Rupiah Melemah? Kurs Dolar AS Sentuh Rp16.292,5 di Akhir Pekan

- Penulis

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 00:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan pekan ini, Jumat (8/8/2025), dengan koreksi tipis sebesar 0,04%. Berdasarkan data Bloomberg yang terekam pada pukul 15.00 WIB, rupiah melemah menjadi Rp16.292,5 per dolar AS. Tren pelemahan ini sejalan dengan kontraksi yang dialami indeks dolar AS, yang turun 0,27% ke posisi 98,13.

Pelemahan rupiah turut mencerminkan sentimen negatif yang melanda mayoritas mata uang di kawasan Asia pada penutupan perdagangan hari ini. Beberapa di antaranya meliputi yen Jepang yang terkoreksi 0,13%, dolar Singapura turun 0,04%, dolar Taiwan kontraksi 0,27%, dan won Korea Selatan melemah 0,21%. Kendati demikian, tidak semua mata uang Asia bergerak negatif; rupee India dan baht Thailand justru berhasil menguat masing-masing 0,02% terhadap dolar AS.

Menurut pengamat forex, Ibrahim Assuaibi, pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini didominasi oleh pengaruh beberapa faktor eksternal. Salah satunya adalah fokus para pelaku pasar terhadap pidato para pejabat The Fed, mencari isyarat mengenai langkah kebijakan moneter bank sentral AS berikutnya. Pada Kamis pekan lalu, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic kembali menegaskan pandangannya tentang satu kali pemotongan suku bunga yang dinilai tepat untuk tahun ini, meski tetap menunggu data lebih lanjut sebelum pertemuan kebijakan berikutnya.

Baca Juga :  Panduan Lengkap: Install Font Keren di Microsoft Word!

Selain itu, sebuah laporan dari Bloomberg juga menyoroti kemungkinan Gubernur The Fed Christopher Waller sebagai kandidat utama pilihan Donald Trump untuk menggantikan Ketua The Fed saat ini, Jerome Powell, yang dijadwalkan mengundurkan diri pada pertengahan 2026. Menariknya, Waller merupakan salah satu dari dua anggota dewan The Fed yang mendukung penurunan suku bunga pada Juli lalu, selaras dengan keinginan Trump. Ibrahim menambahkan, kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menguraikan pembatasan lebih lanjut terhadap industri minyak Rusia, termasuk pengenaan tarif tinggi pada India, juga turut mempengaruhi sentimen pasar.

“Tarif timbal balik Trump terhadap mitra dagang utama yang mulai berlaku sejak Kamis memicu kekhawatiran atas meningkatnya gangguan ekonomi di seluruh dunia, yang pada gilirannya dapat menekan permintaan minyak,” jelas Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/8/2025).

Dari sisi internal, Ibrahim menilai bahwa target pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5–6% memerlukan strategi yang tepat. Kunci utamanya adalah menyeimbangkan peran dua mesin penggerak ekonomi utama, yakni sektor pemerintah dan swasta. Saat ini, kekuatan ekonomi Indonesia masih sangat bertumpu pada permintaan domestik, terutama konsumsi dan investasi (PMTB), yang pada Juni 2025 menyumbang 90% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Dua mesin penggerak ekonomi, pemerintah dan swasta, harus berfungsi bersama. Selama ini, selalu timpang. Satu mati, satu jalan. Itu tidak cukup. Sebagai contoh, di era Presiden SBY saat harga komoditas tinggi, ekonomi didorong sektor swasta dan utang pemerintah menurun. Sebaliknya, di era Presiden Jokowi, peran pemerintah dominan, terutama saat pandemi,” ungkapnya.

Baca Juga :  Cinta Dekati Sarwendah? Olla & Mantan Suami Rukun! 3 Berita Artis Heboh

Ibrahim melanjutkan, meskipun tantangan global seperti geopolitik dan ketidakpastian ekonomi terus membayangi, pemerintah harus tetap menjaga momentum pertumbuhan domestik, mengingat kontribusinya terhadap ekonomi mencapai 80%. Ia berpendapat bahwa program seperti Makan Bergizi Gratis dan Koperasi Merah Putih sangat baik untuk menjaga stabilitas ekonomi, namun pemerintah tidak boleh mengabaikan sektor swasta.

Selain itu, ia menyarankan agar pemerintah mendorong perbankan untuk lebih agresif dalam menyalurkan pembiayaan ke dunia usaha. Langkah ini diharapkan dapat menghidupkan kembali sisi konsumsi dan investasi. Terlebih lagi, Bank Indonesia terus menurunkan suku bunga acuan, menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi para pengusaha untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor eksternal dan internal tersebut, Ibrahim memproyeksikan bahwa pada perdagangan berikutnya, rupiah akan melanjutkan tren pelemahannya. “Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah diproyeksikan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.280-Rp16.330,” pungkas Ibrahim Assuaibi.

Berita Terkait

Comeback Dramatis! Timnas U-20 Putri Lolos Kualifikasi Piala Asia 2026
Enea Bastianini Jadi Tumbal Marquez? Pengakuan Pedas Soal Ducati!
Bagnaia Tak Pakai Motor MotoGP, Marquez Kalah di Trek Alien!
Honda Merana? Bradl Ungkap Jurang dengan Ducati, Martin Tak Cukup!
Aipda Robig: Orang Tua Gamma Desak Pemecatan dari Kepolisian!
Ramai soal Kenaikan Tarif di Pati, Bagaimana Cara Hitung PBB?
Dang Thi Hong Gemilang! Vietnam Kalahkan Timnas Voli Putri
Son Heung-min ke LAFC? Senyum Lebar Sambut Era Baru!

Berita Terkait

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 00:39 WIB

Rupiah Melemah? Kurs Dolar AS Sentuh Rp16.292,5 di Akhir Pekan

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 00:11 WIB

Comeback Dramatis! Timnas U-20 Putri Lolos Kualifikasi Piala Asia 2026

Jumat, 8 Agustus 2025 - 22:54 WIB

Enea Bastianini Jadi Tumbal Marquez? Pengakuan Pedas Soal Ducati!

Jumat, 8 Agustus 2025 - 18:56 WIB

Bagnaia Tak Pakai Motor MotoGP, Marquez Kalah di Trek Alien!

Jumat, 8 Agustus 2025 - 18:21 WIB

Honda Merana? Bradl Ungkap Jurang dengan Ducati, Martin Tak Cukup!

Berita Terbaru

Family And Relationships

Sah! Ini Mahar Pernikahan Nadin Amizah dan Faishal Tanjung

Sabtu, 9 Agu 2025 - 00:52 WIB

Uncategorized

Rupiah Melemah? Kurs Dolar AS Sentuh Rp16.292,5 di Akhir Pekan

Sabtu, 9 Agu 2025 - 00:39 WIB

Public Safety And Emergencies

APBD DKI Jadi Penentu: Rekrutmen 1.000 Damkar Jakarta Realistis?

Jumat, 8 Agu 2025 - 23:22 WIB