Rupiah Terkoreksi pada Rabu (19/2), Simak Proyeksinya untuk Hari Ini (20/2)

- Penulis

Kamis, 20 Februari 2025 - 07:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi. Pada Rabu (19/2) rupiah spot ditutup melemah 0,29% ke level Rp 16.325 per dolar AS. Sementara itu, rupiah di Jisdor Bank Indonesia juga melemah 0,5% ke level Rp 16.357 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.275 per dolar AS.

Pelemahan rupiah dipicu oleh sikap wait and see pelaku pasar menjelang Laporan Hasil Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) malam ini. Khawatirnya, ini akan berdampak pada penguatan dolar AS. Hal tersebut tercermin dalam indeks dolar AS yang ada di posisi 106,92 pada Rabu (19/2).

Baca Juga :  Prabowo Efisiensi hingga Rp 750 Triliun Demi Makan Bergizi Gratis dan Danantara

Kendati demikian, data indeks harga konsumen AS di bulan Januari meningkat jadi 3% dari bulan sebelumnya 2,9%. Capaian ini menjadi spekulasi bahwa The Fed tak akan terburu-buru melanjutkan pemotongan suku bunga.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengamati dari sisi domestik pertumbuhan kredit masih terus melambat hingga awal tahun ini. Penyaluran kredit tumbuh 10,27% pada Januari 2025, lebih kecil dari akhir tahun lalu sebesar 10,93%.

“Meskipun berhasil sedikit rebound setelah BI mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%,” Ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (19/2).

Lukman menilai, pada Kamis (20.2) investor menantikan data neraca transaksi berjalan Indonesia yang diperkirakan akan defisit US$ 0,6 miliar. Jika benar terjadi, arus modal asing keluar akan meningkat karena memungkinkan investor mengambil sikap untuk menarik dana mereka. Defisit ini akan meningkatkan permintaan dolar AS, yang pada gilirannya akan melemahkan rupiah.

Baca Juga :  Antam Cetak Rekor Pendapatan, Saham ANTM Langsung Meroket!

Bank Indonesia memperkirakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2025 terjaga, didukung oleh defisit transaksi berjalan yang tetap sehat berada di kisaran 0,5% – 1,3% dari PDB serta berlanjutnya surplus transaksi modal dan finansial.

“Maka rupiah diperkirakan masih akan tertekan dan melemah terhadap dolar AS di kisaran Rp 16.300 – Rp 16.400 per dolar AS,” jelas Lukman.

Berita Terkait

Untung Rugi Beli Rumah Subsidi: Panduan Lengkap Agar Tidak Menyesal
BI Tahan Suku Bunga: Strategi Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
Hindari Kecewa: 6 Tips Ampuh Beli Rumah Aman dari Penipuan
Harga Minyak Brent dan WTI Anjlok: Analisis Penyebab dan Dampaknya
IHSG Cetak Rekor 4 Hari: Daftar Saham Favorit Asing, Rabu 23 April
Harga Emas Anjlok! Sentimen Risiko Pulih Setelah Pernyataan Trump
Apindo: Dampak BI Rate Tetap 5,75% Bagi Dunia Usaha Indonesia
IHSG Melemah, Tapi 20 Saham Ini Justru Cetak Rekor Hijau

Berita Terkait

Kamis, 24 April 2025 - 03:48 WIB

Untung Rugi Beli Rumah Subsidi: Panduan Lengkap Agar Tidak Menyesal

Kamis, 24 April 2025 - 03:31 WIB

BI Tahan Suku Bunga: Strategi Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Kamis, 24 April 2025 - 03:28 WIB

Hindari Kecewa: 6 Tips Ampuh Beli Rumah Aman dari Penipuan

Kamis, 24 April 2025 - 03:15 WIB

Harga Minyak Brent dan WTI Anjlok: Analisis Penyebab dan Dampaknya

Kamis, 24 April 2025 - 03:07 WIB

IHSG Cetak Rekor 4 Hari: Daftar Saham Favorit Asing, Rabu 23 April

Berita Terbaru

Uncategorized

9 Curug Terindah di Banten: Destinasi Liburan Akhir Pekan Impian!

Kamis, 24 Apr 2025 - 04:36 WIB