Ragamutama.com – , Badung – Kancah politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali menjadi sorotan seiring berakhirnya Kongres IV PDIP. Dalam susunan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP masa bakti 2025-2030, nama Hasto Kristiyanto tidak lagi tercantum dalam daftar. Posisi strategis Sekretaris Jenderal, yang sebelumnya diemban Hasto, kini diambil alih langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menjadikan Megawati merangkap dua jabatan kunci dalam partai berlambang banteng tersebut.
Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning Proletariyati menjelaskan bahwa keputusan pengisian jabatan sekretaris jenderal merupakan pertimbangan dan kebijakan khusus dari Megawati. Ribka juga tidak menutup kemungkinan Hasto akan kembali menduduki posisi tersebut di masa mendatang. Menurutnya, Megawati berkeinginan untuk merehabilitasi Hasto secara politik, guna membersihkan namanya dari stigma kasus hukum yang sempat menjeratnya. “Biar publik tahu Hasto itu tidak terstigma karena korupsi. Jangan sampai nanti di luar ’digoreng’, seolah Pak Hasto enggak jadi sekretaris jenderal karena persoalan tahanan korupsi. Itu harus clear dulu,” ujar Ribka seusai Kongres IV PDIP yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center, Kuta Selatan, Badung, Bali, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Selain alasan rehabilitasi, Ribka menambahkan bahwa kekosongan posisi sekretaris jenderal juga dipengaruhi oleh situasi Hasto Kristiyanto yang baru tiba di lokasi kongres menjelang penutupan. ”Kami sudah dilantik, (dia) baru datang. Kalau sebelum dilantik, ya, itu lain lagi persoalannya,” kata Ribka, memberikan gambaran dinamika internal partai.
Momen kedatangan Hasto Kristiyanto di Kongres VI PDIP menjadi salah satu sorotan utama. Ia tiba sekitar pukul 15.40 WITA, tepat di tengah pidato penutupan kongres yang disampaikan oleh Megawati. Mengenakan kemeja merah khas partai banteng, Hasto melangkah memasuki ruangan kongres. Diiringi pekikan “Merdeka!” dari para peserta, Hasto berjalan menuju panggung, menghampiri Megawati. Di atas panggung, ia memberikan gestur hormat dan mencium tangan sang Ketua Umum. Megawati yang saat itu sedang menyampaikan pidato pun berhenti sejenak, menggenggam tangan Hasto, dan terlihat meneteskan air mata, menunjukkan momen emosional yang kuat antara keduanya.
Kehadiran Hasto di kongres PDIP di Nusa Dua, Bali, ini tak lepas dari fakta bahwa ia baru saja bebas dari rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hasto, yang ditahan KPK sejak Februari 2025 karena kasus suap, telah dinyatakan bebas pada Jumat malam, 1 Agustus 2025, sehari sebelum kongres berakhir.
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto telah divonis hukuman 3 tahun 6 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Ia terbukti bersalah karena turut menyediakan dana suap kepada Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 2017-2022, Wahyu Setiawan. Suap ini ditujukan untuk memuluskan jalan kader PDIP, Harun Masiku, agar dapat menjadi pengganti Nazarudin Kiemas sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024, menyusul wafatnya Nazarudin sebelum dilantik. Vonis terhadap Hasto dijatuhkan pada Jumat pekan sebelumnya.
Namun, tak sampai seminggu setelah vonis, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan keputusan amnesti atau pengampunan untuk Hasto. Pemberian amnesti ini, yang juga mencakup 1.116 terpidana lainnya, tertuang dalam Surat Presiden Nomor R42/Pres 07.2025 tertanggal 30 Juli 2025. Usulan amnesti untuk Hasto dan ribuan terpidana lainnya tersebut kemudian mendapatkan persetujuan cepat dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Kamis, 31 Juli 2025, membuka babak baru dalam perjalanan politik Hasto Kristiyanto.