Saham Migas Melesat: MEDC, ENRG, dan ELSA Jadi Incaran Investor

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 22 Mei 2025 - 06:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) menuju swasembada energi memberikan dampak positif bagi perusahaan-perusahaan publik di sektor ini. Prospek sektor migas semakin cerah dengan potensi partisipasi perusahaan migas global dalam proyek-proyek di Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto, pada Jumat (16/5), meresmikan produksi perdana dua lapangan migas, Forel dan Terubuk, di Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B, Kepulauan Riau.

Pertamina Penuhi Kebutuhan Gas Bumi Domestik melalui Skema Swap Gas

Kedua lapangan tersebut dioperasikan oleh Medco E&P Natuna Ltd, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Tambahan pasokan energi nasional dari lapangan ini mencapai 20.000 barel minyak per hari (bopd) dan 60 juta kaki kubik standar gas per hari (mmscfd), setara dengan sekitar 30.000 barel setara minyak per hari (boepd).

Selain itu, beberapa proyek migas lain direncanakan beroperasi pada tahun 2025. Contohnya, proyek Bentu Production Line milik EMP Bentu Ltd, anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), yang ditargetkan berproduksi pada kuartal II-2025.

BUMN atau Swasta, Bahlil Ancam Alihkan Blok Migas Mangkrak ke Kontraktor Lain

Juga pada kuartal II-2025, proyek lapangan gas Karamba dijadwalkan beroperasi. Proyek Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Minas di Blok Rokan juga direncanakan mulai beroperasi pada Desember 2025.

Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Utama, menyatakan rencana pemerintah untuk memperkuat produksi migas domestik berdampak positif bagi emiten produsen migas seperti MEDC, ENRG, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).

Dalam jangka pendek, hal ini berdampak pada peningkatan produksi dan pendapatan emiten migas. “Dalam jangka panjang, ini juga dapat meningkatkan efisiensi biaya per unit produksi, terutama jika ada insentif fiskal di sektor migas,” jelasnya pada Rabu (21/5).

Baca Juga :  Emas Berkilau: Lindung Nilai Terbaik Saat Perang Dagang AS-China Memanas

Praska Putrantyo, Chief Executive Officer (CEO) Edvisor Provina Visindo, menambahkan rencana peningkatan produksi migas menjadi stimulus bagi emiten migas yang terdampak pelemahan harga minyak mentah dunia. Dampak positif ini bersifat jangka panjang.

Pertamina Mulai Impor Minyak Rusia lewat Skema Tender

Praska juga menekankan rencana kedatangan 25 perusahaan migas global ke proyek-proyek dalam negeri, termasuk perusahaan besar seperti Chevron, TotalEnergies, dan Shell, sebagai sentimen positif bagi emiten migas.

Perusahaan migas global cenderung berkolaborasi dengan emiten migas lokal dalam mengelola blok migas. Contohnya, proyek migas di Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil, Pertamina, dan beberapa emiten lokal. Proyek migas di Blok Jabung juga dikerjakan oleh Petrochina International, Pertamina, dan RATU.

“Tentu ada persaingan untuk mendapatkan hak partisipasi dalam mengelola blok-blok migas tersebut,” kata Praska, Rabu (21/5).

Bukan hanya produsen, emiten jasa penunjang migas juga diuntungkan dengan rencana masuknya pemain global. Proyek-proyek besar di sektor migas biasanya dikelola oleh konsorsium, sehingga perusahaan lokal berpeluang dilibatkan.

“Kehadiran perusahaan global membuka peluang bagi emiten jasa migas untuk mendapatkan kontrak baru, karena pemain global biasanya mencari mitra lokal untuk efisiensi bisnis,” jelas Ekky.

Pertama Kali, Proyek FSPO Marlin Natuna Milik Medco Dikerjakan Putra-Putri Indonesia

Namun, emiten migas dan jasa migas perlu tetap waspada. Harga minyak mentah dunia masih fluktuatif, sehingga risiko pelemahan kinerja jangka pendek masih ada.

