Ragamutama.com JAKARTA. Kinerja keuangan dan operasional PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) pada kuartal I-2025 mengalami penurunan signifikan.
Penurunan ini disebabkan oleh belum optimalnya operasional smelter baru yang baru mulai beroperasi pada akhir Maret 2025.
Laporan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan penjualan bersih AMMN hanya mencapai US$ 2,12 juta pada kuartal I-2025, merosot drastis 99,65% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 601,55 juta.
Ini Alasan Amman Mineral (AMMN) Gelar Buyback Tanpa RUPS
Manajemen menjelaskan bahwa angka penjualan yang rendah disebabkan produksi katoda tembaga baru dimulai akhir Maret. Penjualan bersih yang tercatat hanya merefleksikan harga pasar dari pengiriman konsentrat pada kuartal sebelumnya.
“Kami optimis kinerja keuangan akan membaik seiring beroperasinya smelter,” ungkap Alexander Ramlie, Presiden Direktur AMMN, dalam keterbukaan informasi, Kamis (30/4).
Produksi Terbatas
Meskipun volume material tambang naik 2% YoY, sebagian besar merupakan bijih berkadar rendah, sehingga volume bijih segar justru lebih rendah dibanding kuartal I-2024.
Biaya penambangan per unit tetap terkendali berkat peningkatan volume pengupasan material, meskipun terdapat kenaikan biaya bahan bakar, tenaga kerja, dan jarak angkut akibat inflasi.
Harga Emas Makin Kinclong, Amman Mineral (AMMN) dan UNTR Pertahankan Target Kinerja
Namun, produksi konsentrat turun 55% yoy menjadi 79.741 metrik ton kering. Produksi tembaga menyusut 62% menjadi 37 juta pon, dan produksi emas anjlok 81% menjadi 32.340 ons troi. Penurunan ini telah diprediksi, karena pengolahan pada kuartal I-2025 sebagian besar berasal dari stok lama dan bijih kadar rendah dari fase tambang ke-8.
Produksi katoda tembaga pertama, sebesar 635 ton, dimulai akhir Maret 2025. Namun, smelter masih dalam tahap stabilisasi dan penyempurnaan sebelum beroperasi penuh.
“Untuk mengatasi potensi kendala smelter, kami telah mengajukan izin ke pemerintah untuk menerapkan pendekatan hibrida, yaitu mengekspor katoda tembaga dan konsentrat secara bersamaan,” jelas Alexander.
AMMN Chart by TradingView
Kerugian Sementara
Akibat minimnya penjualan sepanjang kuartal, AMMN mencatat EBITDA negatif US$ 42 juta dan kerugian bersih US$ 138 juta, berbeda dengan laba bersih US$ 131 juta pada kuartal I-2024.
Amman Mineral (AMMN) Raih Kinerja Cemerlang pada 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
Manajemen menganggap kerugian ini bersifat sementara dan telah diantisipasi. Perseroan fokus pada disiplin biaya dan efisiensi operasional untuk menjaga stabilitas finansial selama masa transisi.
“Kami tetap optimistis terhadap prospek masa depan karena penjualan akan dimulai pada kuartal berikutnya,” pungkas Alexander.
Belanja Modal Turun
Pada kuartal I-2025, AMMN merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 360 juta, turun 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (US$ 420 juta).
Dana tersebut dialokasikan untuk proyek-proyek strategis, termasuk pembangunan smelter dan Precious Metals Refinery (PMR) (US$ 68 juta), PLTGU dan fasilitas LNG serta jaringan transmisi (US$ 50 juta), ekspansi pabrik konsentrator (US$ 151 juta), infrastruktur pendukung (US$ 50 juta), dan sustaining capital (US$ 41 juta).