Situs Nuklir Iran: Klaim AS Dibantah Ahli, Fakta Terungkap!

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 25 Juni 2025 - 22:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Serangan Besar AS Guncang Fasilitas Nuklir Iran, Washington Klaim Kehancuran Total Namun Dibantah Pakar dan Teheran

Jakarta – Minggu dini hari, 22 Juni 2025, langit Iran dipecah oleh gemuruh memekakkan telinga dari sebuah operasi militer Amerika Serikat yang ambisius, dijuluki “Operation Midnight Hammer“. Tujuh pembom siluman B-2 Spirit milik AS meluncurkan serangan dahsyat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran terpenting. Meski Washington segera mengklaim keberhasilan besar, analisis independen dari para ahli dan tanggapan dari Teheran justru menyajikan narasi yang jauh berbeda.

Dalam misi presisi tersebut, pesawat-pesawat B-2 Spirit—yang dikenal beroperasi pada kecepatan subsonik tinggi, dengan kecepatan maksimum mendekati Mach 0,95 atau sekitar 1.010 km/jam, didukung oleh empat mesin turbofan General Electric F118-GE-100—menjatuhkan bom bunker-buster seberat 30.000 pon yang disebut Massive Ordnance Penetrators (MOP). Sebanyak 12 bom MOP menghantam fasilitas pengayaan uranium yang terkubur dalam di Fordow, salah satu situs utama dalam program nuklir Iran. Sementara itu, dua bom lainnya menyasar fasilitas sentrifugal bawah tanah di Natanz, situs pengayaan kunci lainnya.

Secara serentak, sebuah kapal selam AS meluncurkan lebih dari dua lusin rudal jelajah, menghancurkan bangunan dan pintu masuk terowongan di situs nuklir ketiga di Isfahan. Citra satelit yang dirilis Maxar Technologies pasca-serangan menunjukkan tingkat kerusakan yang signifikan: Fordow dipenuhi lubang-lubang menganga dan puing abu-abu, sementara bangunan di Isfahan terlihat porak-poranda.

Klaim Kemenangan AS: Ambisi Nuklir Iran Hancur

Pemerintahan Amerika Serikat dengan cepat mengumumkan kemenangan. Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dalam jumpa pers di Pentagon pada Minggu, dengan tegas menyatakan, “Ambisi nuklir Iran telah hancur.” Ia memuji operasi tersebut, menyebutnya “berani dan brilian” sesuai rancangan Presiden Trump, seperti dikutip dari laman NPR.

Presiden Donald Trump sendiri, melalui akun Truth Social miliknya, menggemakan klaim keberhasilan tersebut. “Muatan penuh bom dijatuhkan di situs utama Fordow,” tulis Trump, seperti dilansir Euro News. Ia melanjutkan dengan nada euforia pada Senin pagi, 23 Juni 2025, “Kerusakan monumental terjadi di semua lokasi nuklir di Iran, seperti yang ditunjukkan oleh citra satelit. Kehancuran adalah istilah yang akurat!”

Baca Juga :  100 Hari Prabowo: DPR Legalkan Bagi-bagi Tambang, Kampus hingga UKM Kebagian Jatah

Senada, Jenderal Dan Caine, Ketua Kepala Staf Gabungan AS, dalam konferensi pers di Pentagon pada Ahad, mendukung narasi tersebut. “Kerusakan akibat perang terakhir akan memakan waktu (untuk dipastikan), tetapi penilaian awal kerusakan akibat pertempuran menunjukkan bahwa ketiga lokasi mengalami kerusakan dan kehancuran yang sangat parah,” ujarnya.

Analisis Pakar: Kerusakan Tidak Signifikan

Namun, di balik klaim kemenangan Washington, para ahli independen yang cermat mengamati citra satelit komersial dari Maxar Technologies justru mengeluarkan peringatan. Mereka menilai program nuklir Iran masih jauh dari kehancuran, menantang narasi resmi AS.

Jeffrey Lewis, seorang pakar nuklir terkemuka dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, AS, mengungkapkan keraguan seriusnya. Berbicara kepada NPR pada Ahad, 22 Juni 2025, Lewis menegaskan bahwa serangan itu gagal menyasar komponen krusial dari program Iran. “Ada beberapa hal yang sangat penting yang belum terkena dampak,” ujarnya. “Jika berakhir sampai di sini saja, ini adalah serangan yang benar-benar tidak lengkap.”

Kekhawatiran Lewis semakin dalam terkait stok uranium yang telah diperkaya tinggi milik Iran, yang tampaknya tidak terdampak. “Saat ini Iran masih memiliki bahan itu dan kita masih belum tahu di mana keberadaannya,” tambahnya. Temuan ini diperkuat oleh David Albright, Presiden Institute for Science and International Security, yang telah lama memantau aktivitas nuklir Iran. Albright mencatat adanya aktivitas mencurigakan pada Kamis, 19 Juni 2025—hanya tiga hari sebelum serangan AS—di Fordow dan Isfahan. Citra satelit menunjukkan truk-truk di dekat pintu masuk fasilitas bawah tanah yang biasa digunakan untuk menyimpan uranium.

