Saham Transportasi & Logistik Terbang, Ini Rekomendasi Saham Potensial!

Avatar photo

- Penulis

Senin, 2 Juni 2025 - 21:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prospek Gemilang Emiten Transportasi dan Logistik 2025: Siapa Saja Saham yang Menarik untuk Dilirik?

JAKARTA – Sektor transportasi dan logistik diproyeksikan akan terus melaju kencang di tahun 2025, menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan yang menjanjikan di tengah dinamika pasar saham. Pada akhir perdagangan Senin (2/6), indeks IDX Transportation and Logistic (IDX Trans) mencatatkan kenaikan impresif sebesar 3,13% sejak awal tahun (Year to Date/YTD), melampaui kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru terkoreksi 0,21% YTD.

Kinerja unggul IDX Trans ini utamanya didorong oleh performa kuat saham-saham pilihan di sektornya. Menurut Fath Aliansyah, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas, dua emiten yang menjadi motor penggerak utama adalah PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR). Melansir data RTI, saham BIRD telah melonjak 18,63% YTD, sementara saham SMDR tidak kalah menarik dengan kenaikan 10,45% YTD. Namun, Fath turut mengingatkan investor mengenai tantangan likuiditas yang relatif kecil pada mayoritas saham yang tergabung dalam indeks ini, sehingga ia belum memberikan rekomendasi spesifik.

Di sisi lain, tim riset Kiwoom Sekuritas Indonesia menawarkan perspektif yang lebih rinci mengenai faktor-faktor pendorong kenaikan IDX Trans. Mereka menyoroti ekspektasi pemulihan mobilitas, sentimen positif dari libur panjang, serta penurunan harga minyak yang secara signifikan meringankan beban operasional beberapa emiten, seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan BIRD. Saham SMDR juga turut diuntungkan seiring harapan stabilnya volume ekspor-impor dan tarif kargo. Kinerja keuangan kuartal I 2025, khususnya pada BIRD, SMDR, dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), dinilai sejalan dengan kenaikan harga sahamnya, dengan pertumbuhan positif dari sisi pendapatan (top line) maupun laba bersih (bottom line).

Ke depan, potensi penguatan bagi emiten konstituen IDX Trans masih terbuka lebar, namun tetap akan sangat bergantung pada solidnya data kinerja kuartal II 2025 serta konsistensi sentimen pemulihan ekonomi dan mobilitas. Kendati demikian, sektor ini juga menghadapi serangkaian tantangan yang perlu dicermati, seperti struktur utang yang membebani beberapa emiten (khususnya GIAA), sensitivitas terhadap fluktuasi harga energi, ketatnya persaingan di sektor logistik, dan potensi drama dari aksi korporasi seperti merger dan akuisisi (M&A).

Baca Juga :  Minyak Dunia Meroket! Rencana Stok Tak Goyahkan Harga, Ini Sebabnya

Meskipun diiringi tantangan, Kiwoom Sekuritas Indonesia tetap merekomendasikan beberapa saham yang dianggap menarik. SMDR menjadi pilihan utama karena valuasi yang relatif murah dan fundamental yang solid, dengan target harga Rp 250 per saham. BIRD juga menarik perhatian berkat posisi kas yang kuat dan adaptasi digital yang progresif, ditargetkan di harga Rp 2.100 per saham. Sementara itu, ASSA menawarkan eksposur menarik di sektor logistik dan lelang kendaraan, dengan target harga Rp 800 per saham. GIAA juga dapat dipertimbangkan bagi investor yang siap mengambil risiko tinggi dengan potensi *upside* besar, asalkan manajemen berhasil menjaga momentum restrukturisasi, meskipun Kiwoom Sekuritas masih “agak pesimis” terhadap saham ini.

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menambahkan konteks pasar yang lebih luas. Ia mengamati bahwa performa IHSG secara YTD masih kalah oleh lima indeks sektoral lain selain transportasi dan logistik, yaitu sektor energi, *basic materials*, *healthcare*, *financials*, dan teknologi. Meskipun demikian, bobot sektor transportasi dalam IHSG relatif kecil dibandingkan sektor-sektor utama lainnya seperti perbankan atau energi. Namun, Ekky mencatat bahwa kinerja sektor transportasi terlihat mencolok karena beberapa konstituen utama seperti GIAA, SMDR, BIRD, dan lainnya mengalami penguatan signifikan sejak Maret 2025, setelah sebelumnya sempat berada di bawah tekanan harga.

