Ragamutama.com JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berencana memperluas jangkauannya secara signifikan pada tahun 2025. Langkah ekspansi ini dimungkinkan berkat fasilitas pinjaman sindikasi senilai Rp 14,5 triliun yang diperoleh pada Maret 2025.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk akuisisi 14 rumah sakit milik First REIT. Nilai transaksi akuisisi masih dalam tahap negosiasi.
Abdul Azis Setyo Wibowo, analis riset ekuitas Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai pinjaman sindikasi ini menguntungkan dalam jangka panjang, karena akan memperkuat posisi SILO di industri rumah sakit.
Akan tetapi, Aziz menambahkan, besarnya pinjaman ini akan meningkatkan beban bunga SILO dan berpotensi memengaruhi bottom line.
Solid Berkat Marketing dan Ekspansi, Cek Rekomendasi Saham Pakuwon Jati (PWON)
“Namun, akuisisi rumah sakit diharapkan dapat menyeimbangkan peningkatan biaya operasional dengan peningkatan pendapatan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (6/5).
Aziz memprediksi pertumbuhan pendapatan (top line) SILO sebesar 10% secara tahunan (year on year/yoy) di tahun 2025. Sementara itu, laba bersih (bottom line) diproyeksikan tumbuh 8% yoy.
“Kami optimistis ekspansi korporasi ini akan berdampak positif pada kinerja SILO, terutama mengingat fokus pemerintah pada peningkatan fasilitas kesehatan dan peningkatan anggaran untuk program kesehatan gratis,” tambahnya.
James Stanley Widjaja, analis Buana Capital, menambahkan bahwa manajemen SILO telah memaparkan rencana lima tahun Next Generation Siloam (NGS). Rencana ini mencakup sejumlah akuisisi rumah sakit.
Siloam International Hospitals (SILO) Agresif Ekspansi, Simak Rekomendasi Analis
NGS berfokus pada peningkatan kapabilitas SILO dan perluasan ke sektor bisnis kesehatan terkait, dengan peluncuran yang direncanakan pada tahun 2026.
SILO memiliki 10 proyek pembangunan rumah sakit baru yang akan menambah 1.124 tempat tidur selama periode 2025-2027 (CAGR 8,3%), sehingga total tempat tidur menjadi 5.257.
SILO Chart by TradingView
Di sisi lain, James memproyeksikan kinerja SILO yang kurang optimal pada kuartal I 2025. Hal ini disebabkan oleh jumlah hari kerja yang lebih sedikit, tingginya jumlah pasien pada kuartal pertama 2024 akibat wabah demam berdarah, dan pengetatan rujukan dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Namun, Buana Capital tetap memproyeksikan pertumbuhan kinerja SILO sepanjang tahun. Pendapatan diperkirakan mencapai Rp 13,31 triliun dan laba bersih Rp 1,28 triliun.
Intip Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG untuk Hari Ini (6/5)
James merekomendasikan buy saham SILO dengan target harga Rp 2.930. Aziz juga memberikan rekomendasi buy dengan target harga Rp 2.700.