Ragamutama.com JAKARTA. Dalam beberapa sesi perdagangan terakhir, pergerakan saham-saham bank dengan kapitalisasi besar (big banks) menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Salah satu faktor pendorong utama di balik fenomena ini adalah aktivitas pembelian yang dilakukan oleh investor asing terhadap saham-saham perbankan terkemuka tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun dari RTI, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan lonjakan sebesar 10,61% selama sepekan terakhir. Pada sesi penutupan perdagangan hari Jumat (16/5), saham BMRI mengalami kenaikan sebesar 2,82%, mencapai level Rp 5.475 per saham.
Senada dengan BMRI, saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga mengalami peningkatan, dengan kenaikan sebesar 8,70% dalam sepekan terakhir. Meskipun demikian, pada penutupan perdagangan hari ini, saham BBRI terlihat mengalami penurunan tipis sebesar 0,47%, berada pada level Rp 4.250 per saham.
Saham Bank Pelat Merah Menguat Jelang Cum Date, Cek Rekomendasi Analis
PT Bank Negara Indonesia (BBNI) turut mencatatkan kinerja positif, dengan sahamnya yang melesat 8,17% dalam sepekan terakhir. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham BBNI stabil pada level Rp 4.500 per saham.
Saham PT Bank Central Asia (BBCA) juga menunjukkan tren kenaikan, dengan peningkatan sebesar 2,48% dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan hari ini, saham BBCA ditutup menguat sebesar 0,27%, mencapai level Rp 9.300 per saham.
BBCA Chart by TradingView
Sebaliknya, pergerakan saham bank digital cenderung lebih lemah. Contohnya, PT Bank Aladin Syariah (BANK), yang pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penurunan sebesar 1,18% ke level Rp 835. Meskipun demikian, secara mingguan, saham BANK masih mencatatkan kenaikan sebesar 3,09%.
Saham Bank Neo Commerce (BBYB) juga mengalami penurunan sebesar 3,62% dalam sepekan terakhir. Akan tetapi, pada perdagangan hari ini, saham BBYB ditutup menguat sebesar 1,53%, mencapai level Rp 266 per saham.
Saham Lapis Kedua Menguat di Tengah Pelemahan IHSG, Cek Rekomendasi Analis
Saham Bank Amar Indonesia (AMAR) juga mengalami penurunan sebesar 0,57% pada penutupan perdagangan hari ini, berada pada level Rp 173 per saham.
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, berpendapat bahwa penguatan signifikan pada saham-saham bank besar dipicu oleh meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China, menyusul adanya kesepakatan penurunan tarif impor. Hal ini memberikan sentimen positif bagi pasar saham.
“Hal ini juga mengurangi kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi global dan meningkatkan optimisme terhadap sektor perbankan, dengan harapan penurunan suku bunga acuan dan pemulihan pertumbuhan kredit. Kondisi ini menarik minat investor asing untuk kembali masuk ke pasar,” ujar Indy kepada kontan.co.id, Jumat (16/5).
Di sisi lain, Indy menjelaskan bahwa pelemahan saham bank digital, di tengah penguatan saham bank besar, disebabkan oleh valuasi beberapa emiten yang masih tergolong tinggi. Kondisi ini mendorong investor untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) pada saham-saham perbankan digital. Selain itu, kinerja keuangan emiten-emiten tersebut juga perlu terus dipantau, terutama dari sisi manajemen operasionalnya.
Sejumlah Emiten Ini Gelar Buyback Saham Saat Pasar Bearish, Cek Rekomendasi Analis
Meskipun demikian, Indy menilai bahwa beberapa saham digital masih menarik untuk dikoleksi pada harga rendah. Ia merekomendasikan saham ARTO dengan target pasar Rp 2.640, serta BBYB yang dinilai memiliki valuasi yang masih murah dengan target harga Rp 336.
Sementara itu, Achmad Yaki, Head of Online Trading BCA Sekuritas, menyatakan bahwa arus modal asing (foreign inflow) yang terjadi selama dua hari berturut-turut di pasar reguler menjadi pendorong utama pergerakan saham-saham big banks.
Di sisi lain, persaingan suku bunga simpanan dan tingginya biaya untuk pengembangan teknologi informasi (IT) masih berpotensi menekan margin laba dan bisnis bank digital. Akibatnya, saham-saham bank digital cenderung melemah, berlawanan dengan penguatan yang dialami oleh saham-saham big banks.
“Saya menyarankan untuk mempertimbangkan strategi hold atau average down untuk saham-saham big banks. Sementara untuk saham bank digital, lebih baik difokuskan pada trading dengan memilih saham secara selektif, seperti ARTO, BBYB, dan AGRO, atau bank digital lain yang akan melaksanakan RUPS atau memiliki aksi korporasi,” jelasnya.
Masih Ada Asa di Saham Lapis Kedua
Ia pun merekomendasikan saham BBNI untuk dibeli (buy) dengan target pasar Rp 6.075, BMRI dengan rekomendasi buy dan target Rp 7.250, BBRI dengan rekomendasi hold dan target Rp 4400, serta BBCA dengan rekomendasi trading buy dan target Rp 9.700.