Singapura Kuasai Pasar: Pemasok BBM Terbesar Indonesia Selama 2017-2022

Avatar photo

- Penulis

Senin, 12 Mei 2025 - 12:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com –, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan rencana strategis pemerintah untuk mengakhiri impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura. Langkah ini diambil mengingat fakta bahwa lebih dari separuh, tepatnya sekitar 54 persen dari total impor BBM Indonesia, saat ini berasal dari negara kota tersebut.

“Singapura, meskipun bukan merupakan negara produsen minyak, menjadi sumber utama impor BBM kita,” ungkap Bahlil dalam sebuah diskusi bertajuk “Arah Kebijakan Geostrategi dan Geopolitik Indonesia” yang diselenggarakan oleh DPP Partai Golkar di Jakarta, pada Kamis, 8 Mei 2025.

Bahlil menambahkan bahwa sekitar 34 persen dari total produksi BBM Singapura diekspor ke Indonesia, meskipun negara tersebut tidak memiliki sumber daya minyak yang signifikan. Ia menyoroti hal ini sebagai sebuah kerentanan dalam strategi energi nasional Indonesia. “Harga BBM yang kita beli dari Singapura setara dengan harga dari Timur Tengah. Ini bukan kondisi yang ideal. Oleh karena itu, saya memutuskan bahwa dalam enam bulan mendatang, Indonesia harus menghentikan impor BBM dari Singapura,” tegasnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Singapura telah menjadi pemasok BBM utama bagi Indonesia dalam rentang waktu 2017 hingga 2022. Volume impor mencapai puncaknya pada tahun 2018, dengan total 17.850,8 ribu ton. Selanjutnya, volume impor mengalami penurunan, terutama selama pandemi COVID-19 pada tahun 2020, dengan angka tercatat sebesar 10.466,5 ribu ton.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Melesat Rp 17.000, Tembus Rp 1.708.000 per Gram

Meskipun tren menunjukkan penurunan dibandingkan dengan awal periode tersebut, volume impor dari Singapura pada tahun 2022 masih tergolong tinggi, yaitu sebesar 10.946,7 ribu ton. Data ini menggarisbawahi tingkat ketergantungan Indonesia yang signifikan terhadap pasokan BBM dari Singapura, sekaligus mencerminkan posisi dominan Singapura sebagai pusat perdagangan energi di kawasan Asia Tenggara.

Data impor BBM berdasarkan negara asal untuk periode 2023 hingga 2025 belum dirilis oleh BPS. Namun, terkait kondisi impor BBM pada tahun 2023, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya telah mengungkapkan adanya ketidakseimbangan yang mencolok antara produksi dan impor minyak Indonesia sepanjang tahun tersebut. Ia menjelaskan bahwa produksi minyak nasional hanya mencapai 221 juta barel, sementara impor mencapai 297 juta barel, yang terdiri dari 129 juta barel minyak mentah dan 168 juta barel BBM.

Dengan angka-angka tersebut, konsumsi BBM nasional pada tahun 2022 tercatat sekitar 505 juta barel. Rinciannya: sektor transportasi menyerap 248 juta barel (49 persen), industri 171 juta barel (34 persen), ketenagalistrikan 38,5 juta barel (8 persen), dan aviasi 28,5 juta barel (6 persen). “Akibatnya, impor minyak telah menghabiskan devisa negara hingga mencapai Rp 396 triliun,” kata Bahlil, seperti yang dikutip dari keterangan tertulis.

Baca Juga :  Net TV: Penyebab Penurunan Pendapatan Iklan Terungkap!

Untuk menekan angka impor, Bahlil menyatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan tiga strategi utama. Pertama, adalah optimalisasi produksi melalui penerapan teknologi canggih, seperti yang telah dilakukan di ladang Banyu Urip. Di sana, produksi yang awalnya hanya berkisar antara 90–100 ribu barel per hari (BOPD), berhasil ditingkatkan menjadi 140–160 ribu BOPD berkat teknologi dari ExxonMobil.

Strategi kedua adalah reaktivasi sumur-sumur idle atau tidak aktif. Dari total 44.985 sumur yang ada di Indonesia, terdapat 16.990 sumur yang saat ini tidak beroperasi. Akan tetapi, tidak semua sumur ini layak untuk diaktifkan kembali karena adanya kendala teknis, pertimbangan ekonomi, atau faktor keselamatan.

Ketiga, pemerintah akan mendorong eksplorasi migas secara intensif di wilayah timur Indonesia, yang diyakini memiliki potensi cadangan baru yang signifikan. Bahlil menyebutkan bahwa wilayah-wilayah yang menjadi fokus utama antara lain Seram, Buton, Laut Aru-Arafura, Warim, dan Timor. “Pemerintah akan mempercepat pengembangan blok-blok ini melalui skema kerja sama dan pemberian insentif yang menarik,” jelasnya.

Riri Rahayu turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Target Swasembada Energi Prabowo Sulit Tercapai. Mengapa?

Berita Terkait

SCBD Geger! Harga Tanah Tomy Winata Sentuh Rp 300 Juta/Meter
Harga BBM Non Subsidi Pertamina Naik! Berlaku 1 Juli 2025
Energi Terbarukan: Kunci Dongkrak Ekonomi Indonesia 8% per Tahun?
Pemutihan Pajak Jakarta 2025: Cara Bayar Mudah, Deadline 31 Agustus!
Portofolio Juli 2025: Strategi Jitu Hadapi Dinamika Global!
BBRI Anjlok! Analis Ungkap Penyebab & Peluang Investasi?
CUAN Stock Split 1:10 Disetujui! Peluang Investasi Makin Terbuka?
Dolar AS Ditinggalkan? Bank Sentral Cari Safe Haven Baru!

Berita Terkait

Selasa, 1 Juli 2025 - 01:47 WIB

SCBD Geger! Harga Tanah Tomy Winata Sentuh Rp 300 Juta/Meter

Selasa, 1 Juli 2025 - 00:58 WIB

Harga BBM Non Subsidi Pertamina Naik! Berlaku 1 Juli 2025

Selasa, 1 Juli 2025 - 00:52 WIB

Energi Terbarukan: Kunci Dongkrak Ekonomi Indonesia 8% per Tahun?

Senin, 30 Juni 2025 - 22:29 WIB

Pemutihan Pajak Jakarta 2025: Cara Bayar Mudah, Deadline 31 Agustus!

Senin, 30 Juni 2025 - 21:46 WIB

Portofolio Juli 2025: Strategi Jitu Hadapi Dinamika Global!

Berita Terbaru

politics

Bonus Persib Rp1 Miliar? Umuh Muchtar Curigai Sekda Jabar

Selasa, 1 Jul 2025 - 04:05 WIB

technology

Restart HP Seminggu Berapa Kali? Ini Jawabannya!

Selasa, 1 Jul 2025 - 03:47 WIB

travel

Libur Sekolah di Bali? Ini Dia Tempat Wisata Hits!

Selasa, 1 Jul 2025 - 03:11 WIB

technology

POCO X7 Pro 5G vs POCO F7: Spek & Harga, Pilih Mana?

Selasa, 1 Jul 2025 - 02:35 WIB