Nilai tukar rupiah di pasar spot melanjutkan tren pelemahan hingga penutupan perdagangan hari ini. Pada Selasa (17/6), kurs rupiah ditutup melemah di level Rp 16.290 per dolar Amerika Serikat (AS).
Penutupan ini menunjukkan depresiasi 0,15% dibandingkan dengan posisi akhir perdagangan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.265 per dolar AS. Gerak rupiah ini tak sendiri, karena sejalan dengan mayoritas mata uang utama di kawasan Asia.
Tren pelemahan ini memengaruhi sebagian besar mata uang regional. Hingga pukul 15.16 WIB, peso Filipina memimpin pelemahan di Asia setelah ditutup anjlok 0,49%. Menyusul di belakangnya, baht Thailand juga terkoreksi signifikan sebesar 0,45%.
Situasi serupa turut dialami oleh dolar Taiwan yang turun 0,29%, won Korea Selatan yang terkoreksi 0,28%, serta rupee India yang tertekan 0,12%. Dolar Singapura pun tak luput dari depresiasi, melemah 0,11%. Yuan China dan ringgit Malaysia juga tercatat melemah tipis, masing-masing sebesar 0,05% dan 0,04%.
Sementara itu, di tengah gejolak pasar, yen Jepang berhasil menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia, naik 0,05% terhadap dolar AS. Diikuti oleh dolar Hong Kong yang menunjukkan apresiasi tipis sebesar 0,001% pada sore ini, kontras dengan tren pelemahan mata uang lainnya.