Ragamutama.com JAKARTA. Kinerja PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) di tahun 2025 sangat bergantung pada arah suku bunga acuan The Fed. Meskipun demikian, PWON optimistis dan menargetkan pertumbuhan pra penjualan sebesar 16% tahun ini.
Andhika Cipta Labora, analis dari Kanaka Hita Solvera, menilai bahwa sektor properti secara keseluruhan akan terpengaruh oleh kebijakan suku bunga The Fed di tahun 2025.
“Emiten properti diprediksi akan menunjukkan kinerja positif pada semester II 2025, seiring proyeksi penurunan suku bunga The Fed sebesar 75 bps. Kemungkinan besar, Bank Indonesia (BI) akan mengikuti langkah tersebut,” jelas Andhika kepada Kontan, Rabu (30/4).
Ekspansi Proyek Baru Jadi Katalis Pakuwon Jati
Andhika menambahkan, penurunan suku bunga akan berdampak positif karena akan mendorong peningkatan pra penjualan rumah dan apartemen.
“Hal ini karena bunga KPR dan KPA berpotensi turun,” tambahnya.
Indy Naila, Analis Investasi Edvisor Provina Visindo, menambahkan bahwa kinerja PWON, yang masih menghadapi tantangan pelemahan daya beli masyarakat, berpotensi mendapatkan dorongan positif dari pergerakan suku bunga acuan.
“Jika outlook suku bunga acuan turun, permintaan akan meningkat dan dapat meningkatkan margin profitabilitas,” ujar Indy kepada Kontan, Rabu (30/4).
Namun, The Fed belum memberikan sinyal perubahan suku bunga. Diperkirakan, The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya pada rentang 4,25% – 4,5%.
Andhika menjelaskan bahwa meskipun suku bunga acuan tidak diturunkan, kinerja PWON diperkirakan tetap stabil sepanjang 2025. Hal ini karena segmen penyewaan PWON tetap konsisten memberikan kontribusi pendapatan.
Berdasarkan analisis tersebut, Andhika memberikan rating buy untuk saham PWON, dengan target harga Rp 420 per saham. Sementara Indy merekomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 450 per saham.
Pacu Pendapatan Berulang, Pakuwon Jati (PWON) Resmikan Hotel Fairfield di Bekasi
Yasmin Soulisa, analis Ciptadana Sekuritas, menambahkan bahwa perpanjangan insentif PPN akan menjadi katalis positif bagi PWON tahun ini.
“Kami optimistis perpanjangan insentif PPN akan berdampak positif, mengingat properti siap jual PWON per akhir Desember 2024 mencapai Rp 1,93 triliun untuk unit apartemen dan kantor, serta Rp 175 miliar untuk tanah dan rumah tapak,” ungkap Yasmin dalam riset 8 April 2025.
Lebih lanjut, Yasmin menjelaskan bahwa ekspansi bisnis yang berkelanjutan akan membantu PWON mencapai target pertumbuhan pra penjualannya. Apalagi, perseroan telah mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,8 triliun untuk ekspansi ini.
Oleh karena itu, Yasmin optimistis laba bersih PWON akan tumbuh menjadi Rp 2,12 triliun tahun ini. Ia mempertahankan rating buy untuk saham PWON dengan target harga Rp 530 per saham.