Iran Diduga Pindahkan Uranium dan Peralatan Penting dari Fasilitas Nuklir Fordow Jelang Serangan AS
Jakarta – Sebuah laporan mengejutkan dari *The New York Times*, yang dilansir oleh *Antara* dan mengutip dua pejabat Israel, mengungkapkan bahwa Iran diduga telah memindahkan sejumlah peralatan vital serta cadangan uranium dari fasilitas nuklir Fordow. Pemindahan strategis ini disinyalir terjadi hanya beberapa hari sebelum Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke sejumlah fasilitas nuklir Iran.
Laporan tersebut semakin diperkuat dengan temuan baru. Pada Senin, 23 Juni 2025, *Sputnik* melaporkan bahwa Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, telah mengonfirmasi penemuan kawah akibat bom bunker di fasilitas nuklir Iran yang berlokasi di Fordow. Kendati demikian, Grossi menyatakan bahwa belum ada pihak, termasuk IAEA, yang dapat menilai secara pasti sejauh mana kerusakan yang terjadi di bawah tanah pada kompleks rahasia tersebut.
*The New York Times* lebih lanjut menyebutkan adanya bukti kuat yang menunjukkan bahwa Iran telah memindahkan sekitar 400 kilogram uranium yang telah diperkaya hingga 60 persen. Tindakan ini ditengarai sebagai respons serius Iran terhadap ancaman berulang dari Presiden AS, Donald Trump, yang kerap menyerukan aksi militer. Informasi mengenai pergerakan uranium ini, yang sangat krusial bagi program nuklir Iran, didapatkan dari dua pejabat intelijen Israel.
Ketegangan di Timur Tengah mencapai puncaknya ketika Amerika Serikat melancarkan serangan terkoordinasi terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran – Natanz, Fordow, dan Isfahan – pada malam 22 Juni. Washington menyatakan bahwa operasi militer tersebut bertujuan untuk menghancurkan atau secara signifikan melemahkan program nuklir Iran. Insiden ini, yang terjadi di tengah gejolak geopolitik, menambah dimensi baru pada krisis yang berkelanjutan di kawasan tersebut. Sebelumnya, situasi genting ini juga telah menarik perhatian pemimpin dunia, di mana Paus Leo XIV sempat mendesak agar perang di Timur Tengah segera diakhiri.