TEL AVIV – Bursa saham Israel mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Minggu (22/6), menyusul serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran. Langkah militer AS ini dinilai investor sebagai prospek positif yang berpotensi menghambat pengembangan senjata nuklir oleh Teheran dalam waktu dekat.
Indeks Tel Aviv 125 ditutup menguat signifikan sebesar 1,8% pada hari itu, melanjutkan tren kenaikan yang telah mencapai hampir 8% sepanjang pekan lalu. Senada, indeks saham unggulan TA-35 juga mencatatkan kenaikan 1,5%. Optimisme pasar ini telah berlangsung dalam lima sesi sebelumnya, bahkan saat Israel sendiri menggempur fasilitas nuklir dan militer Iran secara intensif sebelum serangan mendadak dari AS pada Sabtu.
Ronen Menachem, kepala ekonom pasar di Mizrahi Tefahot, mengungkapkan pandangannya terkait situasi ini. “Penghancuran fasilitas nuklir utama Iran oleh militer AS jelas merupakan perkembangan positif dalam konteks keamanan regional, serta pengurangan kapabilitas militer dan nuklir Iran,” ujar Menachem. Ia menambahkan bahwa ini adalah “titik balik yang signifikan” bagi stabilitas kawasan.
Serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan pusat komando militer Iran telah dimulai oleh Israel sejak 13 Juni. Sebagai respons, Iran membalas dengan rentetan misil ke arah Israel, yang pada Minggu lalu menyebabkan puluhan orang terluka dan sejumlah bangunan hancur di Tel Aviv.
Meski eskalasi konflik regional terus terjadi, pasar domestik Israel justru menunjukkan ketahanan dan optimisme yang luar biasa. Selain reli kuat pada saham, harga obligasi pemerintah juga meningkat, nilai tukar shekel menguat, dan premi risiko Israel cenderung menurun. Harga obligasi pemerintah naik hingga 0,2% pada perdagangan Minggu. Meskipun shekel tidak diperdagangkan pada hari Minggu, nilainya telah menguat dari 3,61 per dolar AS pada 11 Juni menjadi 3,48 pada Jumat pekan lalu, menandai apresiasi sekitar 1% sepanjang bulan ini.
Menachem juga menyoroti potensi jangka menengah hingga panjang yang relevan bagi investor strategis. “Melihat dari perspektif menengah hingga jangka panjang yang relevan bagi investor strategis, kondisi ini bisa menjadi peluang nyata, terutama terkait kemungkinan semakin eratnya poros kerja sama antara Arab Saudi dan Amerika,” tambahnya. Namun, ia turut mengingatkan bahwa sebagian besar ekspektasi positif mungkin telah tercermin dalam lonjakan harga pasar pekan lalu. Meski demikian, Menachem optimis, “Skenario masuk akal dalam respons awal tetap membuka ruang bagi kenaikan lanjutan pada saham, obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah.”