Sayangnya, Ekky menilai penguatan tersebut lebih bersifat teknikal dan *momentum-driven*, belum sepenuhnya mencerminkan perbaikan fundamental secara menyeluruh. Dari beberapa emiten, hanya SMDR yang menurutnya menunjukkan kinerja keuangan yang benar-benar sejalan dengan kenaikan harga sahamnya, berkat pertumbuhan laba bersih pada kuartal I-2025 yang didorong oleh efisiensi biaya dan peningkatan volume logistik. Ekky juga melihat bahwa sektor-sektor yang mendorong kinerja IHSG sepanjang tahun ini berasal dari sektor emas (*barang baku*), teknologi, dan energi. Ia mencatat adanya perbaikan bertahap dari emiten di sektor yang sebelumnya menjadi penekan IHSG, seperti barang konsumen non-primer, konsumen primer, industri, dan infrastruktur, sejak April, yang dapat menjadi sinyal positif bagi rotasi sektoral ke depan.

Baca Juga :  Satu IPO Tertunda, BEI Pantau 29 Calon Emiten Baru

Memasuki kuartal II 2025, kinerja sektor transportasi diperkirakan masih akan menghadapi tekanan. Pelemahan perdagangan global serta perlambatan ekspor menjadi tantangan utama bagi emiten di sektor ini. Selain itu, lemahnya daya beli masyarakat turut menurunkan ekspektasi terhadap kebutuhan transportasi dan logistik. Ekky menegaskan bahwa tanpa adanya stimulus fiskal yang signifikan, peningkatan konsumsi, atau belanja pemerintah, permintaan terhadap layanan sektor ini kemungkinan akan tetap moderat dalam waktu dekat.

Kendati demikian, di tengah tantangan tersebut, SMDR tetap menjadi salah satu saham yang menarik untuk dikoleksi menurut Ekky. Secara teknikal, tren harga SMDR saat ini berada dalam fase *bullish*, dengan target penguatan menuju Rp 400 per saham dan potensi mencapai Rp 500 – Rp 530 per saham jika tren berlanjut. Ini didukung oleh fundamental yang solid dan prospek bisnis logistik yang relatif defensif. Oleh karena itu, SMDR layak diperhatikan sebagai saham unggulan di sektor transportasi. Di samping itu, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) juga menawarkan peluang *trading* jangka menengah. Dengan target harga terdekat di Rp 800 – Rp 820 per saham, ASSA berpotensi kembali menguji level psikologis Rp 1.000 per saham jika momentum kenaikan berlanjut dan ditopang oleh pemulihan kinerja operasional yang solid.

Berita Terkait

BI Perkuat Pembiayaan Syariah, Atasi Perlambatan Ekonomi?
MEDC: Analis Sarankan Tahan, AMMN Rugi, Apa Dampaknya?
Harga Emas Antam Anjlok, Akhiri Reli Kenaikan Dua Hari!
Harga Emas Antam Hari Ini
PGEO Tebar Dividen Jumbo US$ 136,4 Juta, Investor Sumringah!
PACK Kena UMA, Saham Abadi Nusantara Dipantau Ketat BEI
Dividen Gede Blue Chip, Rp 1,79 Triliun, Ini Rekomendasi Sahamnya!
IHSG Fluktuatif? Cek Rekomendasi Saham WIFI, SMGR, dan ISAT Hari Ini!

Berita Terkait

Rabu, 4 Juni 2025 - 12:37 WIB

MEDC: Analis Sarankan Tahan, AMMN Rugi, Apa Dampaknya?

Rabu, 4 Juni 2025 - 10:57 WIB

Harga Emas Antam Anjlok, Akhiri Reli Kenaikan Dua Hari!

Rabu, 4 Juni 2025 - 10:32 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini

Rabu, 4 Juni 2025 - 10:07 WIB

PGEO Tebar Dividen Jumbo US$ 136,4 Juta, Investor Sumringah!

Rabu, 4 Juni 2025 - 09:12 WIB

PACK Kena UMA, Saham Abadi Nusantara Dipantau Ketat BEI

Berita Terbaru

Family And Relationships

Maxime Bouttier Batasi Luna Maya? Aturan Jam Malam Jadi Sorotan!

Rabu, 4 Jun 2025 - 14:47 WIB

entertainment

Ari Lasso: Jatuh, Menyerah, Lalu Bangkit dari Dewa 19

Rabu, 4 Jun 2025 - 13:42 WIB