Saham China Berpotensi Naik: Dampak Positif Kesepakatan AS-China

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 13 Mei 2025 - 09:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com HONG KONG. Pasar saham di Tiongkok diperkirakan akan memulai perdagangan hari Selasa (13/5) dengan sentimen positif. Hal ini didorong oleh tercapainya kesepakatan terbaru antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, yang menunda bahkan mengurangi tarif. Kesepakatan ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dalam perang dagang yang selama ini mewarnai hubungan antara dua kekuatan ekonomi dunia.

Kesepakatan yang diraih oleh para pejabat AS dan Tiongkok dalam perundingan akhir pekan di Jenewa, Swiss, ternyata melampaui ekspektasi pasar. Akibatnya, terjadi lonjakan harga saham secara global serta penguatan nilai dolar AS.

Bursa Asia Berseri Selasa (13/5) Pagi, Mengekor Wall Street Usai Kesepakatan AS-China

Kabar baik ini muncul tak lama setelah penutupan pasar saham di Tiongkok Daratan pada hari Senin. Sementara itu, bursa Hong Kong mengalami kenaikan signifikan menjelang penutupan.

Menurut laporan Reuters, Indeks Hang Seng China Enterprises melesat lebih dari 3% setelah pengumuman kesepakatan tersebut. Sementara itu, indeks acuan Hang Seng ditutup dengan kenaikan 3%, mencapai level tertinggi dalam hampir enam minggu. Saham-saham di bursa AS juga mengalami lonjakan hampir 3% dalam semalam.

Baca Juga :  Dampak Kebijakan Impor Trump: Ancaman Resesi bagi Pasar Saham Indonesia

Nilai tukar Yuan terhadap Dolar AS relatif stabil pada Selasa pagi, setelah mengalami penguatan sebesar 0,6% pada hari Senin.

“Ini merupakan kejutan yang sangat menyenangkan bagi pasar dan perekonomian di kedua sisi Samudra Pasifik,” ungkap Ting Lu, Kepala Ekonom China di Nomura.

“Namun, ini bisa jadi hanyalah awal dari sebuah perseteruan yang tak terhindarkan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Setelah reli jangka pendek, pasar perlu mulai mempertimbangkan risiko-risiko dalam jangka menengah hingga panjang.”

Dolar AS Bertahan di Level Tinggi Selasa (13/5) Pagi, Usai Kesepakatan AS-China

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, seusai pertemuan di Jenewa, menyampaikan pada hari Senin bahwa kedua negara sepakat untuk menghentikan sementara aksi saling balas tarif selama periode 90 hari.

Dalam kesepakatan tersebut, AS akan menurunkan tarif tambahan yang diberlakukan pada bulan April dari 145% menjadi 30%. Sementara itu, Tiongkok akan memangkas tarif atas produk-produk AS dari 125% menjadi 10%.

Sebelum pengumuman tersebut, indeks saham unggulan CSI300 telah naik sebesar 1,2% dan Indeks Komposit Shanghai menguat 0,8%.

Baca Juga :  Rupiah Menguat: Perang Dagang Reda, Ekonomi Indonesia Tumbuh?

Saat ini, saham-saham Tiongkok telah sepenuhnya pulih dari aksi jual besar-besaran yang terjadi bulan lalu, yang dipicu oleh kebijakan tarif keras dari Presiden AS, Donald Trump, pada peringatan “Hari Pembebasan”. Indeks CSI300 kini tercatat 0,2% lebih tinggi dibandingkan posisinya pada tanggal 2 April.

Gencatan senjata dalam perang dagang ini diperkirakan akan memberikan keuntungan bagi para produsen elektronik konsumen di Tiongkok dan eksportir besar lainnya ke AS.

Namun, saham-saham perusahaan pertambangan emas berpotensi mengalami tekanan, karena harga emas sebagai aset lindung nilai mengalami penurunan akibat sentimen pasar yang positif.

Harga Minyak Tembus Tertinggi 2 Pekan Senin (12/5), Pasar Sambut Jeda Tarif AS-China

Sektor pertanian Tiongkok, yang sangat rentan terhadap peningkatan impor dari AS, juga berpotensi menghadapi tekanan.

Masih belum jelas bagaimana kesepakatan ini akan memengaruhi perusahaan-perusahaan rare earth di Tiongkok, sebuah sektor strategis yang tidak secara spesifik disebutkan dalam pembicaraan.

Namun, AS menyatakan bahwa Tiongkok berkomitmen untuk “menangguhkan atau mencabut tindakan balasan non-tarif”.

Berita Terkait

Harga Emas Terkini: Analis Ungkap Penyebab Penurunan Jelang Siang Ini
Bursa Australia Cetak Rekor Tertinggi Dua Bulan: Analisis Pemicu Kenaikan
Perang Dagang AS-China Reda: Dampak Tarif Baru Bagi Indonesia
Bursa Asia Bergairah Ikuti Wall Street Pasca Kesepakatan AS-China
China-AS Sepakat Turunkan Tarif: Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia
PHK Panasonic Global: Kemenperin Pastikan Industri Indonesia Aman
Bitcoin Melonjak ke US$106.000: Analis Ingatkan Potensi Profit Taking!
OJK Ungkap 4 Risiko Beli Emas Saat Panik, Ini Kata Ahli!

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 11:27 WIB

Harga Emas Terkini: Analis Ungkap Penyebab Penurunan Jelang Siang Ini

Selasa, 13 Mei 2025 - 10:15 WIB

Bursa Australia Cetak Rekor Tertinggi Dua Bulan: Analisis Pemicu Kenaikan

Selasa, 13 Mei 2025 - 09:03 WIB

Saham China Berpotensi Naik: Dampak Positif Kesepakatan AS-China

Selasa, 13 Mei 2025 - 08:59 WIB

Perang Dagang AS-China Reda: Dampak Tarif Baru Bagi Indonesia

Selasa, 13 Mei 2025 - 08:31 WIB

Bursa Asia Bergairah Ikuti Wall Street Pasca Kesepakatan AS-China

Berita Terbaru