RAGAMUTAMA.COM – Teka-teki calon direktur teknik timnas Indonesia mengarah ke nama legenda Ajax Amsterdam asal Belanda berdarah Indonesia, Simon Tahamata.
Misteri direktur teknik untuk timnas Indonesia belum juga terungkap.
Namun aktivitas media sosial instagram terpantau jabatan tersebut mengarah ke satu sosok legenda Ajax Amsterdam asal Belanda berusia 68 tahun, Simon Tahamata.
Pada Sabtu (1/2/2025), akun instagram pribadi Simon Tahamata terpantau mengikuti timnas Indonesia, PSSI dan Erick Thohir.
Hal ini pun menimbulkan spekulasi publik bahwa calon direktur teknik timnas Indonesia adalah Simon Tahamata.
Simon Tahamata merupakan pelatih asal Belanda yang memiliki keturunan Indonesia.
Sebagai pemain, Simon adalah pemain berposisi winger kiri yang banyak menghabiskan masa aktifnya di Ajax Amsterdam pada era 70-an hingga 80-an.
Sebagai pelatih, Simon Tahamata juga pernah melatih tim muda Ajax Amsterdam.
Bahkan jabatan terakhir pelatih 68 tahun itu adalah Pelatih Teknik di Ajax Youth (2014-2024).
Simon Tahamata memang lebih fokus ke pembinaan pemain muda dibuktikan dengan CV-nya yang selain memimpin tim muda Ajax ia juga memimpin sejumlah klub seperti Standard Liege Junior, Al-Ahli Youth dan Germ. Beerschot.
Belum ada konfirmasi lebih lanjut dari PSSI maupun pihak-pihak terkait soal rumor ini.
Ketum PSSI, Erick Thohir sendiri telah memberi pernyataan bahwa Dirtek Timnas Indonesia akan diumumkan pada akhir Februari 2025.
Namun Erick mengaku masih kesulitan mencari sosok yang tepat.
“Mencari figur dirtek yang tepat tidak mudah karena memang kan di Indonesia sendiri sudah ada beberapa figur pelatih yang juga punya trek rekor dan hasil yang bagus,” ujar Erick Thohir di Jakarta pada Minggu (19/1/2025).
“Jadi kita masih cari figur yang benar-benar bisa dihormati dan juga mengerti bagaimana rencana sepak bola Indonesia ke depan.”
“Yang sulit juga kita mau kan Dirtek yang mau full time tinggal di Indonesia.”
“Kita sempat ada tiga nama, bulan yang lalu saya sudah yakini tapi ya kita berubah lagi tapi mudah-mudahan akhir Februari ini bisalah diumumkan,” tambahnya.
Yang jelas, Dirtek Timnas Indonesia diminta untuk menetap di Indonesia agar bisa memantau pemain ke daerah-daerah.
“Dirtek harus bisa bertukar pikiran dengan pelatih senior pelatih U-23, U-20, U-17,” kata Erick.
“Dia juga bisa mulai turun ke daerah menyampaikan filosofi sepak bola Indonesia seperti apa ke depan, memang kita sudah ada formulanya sebelumnya tapi kan kembali sepak bola berkembang.”
“Kita harus yakini memang negara yang punya filosofi sepak bola itu yang akan konsisten untuk bisa punya hasil yang baik secara kontinyu.”
“Jadi bukan karena sebuah generasi emas lalu punya prestasi yang bagus tetapi habis itu terputus.”
“Nah ini bagaimana Indonesia juga bisa terus konsisten melahirkan generasi yang baik dan hasil yang baik ya ini memang perlu kerjasama semua tak mudah tapi ya kita coba,” lanjutnya.
