Saham Lapis Kedua dan Akselerasi Mendaki saat IHSG Tertekan, Cek Rekomendasinya

- Penulis

Senin, 24 Februari 2025 - 07:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Performa saham lapis kedua dan saham akselerasi melaju lebih kencang ketimbang saham lapis pertama. Hal ini tampak dari indeks saham papan utama (main board) yang berada di zona minus, sejalan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Secara year to date hingga perdagangan Jumat (21/2), indeks saham papan utama berada di posisi -5,85%. Berbeda nasib dengan indeks saham papan pengembangan (development board) dan papan akselerasi (acceleration board) yang mampu melaju, masing-masing naik 11,37% dan 9,82%.

Sepanjang pekan lalu, indeks saham papan pengembangan melonjak 10,78%. Papan akselerasi naik 2%, sementara papan utama meningkat 1,40%. Ketiganya kompak bergerak di zona positif sejalan dengan kenaikan IHSG sebesar 2,48% ke level 6.803.

Meski naik pada pekan lalu, tapi IHSG masih berada di posisi minus 3,91% jika diakumulasi secara year to date. Direktur Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mengamati kenaikan IHSG pekan lalu masih berupa technical rebound.

Daniel menaksir IHSG masih berpeluang merosot kembali ke level 6.700 dalam beberapa hari ke depan, terutama jika sentimen eksternal masih menekan. “Masih banyak ketidakpastian di pasar,” kata Daniel kepada Kontan.co.id, Minggu (23/2).

Arus dana keluar (capital outflow) investor asing pun bisa terus mengalir, yang akan menekan saham-saham lapis pertama. Dus, dalam kondisi ini pelaku pasar kemungkinan masih mempertimbangkan rotasi ke saham lapis kedua dan lapis ketiga.

Baca Juga :  Sederet Biang Kerok Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS

Praktisi Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto sepakat, ada indikasi rotasi ke saham-saham di papan pengembangan dan papan akselerasi. William memprediksi tren ini masih bisa berlanjut, setidaknya hingga kuartal I-2025.

Meski begitu, William menyarankan pelaku pasar untuk berhati-hati dengan volatilitas yang bisa terjadi. Sebab, peluang penguatan di saham papan pengembangan dan papan akselerasi kemungkinan mulai terbatas. “Hanya sebatas perpindahan aset dan pilihan alternatif,” imbuh William.

Vice President Marketing Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menimpali, sebagian pelaku pasar cenderung memanfaatkan volatilitas pada saham-saham di papan pengembangan dan papan akselerasi saat IHSG dan saham blue chip tertekan. Hanya saja, tren ini akan berubah jika sudah ada normalisasi dan stabilitas pada saham blue chip dan IHSG.

Pelaku pasar pun masih bisa memanfaatkan momentum pada saham-saham lapis kedua. “Terlebih jika saham itu juga memiliki aksi korporasi atau berita yang berdampak positif pada kinerja emiten di masa mendatang,” ujar Audi.

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada sepakat, dalam situasi saat ini pelaku pasar sebaiknya lebih fokus mencermati sentimen yang mengiringi masing-masing saham, ketimbang melihat pergerakan indeks. Di tengah sentimen yang cepat berubah, Reza memandang orientasi pelaku pasar lebih cenderung ke jangka pendek.

“Saham juga bergerak karena money flow. Jadi kalau saham-saham big cap sedang tak bergerak banyak, maka pilihannya ke saham di lapis bawahnya.  Lihat volume dan arah tren-nya, serta sentimen yang sedang terjadi,” kata Reza.

Baca Juga :  Intip Rekomendasi Saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) di Tengah Kabar Merger Grab

Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo mengamini, sebagian investor beralih ke saham-saham jangka pendek dan sebagian lainnya cenderung memasang mode wait and see. Meski kinerja sejumlah saham di papan pengembangan dan papan akselerasi cukup apik, tapi investor mesti mencermati bagaimana realisasi kinerja emiten pada laporan keuangan terkini.

“Strategi yang dapat dilakukan adalah melakukan trading jangka pendek, serta menganalisis secara fundamental dan analisis valuasi untuk memantau kinerjanya,” kata Praska.

William melihat pelaku pasar masih layak mempertimbangkan trading buy pada saham lapis kedua dan lapis ketiga dengan tetap membatasi risiko. Sementara itu, Audi lebih melirik saham-saham yang berada di papan pengembangan.

Secara teknikal, Audi menyarankan speculative buy pada saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB). Target harga masing-masing berada di Rp 8.950 dan Rp 340. 

Selain itu, untuk jangka pendek Audi melirik saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Tetapi, Audi menyarankan untuk mengantisipasi aksi profit taking. Target harga untuk BNLI dan DCII ada di Rp 2.230 dan Rp 86.000 per saham.

Berita Terkait

Bank DKI Bagi Dividen Rp249,31 Miliar & Siap IPO: Langkah Strategis Menuju Pasar Saham
Sektor Manufaktur China Terkontraksi Signifikan: Data April 2025 Mengkhawatirkan
IHSG Menguat 17,73 Poin, Sentuh 6.766,80: Emas Stabil, Minyak Mentah Melemah
Anjloknya Wall Street: Ekonomi AS Kontraksi di Kuartal Pertama 2025
DHL Investasi Rp37 Triliun Perkuat Logistik Kesehatan Indonesia
Coca-Cola Diboikot: Apa yang Terjadi di Denmark?
Bank DKI Bagi Dividen Jumbo dan Umumkan Rencana IPO
Laba Mayora Indah Melesat: Pendapatan MYOR Kuartal I 2025 Tembus Rp 9,85 Triliun!

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 01:36 WIB

Bank DKI Bagi Dividen Rp249,31 Miliar & Siap IPO: Langkah Strategis Menuju Pasar Saham

Kamis, 1 Mei 2025 - 01:23 WIB

Sektor Manufaktur China Terkontraksi Signifikan: Data April 2025 Mengkhawatirkan

Kamis, 1 Mei 2025 - 01:11 WIB

IHSG Menguat 17,73 Poin, Sentuh 6.766,80: Emas Stabil, Minyak Mentah Melemah

Rabu, 30 April 2025 - 23:47 WIB

Anjloknya Wall Street: Ekonomi AS Kontraksi di Kuartal Pertama 2025

Rabu, 30 April 2025 - 23:35 WIB

DHL Investasi Rp37 Triliun Perkuat Logistik Kesehatan Indonesia

Berita Terbaru

entertainment

Joseph Kosinski Garap Film Baru Miami Vice: Kisah Aksi Menegangkan

Kamis, 1 Mei 2025 - 03:31 WIB

technology

iPhone 17 Pro: Rumor Hilangnya Layar Anti-Reflektif, Benarkah?

Kamis, 1 Mei 2025 - 02:31 WIB