Berikut adalah artikel berita yang telah ditingkatkan:
Eskalasi Konflik Israel-Iran: Ratusan Warga Sipil Tewas, Kekhawatiran Konflik Regional Meningkat
Jakarta – Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik kritis seiring dengan meningkatnya korban tewas dan luka-luka akibat eskalasi serangan antara Israel dan Iran. Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, pada Minggu melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Iran telah mencapai 224 jiwa, dengan lebih dari 1.200 orang terluka. Mengejutkannya, sekitar 90 persen dari korban tersebut adalah warga sipil, sebuah fakta yang memicu kekhawatiran global.
Laporan dari *Al Arabiya* menyebutkan, di antara korban tewas terdapat 60 orang yang gugur pada Sabtu, separuhnya adalah anak-anak, dalam serangan Israel yang meratakan sebuah blok apartemen 14 lantai di Teheran, ibu kota Iran. Serangan yang disebut “serangan bedah” oleh Israel ini dibantah keras oleh Iran. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menegaskan bahwa Israel telah menewaskan 70 wanita dan anak-anak dalam tiga serangan terpisah, sementara 10 anak lainnya masih hilang di bawah reruntuhan di Teheran. Baqaei mengecam klaim Israel sebagai propaganda yang tidak benar, menekankan bahwa serangan tersebut jelas menargetkan wilayah permukiman.
Sementara itu, dampak konflik juga terasa di pihak Israel. Sejak dimulainya serangan Israel ke Iran pada Jumat, tercatat sedikitnya 13 orang tewas dan 380 orang terluka di Israel. Situasi ini semakin memanas dengan peluncuran serangan baru oleh kedua belah pihak pada Senin, 16 Juni 2025, yang, menurut *Aljazeera*, telah menewaskan dan melukai lebih banyak warga sipil hingga hari ketiga pada Ahad.
Dalam upaya untuk meminimalisir korban, kedua militer telah mendesak warga sipil di pihak lawan untuk segera mengungsi guna menghindari serangan lebih lanjut. Namun, hal ini tidak menghentikan saling serang yang terjadi. Pada Ahad malam, sebuah rudal Iran menerangi langit di atas kota pelabuhan Israel, Haifa, tak lama setelah angkatan bersenjata Iran mengimbau penduduk Israel untuk meninggalkan daerah tersebut demi keselamatan mereka. Layanan Darurat Nasional Israel melaporkan sedikitnya 15 orang terluka di Haifa akibat proyektil yang mendarat, dengan ledakan terdengar keras saat benturan terjadi. Radio Angkatan Darat Israel juga mengonfirmasi sebuah gedung terkena serangan di bagian timur Tel Aviv.
Di sisi Iran, serangan rudal Israel dilaporkan terjadi di berbagai daerah di Teheran beberapa jam sebelumnya, menyebabkan ledakan dahsyat yang dirasakan di seluruh jantung kota. Laporan menunjukkan rudal menghantam Niavaran dan Tajrish di utara ibu kota, serta di sekitar alun-alun Valiasr dan Hafte Tir di pusat kota. Konflik ini bahkan menargetkan pejabat tinggi, dengan kantor berita semi-resmi *Tasnim* melaporkan bahwa kepala intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mohammad Kazemi, beserta wakilnya, tewas dalam salah satu serangan.
Serangan Israel juga meluas ke kota-kota lain di Iran, termasuk Shiraz dan Isfahan, di mana pangkalan militer Kementerian Pertahanan diserang. Militer Israel mengklaim telah menyerang pesawat pengisian bahan bakar udara di Bandara Mashhad di Iran timur, menggambarkannya sebagai serangan jarak jauh sejak dimulainya operasi militer mereka minggu lalu. Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, lebih lanjut mengungkapkan bahwa Israel juga melancarkan “serangan yang disengaja dan kejam” terhadap salah satu gedung Kementerian Luar Negeri Iran, menambah daftar target sipil dan non-militer.
Meningkatnya jumlah korban warga sipil dan meluasnya wilayah konflik telah memicu kekhawatiran serius akan potensi konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah. Eskalasi ini memperumit upaya diplomatik dan menyeret kawasan ke dalam jurang ketidakpastian yang lebih dalam.
Baca Juga: Iran Bantah Kirim Pesan ke Israel Lewat Siprus