Baca Juga :  Wall Street Melemah, Saham Walmart Anjlok 6,5 Persen Akibat Prospek Suram

“Tekanan transisi energi dan potensi regulasi baru dapat menghambat kinerja emiten di sektor ini,” tambah Sukarno Alatas, Equity Analyst Kiwoom Sekuritas, Rabu (21/5).

Menurut Praska, sentimen negatif jangka pendek yang dapat mempengaruhi emiten migas adalah meredanya tensi konflik geopolitik antara AS dan Iran, yang menekan harga minyak dunia.

Ketidakpastian ekonomi global dan potensi perang dagang juga dapat berdampak negatif pada permintaan minyak global.

Praska merekomendasikan beli saham MEDC dan ENRG dengan target harga masing-masing Rp 1.300 per saham dan Rp 300 per saham.

Ekky menilai saham MEDC menarik karena produksi baru dari WK Natuna, dengan target harga Rp 1.300 per saham.

Menang Lelang, Blok Migas Air Komering Pakai Skema Gross Split Baru

Saham ENRG juga menarik untuk jangka pendek dengan target harga Rp 300 per saham, mengingat valuasi yang menarik dan rencana private placement untuk memperkuat modal kerja.

Di sektor jasa migas, Ekky menyarankan saham ELSA dengan target harga Rp 600—620 per saham. Sebagai bagian dari Pertamina Group, ELSA berpotensi mendapatkan kontrak jasa besar dari proyek-proyek hulu migas.

Sukarno menilai saham MEDC dan ELSA paling menarik untuk dikoleksi tahun ini, mengingat prospek ekspansi dan potensi kontrak besar. Saham ENRG, RAJA, dan lainnya dapat dicermati sambil menunggu momentum.

Untuk strategi jangka pendek, Sukarno merekomendasikan trading buy saham MEDC dengan target harga Rp 1.215—1.235 per saham dan trading buy saham ELSA dengan target harga Rp 545—555 per saham.

  MEDC Chart by TradingView

Berita Terkait

Gelar RUPST, Lippo Cikarang (LPCK) Rombak Jajaran Pengurus
Harga Emas Antam Melonjak Rp 8.000/Gram: Update Harga Terbaru Kamis, 22 Mei
Potongan Suku Bunga: Saham Ini Tawarkan Dividen 3 Kali Lipat Bunga Deposito
Kasus Korupsi Sritex: Iwan Lukminto Diduga Lakukan Penyalahgunaan Kredit Bank
Suku Bunga Turun: IHSG & LQ45 Naik, Rupiah Menguat ke Rp 16.398/USD
Saham Blue Chip Favorit Lo Kheng Hong Naik Terus: Beli atau Jual Sekarang?
Suntikan Dana Rp80 Miliar di KFC Indonesia Dorong Saham FAST Melonjak 34%
BI Pangkas Target Kredit Perbankan 2025 Akibat Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Berita Terkait

Kamis, 22 Mei 2025 - 11:16 WIB

Gelar RUPST, Lippo Cikarang (LPCK) Rombak Jajaran Pengurus

Kamis, 22 Mei 2025 - 10:16 WIB

Harga Emas Antam Melonjak Rp 8.000/Gram: Update Harga Terbaru Kamis, 22 Mei

Kamis, 22 Mei 2025 - 09:44 WIB

Potongan Suku Bunga: Saham Ini Tawarkan Dividen 3 Kali Lipat Bunga Deposito

Kamis, 22 Mei 2025 - 09:36 WIB

Kasus Korupsi Sritex: Iwan Lukminto Diduga Lakukan Penyalahgunaan Kredit Bank

Kamis, 22 Mei 2025 - 09:24 WIB

Suku Bunga Turun: IHSG & LQ45 Naik, Rupiah Menguat ke Rp 16.398/USD

Berita Terbaru

travel

Jelajahi Kalegowa: Surga Slow Travel di Sulawesi Selatan

Kamis, 22 Mei 2025 - 12:20 WIB