Sebuah tragedi menghantam, Sampdoria harus menerima kenyataan pahit terdegradasi ke Serie C. Ini merupakan kali pertama dalam 78 tahun sejarah klub Blucerchiati tersebut. Musim yang diwarnai pergolakan dan serangkaian pergantian pelatih menjadi latar belakang dari cerita pedih ini.
Sampdoria, klub kebanggaan kota Genoa, hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Juve Stabia dalam laga pamungkas mereka di Serie B yang digelar di stadion Comunale Romeo Menti, Rabu (14/5) dini hari WIB.
Hasil imbang tersebut mengunci posisi mereka di peringkat ke-18 klasemen akhir. Mereka tertinggal satu poin dari Salernitana, yang berhasil mengamankan tiket play-off degradasi berkat kemenangan 2-0 atas Cittadella.
Sampdoria, yang pernah meraih Scudetto pada tahun 1991 dengan skuad bertabur bintang, telah berkutat di kasta kedua sepak bola Italia sejak terdegradasi pada akhir musim 2022/23.
Legenda sepak bola Italia, Andrea Pirlo, sempat ditunjuk sebagai pelatih pada Juni 2023. Namun, ia gagal membawa Sampdoria kembali ke divisi utama setelah kalah dalam babak play-off.
Ironisnya, sebulan sebelum Sampdoria gagal di play-off, Pirlo dipandang sebagai sosok kunci dalam proyek jangka panjang klub. Namun, hanya tiga pertandingan memasuki musim baru, ia dipecat setelah menelan dua kekalahan dan satu hasil imbang.
Andrea Sottil kemudian mengambil alih, mengantarkan kemenangan adu penalti atas Genoa dalam Derby della Lanterna pertama dalam dua tahun terakhir di Coppa Italia. Sayangnya, ia pun harus angkat kaki pada Oktober 2024 setelah hanya mencatatkan empat kemenangan dalam 14 pertandingan, digantikan oleh Leonardo Semplici.
Dengan Sampdoria terjerembap di zona degradasi, kekalahan memalukan 3-0 di kandang sendiri dari Frosinone pada akhir Maret menjadi puncak kekecewaan para penggemar. Kesabaran terhadap Semplici pun habis. Bus tim yang membawa Semplici dan para pemain Sampdoria menjadi sasaran lemparan batu dan suar oleh para pendukung yang marah setelah pertandingan di Stadion Luigi Ferraris.
Semplici akhirnya dibebastugaskan pada April, dan Alberico Evani menjadi pelatih keempat klub musim ini. Ia ditugaskan untuk menyelamatkan tim, yang pernah diperkuat kiper Timnas Indonesia, Emil Audero, dari jurang degradasi Serie B.
“Awalnya tampak menjanjikan bagi Evani dengan kehadiran legenda klub, Attilio Lombardo, sebagai asisten dan ikon Sampdoria lainnya, Roberto Mancini, yang memberikan dukungan dalam kapasitas tidak resmi,” tulis Football Italia.
“Evani memulai dengan kemenangan 1-0 atas sesama tim yang sedang berjuang, Cittadella. Namun, tiga hasil imbang, satu kekalahan, dan hanya satu kemenangan sejak saat itu tidak cukup untuk mempertahankan posisi mereka,” lanjut laporan tersebut.
Usaha keras Evani dan stafnya tidak membuahkan hasil untuk mengangkat Sampdoria dari zona degradasi. Pada akhirnya, klub harus menerima kenyataan pahit terdegradasi ke Serie C untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.
Degradasi ini menjadi pukulan berat bagi para pendukung setia Sampdoria. Dari puncak kejayaan dengan menjuarai Serie A pada tahun 1991, kini Sampdoria harus memulai kembali dari nol.(jpc)