Ragamutama.com – , Jakarta – Festival Bandung Nyuanki di Taman Dewi Sartika Balaikota Bandung menyajikan aneka olahan cuanki dari beberapa peserta yang dihelat pada Sabtu dan Ahad, 19-20 Juli 2025. Sajian berkuah itu ada yang diracik dengan paduan sambal hijau juga disertai bakso isi keju. Harganya seporsi ada yang Rp 18 ribu hingga puluhan ribu rupiah.
Isi semangkuk cuanki utamanya berisi siomai dan tahu isi tapioka goreng lalu dikukus atau direbus, serta bakso. Kondimen alias bahan pelengkapnya seperti ceker, batagor kering, atau dicampur dengan mi instan.
Bumbunya oleh sebagian pedagang cuanki ada yang sudah disatukan pada kuah di dalam kuali bersama tulang sapi. Ada juga pedagang yang memisahkan bumbu dari kuah, diracik di mangkuk seperti bubuk penyedap rasa, minyak, dan taburan seledri, seperti yang dilakukan Rehan Zahra. “Rasa kuahnya berbeda dengan mie bakso,” kata dia kepada Tempo di Bandung, Ahad 20 Juli 2025.
Kuah cuanki yang aslinya bening bisa berwarna dan bertambah rasa dengan tambahan kecap dan sambal. Di kiosnya, menurut Rehan, harga seporsi cuanki Rp 23 ribu hingga Rp 40 ribu, sudah lengkap dengan bakso urat atau bakso isu keju. Ada pula pedagang lain yang menjual Rp 18 ribu per porsi.
Beda lagi dengan harga cuanki keliling pedagang pikulan yang pada bagian atas kotaknya kadang dipajang mi instan rasa ayam bawang. Harga seporsi mulai dari Rp 5 ribu hingga 10 ribu pakai baso atau mi. Paket lengkapnya bisa seharga Rp 15 ribu seperti yang ditawarkan Nana, seorang penjual sekaligus juragan cuanki di sekitar Pasar Kosambi Bandung.
Dia mengaku membuat siomay dan tahu goreng sendiri untuk cuanki yang juga dijajakan sepuluh anak buahnya dengan berjualan keliling. “Kalau beli jadi suka nggak tahan lama kalau dikukus,” kata Nana. Gerobaknya memakai dua kuali yang berisi kuah dan khusus untuk memasak mi. Sebelum disajikan, Nana memeras sepotong jeruk nipis yang menyegarkan kuah cuanki.
Lelaki sepuh itu berjualan cuanki sejak 1973 di sekitar Jalan Palasari Bandung. Walau begitu dia kurang tahu persis tentang riwayat cuanki. “Kalau singkatannya cari uang sambil jalan kaki,” ujarnya. Ungkapan itu merujuk pada pedagang cuanki keliling yang memikul alat jualannya dengan berjalan kaki seperti dirinya dulu.
Cerita Kuliner Lawas Bandung, Warung Nasi Bu Eha Pasar Cihapit Sejak 1974Pilihan Editor: Nama-nama Unik Kuliner Bandung, Tahukah Arti Cuanki dan Colenak?