SIDO Anjlok, Analis Ungkap Penyebab dan Rekomendasi Saham

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 8 Juni 2025 - 14:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saham SIDO Anjlok ke Harga Terendah dalam Setahun: Mengapa Investor Khawatir Meski Fundamental Tetap Solid?

Ragamutama.com, JAKARTA – Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) baru-baru ini mencatat pelemahan signifikan, tergelincir ke titik terendah dalam satu tahun terakhir. Pada perdagangan Kamis (5/6), harga *saham SIDO* ditutup pada level Rp 515 per *saham*, menandai pelemahan drastis sebesar 31,79% dalam kurun waktu setahun.

Tren penurunan *harga saham SIDO* ini, menurut analis Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, bukan semata-mata disebabkan oleh efek teknikal pembagian dividen. Ekky menggarisbawahi bahwa tekanan harga lebih banyak dipengaruhi oleh kekhawatiran *investor* terhadap prospek fundamental jangka panjang perusahaan. “Tren penurunan *saham SIDO* sejatinya sudah terjadi cukup lama, bahkan sebelum pembagian dividen,” ujarnya kepada Kontan pada tanggal 5 Juni.

Ekky menjelaskan bahwa sebagian *investor* kemungkinan telah melakukan aksi jual karena persepsi melambatnya prospek pertumbuhan *SIDO*. Namun, ia juga menilai bahwa *penurunan harga saham SIDO* dalam beberapa bulan terakhir cenderung merupakan bentuk *overreaction*, terutama jika melihat fundamental perusahaan yang sebenarnya masih sangat solid.

Baca Juga :  Harga Buyback Emas Antam Melonjak: Naik 8,91% di Maret 2025

Secara valuasi, *saham SIDO* saat ini diperdagangkan dengan Price to Earnings Ratio (PER) 13,07 dan Price to Book Value (PBV) 4,39. Angka ini masih tergolong wajar bila dibandingkan rata-rata industri *farmasi* yang tercatat pada PER 17,77 dan PBV 2,83. Lebih lanjut, Ekky menegaskan bahwa *PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk* tetap menunjukkan kinerja keuangan yang sehat dengan Return on Equity (ROE) sebesar 25,12% dan Net Profit Margin (NPM) mencapai 29,52%.

Jika dibandingkan dengan emiten *farmasi* lain seperti PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), atau PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), *kinerja SIDO* dinilai Ekky lebih stabil. Kendati demikian, karakter *saham SIDO* yang defensif dan reputasinya sebagai *saham dividen tinggi* justru membuat ekspektasi pasar terhadapnya cenderung sangat tinggi. Fenomena ini diperparah oleh tren pasar saat ini, di mana beberapa emiten *farmasi* lain mulai menunjukkan pemulihan *harga saham* berkat sentimen pascapandemi atau perbaikan operasional. Ekky menambahkan, “Hal ini menandakan bahwa *investor* sedang melakukan rotasi portofolio ke saham-saham *growth* yang memiliki valuasi lebih menarik atau potensi *rebound* lebih cepat.”

Baca Juga :  Harga Petrindo (CUAN) Melonjak Usai Komisaris & Direksi Kompak Borong Saham

Dalam pandangan Ekky, *saham dividen tinggi* seperti *SIDO* memang lebih rentan ditinggalkan ketika pasar sedang bergairah dan lebih menyukai sektor dengan potensi *upside* yang besar, seperti perbankan dan energi. Namun, bagi *investor* dengan pendekatan *defensive yield play*, *SIDO* tetap menarik untuk strategi *investasi saham* jangka menengah hingga panjang. Mengenai *prospek SIDO* untuk 12 bulan ke depan, Ekky mengindikasikan outlook yang moderat. Potensi pertumbuhan *PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk* bisa datang dari peluncuran produk baru, ekspansi ekspor, dan pemulihan daya beli masyarakat. Meski begitu, belum ada katalis besar yang diperkirakan dapat mengubah arah tren *harga saham SIDO* secara signifikan dalam waktu dekat.

Ekky menyimpulkan analisisnya dengan memberikan rating *neutral* untuk *saham SIDO*, dengan estimasi *fair value* di kisaran Rp 550 hingga Rp 600 per *saham*. “Dari harga saat ini yang berada di sekitar Rp 500,” katanya, “masih ada ruang *rebound*, tapi disarankan menunggu sinyal stabilisasi sebelum melakukan akumulasi.”

Berita Terkait

BSI Buka Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis, Ketua MUI
UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!
Pertumbuhan Ekonomi Dipertanyakan, Indef Minta Pemerintah Buka Data!
Airlangga Klaim: Ekonomi RI Tertinggi di ASEAN, Benarkah?
Konsumsi Rumah Tangga Naik 4,97%! BPS Ungkap Pemicunya.
Paylater Menggila: Utang Warga RI Sentuh Rp 22,99 Triliun!
Komisaris Jakpro Baru: Ada Jubir Anies Hingga Eks Kepala Bapenda!
Emas Antam Hari Ini: Harga Stabil di Rp 1.948.000, Peluang?

Berita Terkait

Senin, 11 Agustus 2025 - 23:20 WIB

BSI Buka Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis, Ketua MUI

Senin, 11 Agustus 2025 - 15:38 WIB

UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!

Rabu, 6 Agustus 2025 - 21:33 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Dipertanyakan, Indef Minta Pemerintah Buka Data!

Selasa, 5 Agustus 2025 - 20:21 WIB

Airlangga Klaim: Ekonomi RI Tertinggi di ASEAN, Benarkah?

Selasa, 5 Agustus 2025 - 18:56 WIB

Konsumsi Rumah Tangga Naik 4,97%! BPS Ungkap Pemicunya.

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Syarat Jadi Damkar Jakarta: Ini yang Wajib Kamu Tahu!

Selasa, 12 Agu 2025 - 08:20 WIB

sports

Eks AC Milan Merapat ke Inter: Reuni Italia dengan Audero!

Selasa, 12 Agu 2025 - 08:06 WIB