Rupiah Terus Melemah? Ini Saran Apindo untuk Pengusaha Indonesia!

- Penulis

Rabu, 16 April 2025 - 02:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Penurunan nilai tukar rupiah hingga menembus level Rp 17.000 per dolar Amerika Serikat semakin memberatkan pelaku bisnis. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menyatakan bahwa tekanan ini semakin terasa di tengah situasi ketidakpastian akibat perang tarif yang digagas oleh Amerika Serikat.

“Kami sangat khawatir bahwa pelemahan nilai tukar rupiah ini akan menambah beban baru bagi perekonomian Indonesia, di samping dampak negatif yang sudah dirasakan akibat penerapan tarif oleh Amerika Serikat terhadap ekspor Indonesia,” jelas Shinta saat dihubungi pada hari Rabu, 9 April 2025.

Meskipun demikian, Shinta memahami bahwa gejolak ini merupakan konsekuensi dari ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh perang tarif. Ia meyakini bahwa rupiah memiliki potensi untuk kembali menguat jika stabilitas global berhasil dipulihkan dan pemerintah mampu menjaga fondasi ekonomi dalam negeri. Apindo juga mendesak pemerintah untuk memperkuat kebijakan fiskal dan makroekonomi guna merespons situasi ini.

Baca Juga :  Laba Telkom 2024 Meroket: Analisis Kinerja dan Komentar Manajemen

Strategi Pengusaha Menghadapi Tekanan Rupiah

Di tengah situasi pelemahan nilai tukar rupiah, para pengusaha mengambil langkah-langkah penyesuaian. Apindo menguraikan beberapa strategi yang diterapkan oleh para pelaku usaha untuk menjaga kelangsungan bisnis mereka.

Langkah-langkah krusial yang diambil meliputi upaya menjaga efisiensi operasional, memastikan kelancaran arus kas, dan menunda pembelian, terutama barang-barang impor yang tidak bersifat mendesak. “(Kami juga) berupaya memanfaatkan berbagai program stimulus yang akan segera diluncurkan,” ungkap Shinta.

Sejumlah perusahaan juga mempertimbangkan strategi lindung nilai (hedging) sebagai upaya untuk mengurangi dampak fluktuasi mata uang. Akan tetapi, Shinta menjelaskan bahwa opsi ini kurang diminati karena implikasi finansialnya yang signifikan. “Hanya sebagian kecil pelaku usaha yang memiliki kemampuan untuk menerapkan strategi ini,” tuturnya.

Keterbatasan Ruang Gerak di Tengah Gempuran Krisis Global

Shinta menekankan bahwa tidak banyak hal yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha dalam kondisi seperti ini, selain berupaya bertahan dan menjaga daya saing. “Ketika situasi perang tarif mulai mereda atau ketika pelaku ekonomi global mampu mengukur dampak dari perang tarif yang sedang berlangsung dengan lebih akurat, nilai tukar rupiah diyakini akan rebound dengan sendirinya,” ujarnya.

Baca Juga :  Bank DKI Bagi Dividen Jumbo dan Umumkan Rencana IPO

Dalam menghadapi tantangan ini, Bank Indonesia (BI) turut aktif melakukan intervensi ganda di pasar *offshore*, termasuk di Asia, Eropa, dan New York, melalui mekanisme Non Deliverable Forward (NDF). Sementara itu, di pasar domestik, BI melakukan intervensi valuta asing dan melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder dengan tujuan menjaga kepercayaan pasar. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan eksternal yang masih tinggi.

Anastasya Lavenia Y berkontribusi dalam penyusunan artikel ini.

Pilihan Editor: Analisis Pengamat Mengenai Penurunan Nilai Tukar Rupiah dan IHSG

Berita Terkait

Wall Street Menguat: Saham Microsoft dan Meta Jadi Penyelamat?
Kemenkeu Bebaskan Anggaran Rp86,6 Triliun untuk 99 Kementerian/Lembaga
Kemenkeu Raih Rp 12 Triliun Lewat Lelang Sukuk Negara Terbaru
Indonesia Targetkan 5,3 Juta Pekerja di Sektor Ekonomi Hijau
Misteri Bangkai Kapal Mewah Bayesian: Proses Pengangkatan Dimulai
Wall Street Meroket: Kenaikan Saham Teknologi Picu Pelemahan Harga Emas
Analis Ungkap: Koin Kripto Potensial dengan Prospek Bullish Terkini
IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Cek Proyeksi Jumat Ini!

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 05:43 WIB

Wall Street Menguat: Saham Microsoft dan Meta Jadi Penyelamat?

Jumat, 2 Mei 2025 - 03:55 WIB

Kemenkeu Bebaskan Anggaran Rp86,6 Triliun untuk 99 Kementerian/Lembaga

Jumat, 2 Mei 2025 - 03:39 WIB

Kemenkeu Raih Rp 12 Triliun Lewat Lelang Sukuk Negara Terbaru

Jumat, 2 Mei 2025 - 02:07 WIB

Indonesia Targetkan 5,3 Juta Pekerja di Sektor Ekonomi Hijau

Jumat, 2 Mei 2025 - 02:04 WIB

Misteri Bangkai Kapal Mewah Bayesian: Proses Pengangkatan Dimulai

Berita Terbaru

Uncategorized

Harga iPhone 16 Series di Ibox Mei 2025: Siap-Siap Dompet Jebol?

Jumat, 2 Mei 2025 - 05:48 WIB