Penguatan Signifikan Saham Emiten Kesehatan: Sentimen Positif dan Rekomendasi Analis di Tengah Tantangan
Sektor kesehatan kembali menarik perhatian para investor dengan lonjakan signifikan harga saham sejumlah emiten utamanya. Perusahaan farmasi dan layanan kesehatan seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Soho Global Health Tbk (SOHO), dan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) baru-baru ini mencatat penguatan yang solid, menandakan sentimen positif di tengah dinamika pasar.
Performa gemilang ini terlihat dari berbagai indikator. Saham KLBF, misalnya, membukukan kenaikan impresif sebesar 23,81% dalam sebulan terakhir dan menguat 14,71% secara tahun berjalan (YTD). Tak ketinggalan, SOHO dan SRAJ juga menunjukkan kinerja cemerlang sejak awal tahun ini, masing-masing melejit 7,87% dan 27,97%. Emiten farmasi lainnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan anak usahanya, PT Phapros Tbk (PEHA), turut mencatat kenaikan yang patut diperhitungkan dengan masing-masing 8,26% dan 4,94% secara tahun berjalan (YTD).
Menurut Abdul Azis Setyo Wibowo, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, penguatan saham KLBF dan SOHO terutama dipicu oleh pertumbuhan pendapatan (top line) dan laba bersih (bottom line) yang konsisten. Sementara itu, kenaikan harga saham SRAJ didorong oleh aksi korporasi strategis anak usahanya yang membentuk entitas baru, sebuah langkah yang berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan di masa mendatang.
Azis juga menggarisbawahi dampak potensial dari Surat Edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nomor SR.03.01/C/1422/2025. Surat edaran yang mengimbau kewaspadaan terhadap potensi peningkatan kasus Covid-19 ini diprediksi dapat memberikan dorongan positif bagi kinerja top line emiten sektor kesehatan. “Adanya kasus Covid-19 ini berpotensi meningkatkan kinerja pendapatan, karena dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan,” jelas Azis kepada Kontan pada 3 Juni. Menilik prospek jangka panjang, Azis menilai peluang pertumbuhan sektor ini tetap terbuka lebar, selama emiten mampu menjaga performa yang terus berkembang.
Namun, di balik optimisme tersebut, sejumlah tantangan eksternal masih membayangi. Fluktuasi nilai tukar rupiah serta daya beli masyarakat yang cenderung melemah menjadi faktor-faktor yang berpotensi menahan laju pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perusahaan.
Melihat potensi dan valuasi yang ada, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan rating *trading buy* untuk saham KLBF. Dengan target harga di Rp 1.690 per saham, Azis menilai valuasi KLBF saat ini tergolong *undervalued* jika dibandingkan dengan emiten sejenis di sektor yang sama.