“Apa isi truk-truk itu masih misteri, tapi dugaan kuatnya adalah uranium,” terang Albright kepada The Free Press pada Senin, 23 Juni 2025. “Uranium yang diperkaya di Fordow kemungkinan besar sudah habis sebelum serangan.” Spekulasi bahwa Iran mengantisipasi serangan dan memindahkan materialnya semakin diperkuat oleh laporan IAEA. Badan Energi Atom Internasional itu mengonfirmasi tidak ada peningkatan radiasi di ketiga situs pasca-serangan, sebuah indikasi kuat bahwa material nuklir kritis mungkin tidak berada di lokasi saat serangan terjadi.

Baca Juga :  Jenderal Soeharto: Layakkah Jadi Pahlawan Nasional Tahun Ini?

Teheran: Hanya Kerusakan di Permukaan dan Sudah Dievakuasi

Di Iran, narasi resmi juga secara konsisten meremehkan dampak dari serangan AS. Manan Raeisi, anggota parlemen dari Qom—provinsi tempat Fordow berada—dengan tegas menyatakan bahwa pemeriksaan awal tidak menemukan radiasi nuklir. “Berdasarkan informasi yang telah diverifikasi, saya dapat mengatakan bahwa bertentangan dengan klaim palsu Presiden Amerika, fasilitas Fordow tidak mengalami kerusakan yang signifikan. Sebagian besar dampaknya hanya di permukaan dan mudah diperbaiki,” ujarnya, seperti dikutip Al Mayadeen pada Senin, 23 Juni 2025.

Raeisi bahkan menyebut pernyataan Trump berlebihan dan mengejeknya. “Klaim yang dibuat-buat Trump tentang kehancuran Fordow hanya menyoroti betapa tidak efektifnya serangan itu, begitu dangkalnya sehingga tidak ada satu pun martir yang dilaporkan di lokasi itu,” katanya.

Pernyataan ini selaras dengan laporan dari IRNA, kantor berita resmi Iran, yang menyebutkan bahwa warga sekitar Fordow tidak merasakan ledakan besar dan kondisi di area itu “sepenuhnya normal”. Markas Manajemen Krisis di Provinsi Qom juga menegaskan tidak ada bahaya bagi penduduk setempat. Yang lebih mengejutkan, Mahdi Mohammadi, penasihat ketua parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, mengklaim bahwa Iran telah memindahkan infrastruktur nuklir dari Fordow jauh sebelum serangan Amerika Serikat. “Situs ini telah lama dievakuasi dan tidak mengalami kerusakan permanen,” tulisnya di media sosial, mengutip laporan Al Jazeera.

Perbedaan tajam antara klaim kehancuran total dari Washington dan bantahan keras dari para ahli independen serta Teheran sendiri, menyisakan pertanyaan besar tentang efektivitas sesungguhnya dari “Operation Midnight Hammer” dan masa depan program nuklir Iran.

Iwan Kurniawan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Lebih Dekat Ihwal Penampakan Situs Nuklir Iran Fordow yang Diserang AS

Berita Terkait

Airlangga Pantau Ketat Harga Minyak Dunia, Waspadai Dampaknya
Evakuasi WNI Iran: 48 Pulang, 37 Lainnya di Baku
Serangan AS ke Fordow, Fakta Terbaru Situs Nuklir Iran Terungkap!
Putin Pasang Badan, Bantu Iran Hadapi Israel? Ini Strateginya!
Nuklir Iran Bikin Pusing, Intel AS Mengaku Kalah, Israel Ngeyel Menang!
Trump Geram: Situs Nuklir Iran Aman? Bantah Laporan CNN!
Israel Klaim Menang, Intelijen AS Justru Ungkap Fakta Berbeda?
Pemerintah Targetkan Koperasi Desa Merah Putih Bisa Ciptakan 2 Juta Lapangan Kerja

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 01:43 WIB

Airlangga Pantau Ketat Harga Minyak Dunia, Waspadai Dampaknya

Kamis, 26 Juni 2025 - 00:58 WIB

Evakuasi WNI Iran: 48 Pulang, 37 Lainnya di Baku

Rabu, 25 Juni 2025 - 22:43 WIB

Situs Nuklir Iran: Klaim AS Dibantah Ahli, Fakta Terungkap!

Rabu, 25 Juni 2025 - 20:08 WIB

Serangan AS ke Fordow, Fakta Terbaru Situs Nuklir Iran Terungkap!

Rabu, 25 Juni 2025 - 18:53 WIB

Putin Pasang Badan, Bantu Iran Hadapi Israel? Ini Strateginya!

Berita Terbaru

finance

Sosok Margono Djojohadikusumo, Dirut Pertama BNI

Kamis, 26 Jun 2025 - 02:38 WIB

politics

Airlangga Pantau Ketat Harga Minyak Dunia, Waspadai Dampaknya

Kamis, 26 Jun 2025 - 01:43 WIB

politics

Evakuasi WNI Iran: 48 Pulang, 37 Lainnya di Baku

Kamis, 26 Jun 2025 - 00:58 WIB