Rupiah Tertekan ke Rp 16.541 Jumat (28/2) Pagi, Sentuh Level Pelemahan Terendah

- Penulis

Jumat, 28 Februari 2025 - 09:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir bulan, Jumat (28/2).

Tekanan terhadap rupiah semakin kuat seiring dengan penguatan dolar AS sebagai aset safe-haven menjelang penerapan tarif impor baru oleh Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Bloomberg, pada pukul 09.04 WIB, rupiah di pasar spot tercatat berada di Rp 16.541 per dolar AS, melemah 0,53% dari posisi sebelumnya di Rp 16.454 per dolar AS.

Ini menjadi pelemahan empat hari berturut-turut sekaligus mencatatkan rekor penurunan terdalam.

Dolar AS mendapatkan dukungan kuat sebagai aset safe-haven, terutama setelah Trump mengonfirmasi bahwa tarif 25% untuk barang impor dari Meksiko dan Kanada serta tambahan 10% bea masuk untuk produk China akan mulai berlaku pada 4 Maret.

Baca Juga :  Pertamina Alokasikan Capex US$6,8 Miliar untuk Subholding Hulu Migas

Melansir Reuters, Indeks dolar AS naik ke level tertinggi dalam satu minggu, terakhir berada di 107,24, setelah melonjak hampir 0,9% pada Kamis (27/2).

Namun, secara bulanan, indeks ini masih mencatat penurunan 1,1%, yang merupakan kinerja terburuk sejak Agustus.

Pelemahan ini dipicu oleh spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga lebih lanjut, menyusul rilis data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan.

“Untuk saat ini, perlambatan pertumbuhan ekonomi AS menjadi faktor utama yang menekan imbal hasil obligasi serta meningkatkan volatilitas di pasar,” ujar Rodrigo Catril, analis mata uang senior di National Australia Bank (NAB).

Baca Juga :  5 Berita Populer: Kiky Saputri Minta Tolong Damkar; Okin Ditipu Rekan Bisnis

Menurut Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh kekhawatiran terkait implementasi Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia, terutama setelah meningkatnya kasus korupsi dalam negeri.

“Sentimen ini masih akan berlanjut pada Jumat (28/2) dan berpotensi terus menekan rupiah,” ujar Fikri.

Selain itu, aksi sell-off di pasar saham juga turut memperburuk tekanan pada rupiah. Pelemahan ini terjadi setelah Morgan Stanley menurunkan rating MSCI Indonesia, yang memicu arus keluar modal dari aset berisiko.

Dengan tekanan yang masih kuat, Fikri memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.320 – Rp 16.520 per dolar AS dalam waktu dekat.

Berita Terkait

Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%
PTPP Rugi di Kuartal Pertama 2025: Penurunan Pendapatan dan Laba Signifikan
PTPP Tingkatkan Kinerja: Divestasi Anak Usaha dan Pelepasan Jalan Tol
Harga Emas Antam Hari Ini: Turun Rp 33.000, Cek Rinciannya!
ADRO: Penurunan Pendapatan & Laba Bersih Alamtri Resources Kuartal I 2025
Laba PTBA Terjun Bebas: Analisis Mendalam Kuartal I 2025
Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode Mei-Juli 2025: Peluang Investasi Blue Chip Menarik
Gotrade Hadirkan Kemudahan Trading Saham AS Lewat TradingView Mobile!

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:47 WIB

Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:43 WIB

PTPP Rugi di Kuartal Pertama 2025: Penurunan Pendapatan dan Laba Signifikan

Kamis, 1 Mei 2025 - 09:19 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini: Turun Rp 33.000, Cek Rinciannya!

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:31 WIB

ADRO: Penurunan Pendapatan & Laba Bersih Alamtri Resources Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:55 WIB

Laba PTBA Terjun Bebas: Analisis Mendalam Kuartal I 2025

Berita Terbaru

politics

Sejarah dan Makna Peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:27 WIB

Family And Relationships

Lisa Mariana Minta Maaf ke Istri Ridwan Kamil: Melaney Ricardo Beri Saran Bijak

Kamis, 1 Mei 2025 - 12:15 WIB