Ragamutama.com NEW YORK. Pasar saham Wall Street kembali menunjukkan kekuatannya pada Selasa (29/7/2025), dengan Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mencetak rekor tertinggi baru. Kenaikan signifikan ini didorong oleh serangkaian laporan keuangan perusahaan yang beragam serta ekspektasi pasar menjelang rapat kebijakan moneter Federal Reserve AS.
Further reading: Contoh Surat Pengunduran Diri / Resign Kerja yang Baik dan Benar
Hingga pukul 10:07 waktu setempat, S&P 500 berhasil naik 7,45 poin atau 0,12%, mencapai level 6.397,42. Sementara itu, Nasdaq Composite juga menguat 40,19 poin (0,19%) ke posisi 21.218,78. Di sisi lain, Indeks Dow Jones justru sedikit melemah 0,08%, berada di angka 44.803,16, sekitar 200 poin di bawah rekor puncaknya.
Kinerja sejumlah emiten besar tercatat bervariasi. Saham UnitedHealth mengalami penurunan tajam 4,2% setelah merilis proyeksi laba yang mengecewakan. Emiten asuransi kesehatan ini bahkan telah kehilangan hampir setengah nilainya sejak awal tahun 2025, turut menyeret indeks sektor layanan kesehatan turun 1,1%, menjadikannya sektor dengan kinerja terburuk.
Wall Street: Indeks S&P 500 dan Nasdaq Kembali Ditutup pada Rekor Tertinggi
Boeing juga menghadapi tekanan, melemah 2,7% meskipun kerugian kuartal keduanya lebih kecil dari perkiraan. Sementara itu, United Parcel Service (UPS) menjadi salah satu perusahaan yang terpukul dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Saham UPS anjlok 8% setelah melaporkan laba kuartal kedua yang berada di bawah ekspektasi pasar.
Namun, optimisme pasar terhadap kesepakatan dagang turut memberikan dorongan positif bagi S&P 500 dan Nasdaq. Salah satunya adalah tercapainya kesepakatan perdagangan antara AS dan Uni Eropa yang berhasil menurunkan tarif menjadi 15%. Hal ini meningkatkan harapan akan lebih banyak kesepakatan dagang yang bisa dicapai menjelang batas waktu kebijakan tarif Presiden Trump pada 1 Agustus. Trump juga sempat mengusulkan penerapan “tarif dunia” sebesar 15% hingga 20% bagi negara-negara yang menolak bernegosiasi dengan AS.
Di Stockholm, negosiasi dagang antara AS dan China memasuki hari kedua, di mana kedua negara berupaya keras menyelesaikan konflik perdagangan yang berkepanjangan dan mempertimbangkan perpanjangan gencatan senjata tarif selama 90 hari yang dimulai sejak Mei. Sementara itu, India juga tengah bersiap menghadapi potensi tarif AS hingga 25% atas beberapa komoditas ekspornya, setelah memilih untuk mempertahankan konsesi perdagangan baru menjelang tenggat waktu Washington.
Dana Moneter Internasional (IMF) saat ini secara cermat mengkaji dampak ekonomi dari serangkaian perjanjian perdagangan baru yang telah dicapai Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir, mencerminkan pentingnya dinamika ini bagi ekonomi global.
S&P dan Nasdaq Capai Rekor Tertinggi, Kesepakatan Dagang AS-UE Picu Optimisme
Perhatian pasar juga tertuju pada laporan keuangan dari raksasa teknologi seperti Meta, Microsoft, Amazon, dan Apple yang dijadwalkan rilis akhir pekan ini. Kinerja perusahaan-perusahaan besar ini akan menjadi ujian penting bagi keberlanjutan reli pasar saham.
Dalam berita perusahaan lainnya, saham Spotify mengalami penurunan tajam 10% setelah memproyeksikan laba kuartal ketiga yang di bawah ekspektasi analis. Berbanding terbalik, saham Cadence Design melonjak 10% setelah perusahaan perangkat lunak desain chip tersebut menaikkan proyeksi penjualan dan laba tahunannya.
Data ekonomi terbaru menunjukkan gambaran yang beragam namun tetap memberikan optimisme. Kepercayaan konsumen AS pada bulan Juli naik ke level 97,2, melampaui ekspektasi pasar. Meskipun demikian, data JOLTS mencatat penurunan jumlah lowongan kerja menjadi 7,437 juta pada bulan Juni. Kendati ada sedikit penurunan, pasar tenaga kerja secara keseluruhan dinilai masih cukup tangguh.
“Perusahaan-perusahaan tampaknya mulai memperketat perekrutan. Penurunan jumlah lowongan memang tidak besar, tetapi belum mengarah ke perbaikan yang signifikan,” kata Kim Forrest, Chief Investment Officer Bokeh Capital Partners, mengomentari data tenaga kerja.
Federal Reserve AS juga memulai rapat kebijakan dua hari pada Selasa waktu setempat. Pasar secara luas memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada hari Rabu. Namun, pelaku pasar akan mencermati setiap pernyataan dari para pejabat The Fed guna menilai arah kebijakan moneter selanjutnya, terutama mengingat perkiraan peluang penurunan suku bunga pada September yang mencapai sekitar 63,6% menurut CME FedWatch.
Wall Street Kompak Menguat, S&P dan Nasdaq Catat Rekor Tertinggi Baru
Di lantai bursa, jumlah saham yang naik di NYSE melampaui yang turun dengan rasio 1,5 banding 1. Sementara itu, di Nasdaq, situasi sedikit berbeda, di mana jumlah saham yang turun lebih banyak dengan rasio 1,17 banding 1.
S&P 500 mencetak 29 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan sembilan titik terendah baru, menunjukkan dinamika yang kuat di antara komponen indeks. Nasdaq Composite juga mencatat performa impresif dengan 53 titik tertinggi baru, meskipun juga mencatat 34 titik terendah baru, mencerminkan volatilitas di segmen teknologi.