Saham Unilever Indonesia Semakin Tertekan pada Penutupan Bursa Akhir Pekan

- Penulis

Minggu, 9 Februari 2025 - 10:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) terus mengalami tekanan hebat, mencerminkan tantangan besar yang dihadapi perusahaan dalam menjaga dominasinya di industri barang konsumsi cepat saji (FMCG).

Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (7/2/2025), saham UNVR ditutup melemah 5,63% ke level Rp1.425 per saham. Level ini menandai penurunan sebesar 24,40% sejak awal 2025 (year to date/YtD) dan merupakan harga terendah yang terakhir kali terlihat pada medio 2008.

Setelah mencapai puncak kejayaan di 2018, saham Unilever Indonesia terus mengalami tren penurunan secara bertahap. Kejatuhan ini semakin nyata menjelang rilis laporan keuangan tahun buku 2024 pada 13 Februari 2025, yang dinantikan banyak investor untuk mengukur prospek perusahaan ke depan.

Lemahnya Kinerja Keuangan

Laporan keuangan kuartal III-2024 menunjukkan bahwa Unilever mengalami tekanan besar pada berbagai lini bisnisnya. Perusahaan hanya mampu membukukan penjualan bersih sebesar Rp27,41 triliun, terkoreksi 10,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ini dipicu oleh lesunya penjualan domestik yang turun 9,89% menjadi Rp26,63 triliun, serta anjloknya penjualan ekspor sebesar 17,45% menjadi Rp785,7 miliar.

Dampak dari menurunnya pendapatan ini pun terlihat pada laba bersih yang tergerus 28,15% secara tahunan, dari Rp4,18 triliun menjadi Rp3 triliun. Tekanan biaya produksi yang semakin besar serta persaingan ketat di industri barang konsumsi semakin memperburuk kondisi ini.

Strategi Transformasi dan Harapan Baru

Baca Juga :  Lini Bisnis Utama Menopang Pendapatan Waskita Beton (WSBP) Pada 2024

Unilever Indonesia telah mengambil langkah strategis dengan menjual bisnis es krimnya kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia senilai Rp7 triliun. Divestasi ini bertujuan untuk mengembalikan fokus bisnis ke sektor utama yang lebih menguntungkan.

Dengan langkah ini, diharapkan laba bersih dapat meningkat sekitar Rp3,51 triliun dan kas serta setara kas naik dari Rp7,73 triliun menjadi Rp8,27 triliun.

Para analis masih menilai bahwa Unilever perlu melakukan inovasi yang lebih agresif untuk kembali menarik minat konsumen dan memperkuat daya saingnya di pasar domestik. “Unilever menghadapi tantangan yang cukup berat, mengingat persaingan di lini bisnisnya sangat ketat,” ujar seorang pengamat kepada Bisnis Indonesia, Sabtu (8/2/2025).

Di sisi lain, situasi geopolitik juga menjadi faktor eksternal yang turut mempengaruhi persepsi pasar. Gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada awal 2025 diharapkan dapat meredakan isu boikot terhadap produk Unilever, yang sempat mempengaruhi citra perusahaan.

Meski pun demikian, perbaikan kinerja fundamental oleh manajemen Unilever Indonesia tetap menjadi fokus utama investor saat ini.

Prospek Saham UNVR: Speculative Buy atau Hindari Dulu?

Secara teknikal, saham UNVR masih berada dalam tren menurun (downtrend). Investor disarankan untuk menunggu konfirmasi pembalikan tren sebelum mengambil posisi signifikan. Jika saham ini berhasil menembus level resistance di Rp1.800 dengan volume beli yang kuat, potensi pemulihan jangka menengah bisa terbuka.

Baca Juga :  IHSG Volatil? BEI Minta Investor Tenang Hadapi Tarif Trump!

Berdasarkan konsensus Bloomberg, mayoritas analis memberikan rekomendasi jual. Dari 31 analis yang mengulas UNVR, sebanyak 17 menyarankan sell, 12 menyarankan hold, dan hanya 2 yang merekomendasikan buy.

Target harga jangka pendek diperkirakan berada di kisaran Rp1.685, dengan potensi naik ke Rp2.200–2.500 dalam enam hingga dua belas bulan ke depan jika restrukturisasi berjalan efektif.

Bagi investor dengan toleransi risiko tinggi, saham UNVR dapat dikategorikan sebagai “speculative buy”, mengingat valuasi yang sudah cukup tertekan dan kemungkinan rebound jika strategi perusahaan berhasil.

Namun demikian, bagi investor konservatif, disarankan untuk menunggu sinyal pemulihan yang lebih jelas sebelum mengambil posisi.

Kesimpulan

Dari era kejayaannya sebagai raja industri FMCG, Unilever Indonesia kini berada di persimpangan jalan. Dengan kinerja keuangan yang tertekan, saham yang terus merosot, serta persaingan pasar yang semakin ketat, perusahaan harus membuktikan bahwa strategi transformasi yang dijalankan mampu membawa dampak positif.

Laporan keuangan kuartal pertama 2025 akan menjadi penentu apakah UNVR mampu keluar dari tekanan atau semakin terpuruk.

Bagi investor, keputusan untuk masuk ke saham ini harus mempertimbangkan risiko yang ada. Apakah UNVR akan bangkit kembali atau justru kehilangan kejayaannya?

Jawabannya akan sangat bergantung pada efektivitas strategi bisnis yang dijalankan dalam beberapa bulan ke depan.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Berita Terkait

ADRO: Penurunan Pendapatan & Laba Bersih Alamtri Resources Kuartal I 2025
Laba PTBA Terjun Bebas: Analisis Mendalam Kuartal I 2025
Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode Mei-Juli 2025: Peluang Investasi Blue Chip Menarik
Gotrade Hadirkan Kemudahan Trading Saham AS Lewat TradingView Mobile!
Asing Jual Besar-besaran Saham BMRI dan BBRI, Ini Daftar Lengkapnya
Bank DKI Bagikan Dividen Jumbo dan Rencanakan IPO untuk Transformasi
Harga Emas Hari Ini: Update Grafik & Harga Terbaru Antam, UBS, Galeri 24, Pegadaian
Bank DKI Bagi Dividen Rp249,31 Miliar & Siap IPO: Langkah Strategis Menuju Pasar Saham

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:55 WIB

Laba PTBA Terjun Bebas: Analisis Mendalam Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:23 WIB

Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode Mei-Juli 2025: Peluang Investasi Blue Chip Menarik

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:03 WIB

Gotrade Hadirkan Kemudahan Trading Saham AS Lewat TradingView Mobile!

Kamis, 1 Mei 2025 - 06:23 WIB

Asing Jual Besar-besaran Saham BMRI dan BBRI, Ini Daftar Lengkapnya

Kamis, 1 Mei 2025 - 05:07 WIB

Bank DKI Bagikan Dividen Jumbo dan Rencanakan IPO untuk Transformasi

Berita Terbaru

Society Culture And History

May Day: Sejarah, Makna, dan Perjuangan Buruh Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:59 WIB

politics

Menhan Sjafrie Tegaskan: UU TNI Final, Tidak Ada Revisi

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:56 WIB