Kemenangan Shabrina Leanor sebagai juara Indonesian Idol 2025 menjadi berita utama pada Selasa (20/5), menarik perhatian publik.
Sementara itu, kekecewaan Anggy Umbara terhadap proses sensor film Gundik oleh LSF juga menjadi sorotan media.
Berikut lima berita populer yang dirangkum kumparan pada Selasa tersebut.
1. Shabrina Leanor Raih Gelar Juara Indonesian Idol 2025, Dedikasi untuk Sang Nenek
Shabrina Leanor dinobatkan sebagai juara Indonesian Idol XIII dalam Result and Reunion Show pada Selasa dini hari (20/5).
Shabrina mempersembahkan kemenangannya untuk mendiang neneknya, yang ia panggil “Ibu”.
“Dari awal audisi hingga karantina, Ibu masih bersamaku. Namun, selama perjalanan ini, Ibu dipanggil Yang Maha Kuasa,” ujar Shabrina, berlinang air mata di Studio RCTI+, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Shabrina Leanor: Kemenangan Bukan Karena Kemampuan
Shabrina merasa kemenangannya bukan karena bakat atau kualitas vokal, melainkan berkat doa sang nenek.
“Semua berkat doa beliau, yang selalu percaya padaku. Beliau yakin pasti ada waktunya untukku,” tambahnya.
2. Rayen Pono Berpesan kepada Ahmad Dhani: Buktikan Jika Tak Bersalah
Rayen Pono meminta Ahmad Dhani untuk kooperatif jika dipanggil polisi terkait laporan yang telah diajukan.
Rayen melaporkan Dhani karena diduga menyebutnya sebagai ‘Rayen Porno’ dalam debat publik tentang hak cipta.
“Jika ada panggilan, jangan berlindung. Kalau merasa tak bersalah, buktikan,” tegas Rayen Pono di Polda Metro Jaya, Senin (19/5).
Rayen menjelaskan dua alasan pelaporan: merespons pernyataan Dhani yang menantang untuk melapor, dan sifatnya yang ‘radikal’.
Rayen juga melaporkan Dhani ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI. MKD meminta Dhani meminta maaf, dan Dhani telah menyampaikan permohonan maaf, mengaku khilaf dan terjadi kesalahan ucapan.
“Saya meminta maaf kepada pelapor. Itu slip of the tongue,” kata Dhani di DPR RI, Jakarta, Rabu (7/5).
3. Rayen Pono: Permintaan Maaf Tak Relevan, Dhani Harus Penuhi Panggilan Polisi
Polda Metro Jaya masih menyelidiki laporan Rayen Pono terhadap Ahmad Dhani terkait dugaan penghinaan.
Rayen menyatakan akan melanjutkan proses hukum dan yakin Dhani tak akan melakukan mediasi.
“Saya yakin Dhani tidak akan bermediasi,” kata Rayen di Polda Metro Jaya, Senin (19/5).
Rayen yakin Dhani akan menghadapi proses hukum.
“Saya yakin dia cukup berani untuk menghadapi proses ini,” ujar Rayen.
Meskipun Dhani telah meminta maaf, Rayen merasa permintaan maaf tersebut tidak ditujukan secara pribadi kepadanya.
4. LSF Angkat Bicara Menanggapi Kritik Anggy Umbara Terkait Sensor Film Gundik
Lembaga Sensor Film (LSF) menanggapi kritik sutradara Anggy Umbara terkait film Gundik.
Anggy mengeluhkan birokrasi LSF dan proses revisi yang berlarut-larut, menghambat distribusi film.
Ketua LSF, Naswardi, menjelaskan bahwa proses pendaftaran sensor memiliki SOP yang harus selesai dalam tiga hari kerja.
“Biasanya selesai dalam 24 jam. Jika didaftarkan pagi, tanda LSF bisa terbit siang hari,” kata Naswardi kepada kumparan, Senin (19/5).
Film Gundik awalnya diklasifikasikan 21+, namun Anggy meminta diturunkan menjadi 17+. Setelah peninjauan ulang, beberapa adegan dinilai tak sesuai untuk klasifikasi 17+, termasuk adegan Nyai (Luna Maya) meminum darah.
5. Anggy Umbara: Frustrasi dengan Penanganan LSF dalam Film Gundik
Anggy Umbara mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap penanganan LSF untuk film Gundik.
Birokrasi dan proses revisi yang panjang menghambat distribusi film.
“Frustrasi, kami mengeluhkan sensor yang belum selesai. Sejak Oktober lalu kami ajukan, revisi sudah dipenuhi, tapi tetap diminta ubah lagi,” kata Anggy Umbara.
Gundik awalnya diajukan untuk usia 21 tahun, dan Umbara Brothers Film melakukan revisi berulang untuk mendapatkan izin tayang usia 17 tahun.
Versi sensor 17 tahun baru lolos pada hari gala premiere, sehingga versi yang ditayangkan masih versi 21+ atau director’s cut, menampilkan adegan ekstrem seperti potong kepala dan minum darah.