Smartphone China Tanpa Google: Fakta atau Isu?

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 16 Mei 2025 - 14:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Potensi kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan Amerika Serikat kembali menghidupkan kekhawatiran akan eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok. Imbasnya, raksasa ponsel asal Tiongkok seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo dikabarkan tengah serius mempertimbangkan untuk merancang sistem operasi berbasis Android versi mereka sendiri, dengan mengurangi atau bahkan menghilangkan ketergantungan pada layanan Google.

Menurut laporan dari IT Community, desas-desus ini mencuat seiring dengan meningkatnya tarif impor yang diberlakukan pada produk-produk Tiongkok, serta ancaman pembatasan yang lebih ketat terhadap perusahaan teknologi asal Tiongkok. Langkah ini dipandang sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan pembatasan yang lebih luas.

Pada periode kepemimpinannya sebelumnya, Trump telah memberlakukan larangan bagi perusahaan-perusahaan AS untuk bekerja sama dengan Huawei. Konsekuensinya, Huawei kehilangan akses vital ke layanan Google seperti Play Store, Gmail, dan Google Maps. Situasi ini memaksa Huawei untuk berinovasi dan mengembangkan sistem operasi independen mereka sendiri, yang dikenal sebagai HarmonyOS.

Baca Juga :  Cara Mengganti Nada Dering WhatsApp Berbeda-beda Tiap Kontak

Kini, spekulasi berkembang bahwa produsen smartphone terkemuka Tiongkok lainnya, termasuk Xiaomi, Oppo, Vivo, dan bahkan OnePlus, mulai mengambil langkah antisipatif terhadap kemungkinan pembatasan serupa di masa depan. Informasi yang beredar dari Xiaomitime mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan ini aktif menjajaki kemungkinan pengembangan sistem operasi Android alternatif yang sepenuhnya mandiri dan tidak bergantung pada ekosistem layanan Google.

Sebagaimana dilaporkan oleh Hardware Zone, Xiaomi dikabarkan akan memanfaatkan HyperOS 3 sebagai landasan utama dalam proses transisi ini. Meskipun demikian, belum ada kejelasan mengenai apakah kolaborasi antarprodusen ini akan terjalin secara formal, serta sejauh mana peran Huawei sebagai pionir dalam pengembangan sistem operasi di luar Google akan memberikan pengaruh.

Sementara Huawei telah mengambil langkah yang lebih signifikan dengan meluncurkan HarmonyOS NEXT – sebuah iterasi terbaru dari sistem operasi mereka yang sepenuhnya terpisah dari ekosistem Android dan tidak lagi mendukung aplikasi APK – masih belum ada konfirmasi resmi apakah Xiaomi, Oppo, atau Vivo akan mengikuti jejak yang sama. Walaupun demikian, solusi-solusi inovatif seperti Ark Compiler dan Petal Maps yang dikembangkan oleh Huawei berpotensi menjadi sumber inspirasi yang berharga.

Baca Juga :  Nvidia Akui GeForce RTX 5090 dan 5070 Ti Bermasalah

Saat ini, Xiaomi, Oppo, dan Vivo masih kokoh berada di antara lima besar produsen smartphone global. Kehilangan akses ke layanan Google dapat menjadi sebuah risiko serius, terutama di luar pasar Tiongkok, mengingat basis pengguna yang signifikan di Asia Tenggara, Eropa, dan India sangat bergantung pada ekosistem Google yang telah mapan.

Meskipun informasi ini masih sebatas spekulasi, pengembangan sistem operasi alternatif dapat dilihat sebagai langkah strategis yang bijaksana untuk mengantisipasi potensi embargo teknologi dari Amerika Serikat. Di sisi lain, kemajuan dalam teknologi AI dan kolaborasi yang berkelanjutan dengan penyedia chipset seperti Qualcomm tetap menjadi faktor penting yang menjaga ketergantungan yang kuat terhadap Google.

Pilihan Editor: Google Pixel 9a Rilis 19 Maret 2025, Intip Spesifikasinya

Berita Terkait

MediaTek Dimensity 9400e: Chipset Andalan dengan Performa Tinggi Berbasis Arm Cortex-X4
Apple: Kendali iPhone Lewat Pikiran, Segera Jadi Kenyataan?
Jadwal Lengkap Samsat Keliling Bali Jumat, 16 Mei 2024: Lokasi dan Rute
ASUS Vivobook S14 Terbaru: Performa Ganda Intel, Snapdragon, dan AMD
Huawei Perkuat Produksi Chipset di Pabrik Shenzhen
Equinix Luncurkan Pusat Data AI Terbesar di Jakarta: Investasi Rp 1,2 Triliun
Biometrik: Pengertian Lengkap, Fungsi Penting, Jenis-Jenis, dan Cara Kerjanya
Adu Spesifikasi dan Harga: Xiaomi Redmi Note 14 Pro Plus 5G vs Xiaomi 14T, Mana Lebih Unggul?

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 14:47 WIB

Smartphone China Tanpa Google: Fakta atau Isu?

Jumat, 16 Mei 2025 - 10:55 WIB

MediaTek Dimensity 9400e: Chipset Andalan dengan Performa Tinggi Berbasis Arm Cortex-X4

Jumat, 16 Mei 2025 - 07:47 WIB

Apple: Kendali iPhone Lewat Pikiran, Segera Jadi Kenyataan?

Jumat, 16 Mei 2025 - 07:19 WIB

Jadwal Lengkap Samsat Keliling Bali Jumat, 16 Mei 2024: Lokasi dan Rute

Jumat, 16 Mei 2025 - 07:11 WIB

ASUS Vivobook S14 Terbaru: Performa Ganda Intel, Snapdragon, dan AMD

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Tragedi Ledakan Amunisi di Indonesia: Sejarah dan Dampaknya

Jumat, 16 Mei 2025 - 18:07 WIB

finance

ADRO: Buyback Saham Jumbo, Sinyal Positif Bagi Investor?

Jumat, 16 Mei 2025 - 17:59 WIB

Family And Relationships

Kisah Cinta Cellos: Dulu Ditolak, Kini Resmi Jadi Suami Istri

Jumat, 16 Mei 2025 - 17:43 WIB

Uncategorized

Panduan Lengkap: Memahami dan Keluar dari Recovery Mode Android

Jumat, 16 Mei 2025 - 17:32 WIB