Rupiah Menguat Awal Pekan? Cek Faktor Pendorongnya!

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 29 Juni 2025 - 21:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA

Nilai tukar rupiah diproyeksikan untuk melanjutkan tren penguatannya di awal pekan ini, didorong oleh ekspektasi pelemahan berkelanjutan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Performa rupiah pada akhir pekan lalu menunjukkan sinyal positif. Pada Kamis (26/6), rupiah di pasar spot menutup perdagangan dengan penguatan signifikan sebesar 0,56%, menembus level Rp 16.209 per dolar AS. Sementara itu, nilai tukar referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) turut menunjukkan perbaikan, menguat 0,36% ke posisi Rp 16.233 per dolar dari hari sebelumnya.

Menurut Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures, tekanan terhadap mata uang Paman Sam diperkirakan akan berlanjut. Dolar AS masih dihantui oleh sentimen geopolitik, termasuk ketegangan yang belum mereda antara Powell dan Trump, serta harapan akan terciptanya perdamaian di kawasan Timur Tengah. Selain faktor-faktor tersebut, data ekonomi Amerika Serikat yang baru dirilis juga sejalan dengan perkiraan pasar. Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS tercatat naik 0,1% secara bulanan pada Mei 2025, angka yang konsisten dengan bulan April dan sesuai dengan ekspektasi.

Baca Juga :  IHSG Terkoreksi, Tensi Timur Tengah Jadi Beban Pasar?

Leong menambahkan, selama tidak ada kejutan signifikan dari rilis data ekonomi maupun perkembangan geopolitik global, rupiah berpotensi untuk semakin menguat. Ia memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.150 hingga Rp 16.300 per dolar AS pada perdagangan Senin (30/6).

Senada dengan pandangan tersebut, Alwi Assegaf, dari Research & Development Trijaya Pratama Futures, menjelaskan bahwa fokus pasar saat ini bergeser lebih banyak ke data-data ekonomi AS, terutama seiring dengan meredanya ketegangan di Timur Tengah. Dari sisi domestik, tidak ada rilis data ekonomi penting yang akan mempengaruhi pergerakan pasar dalam waktu dekat.

Baca Juga :  PIPA Balik Untung! Multi Makmur Lemindo Cetak Laba di Semester I-2025

Assegaf menerangkan, sinyal-sinyal perlambatan dalam ekonomi AS dapat memicu ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) yang lebih agresif, baik dari segi kecepatan maupun besaran.

Kendati demikian, pergerakan rupiah juga tidak luput dari potensi fluktuasi. Ada kemungkinan dolar AS mengalami teknikal rebound, meskipun hal tersebut lebih didorong oleh apresiasi rupiah yang sudah cukup tajam sebelumnya. Untuk itu, Alwi memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam kisaran yang sedikit berbeda, yakni antara Rp 16.150 hingga Rp 16.275 per dolar AS.

Berita Terkait

Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!
Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi
Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag
PBB Naik Bikin Gaduh? Ini Daftar Daerah yang Bergejolak!
BSI Buka Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis, Ketua MUI
UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!
Pertumbuhan Ekonomi Dipertanyakan, Indef Minta Pemerintah Buka Data!
Airlangga Klaim: Ekonomi RI Tertinggi di ASEAN, Benarkah?

Berita Terkait

Jumat, 15 Agustus 2025 - 20:12 WIB

Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Jumat, 15 Agustus 2025 - 02:22 WIB

Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi

Kamis, 14 Agustus 2025 - 22:38 WIB

Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:14 WIB

PBB Naik Bikin Gaduh? Ini Daftar Daerah yang Bergejolak!

Senin, 11 Agustus 2025 - 23:20 WIB

BSI Buka Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis, Ketua MUI

Berita Terbaru

Family And Relationships

Ibu dan Anak Dokter! Lolos Tes Kedokteran India Bersama

Sabtu, 16 Agu 2025 - 20:08 WIB