8 Potret Nagita Slavina Photobox bareng Trio R, Manis Banget!

Berita Terbaru

entertainment

Azis Gagap Ngaku Sempat Musuhan dengan Andre Taulany! Ada Apa?

Kamis, 3 Jul 2025 - 15:40 WIB

Public Safety And Emergencies

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Bali: 4 Meninggal Dunia

Kamis, 3 Jul 2025 - 15:29 WIB

politics

Hasto Kristiyanto: Sekjen PDIP Dituntut 7 Tahun Penjara!

Kamis, 3 Jul 2025 - 14:40 WIB

Public Safety And Emergencies

“Ayah Ditembak Israel, Kesaksian Pilu Anak Direktur RS Indonesia di Gaza”

Kamis, 3 Jul 2025 - 14:23 WIB