RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Di tengah pergerakan pasar saham domestik yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berjuang di zona merah hingga pertengahan tahun 2025, optimisme tetap menyala bagi para investor. Hingga penutupan perdagangan Kamis (26/6), IHSG tercatat berada di level 6.897,40, menunjukkan pelemahan sebesar 2,58% secara tahun berjalan (year to date/ytd).
Namun, di balik koreksi pasar secara keseluruhan, sejumlah saham justru berhasil mencetak imbal hasil fantastis, bahkan mencapai ratusan persen, sehingga layak menyandang predikat saham multi bagger. Berdasarkan data Bloomberg, tiga saham anggota indeks Kompas100 tampil paling menonjol dengan performa cemerlang.
Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) memimpin daftar ini dengan lonjakan luar biasa 402,93% ytd, menempatkan harganya di Rp 2.060 per saham. Disusul oleh PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) yang melesat 191,52% ytd ke level Rp 169 per saham, serta PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang tak kalah impresif, menguat 101,96% ytd menjadi Rp 2.940 per saham.
Analis sekaligus VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menjelaskan bahwa fenomena lonjakan harga saham-saham ini utamanya dipicu oleh pertumbuhan kinerja emiten yang solid, didukung oleh adanya ekspansi atau perubahan strategis dalam bisnis perusahaan.
Sebagai contoh, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan lonjakan pendapatan dari penjualan emas sebesar Rp 21,61 triliun pada kuartal I-2025, menandai pertumbuhan signifikan 182% secara tahunan (yoy) dan menyumbang sekitar 83% dari total pendapatan perusahaan. Selain itu, volume produksi feronikel ANTM juga mencapai 3,83 juta Wet Metric Tonne, melonjak 281% yoy. Di sisi lain, ANTM aktif mengembangkan Proyek Dragon senilai US$ 16 miliar yang bertujuan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi, meliputi fasilitas rotary kiln-electric furnance (RKEF), smelter high pressure acid leaching (HPAL), alumina, dan logam mulia.
Sementara itu, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 182% yoy menjadi Rp 82,6 miliar pada kuartal I-2025, didorong oleh pertumbuhan segmen layanan internet dan iklan digital yang kuat. Perusahaan ini juga aktif memperluas jaringan Fiber To The Home (FTTH) dengan target ambisius menjangkau empat juta pelanggan.
“Pasar cenderung merespons positif dengan outlook jangka panjang yang akan berdampak pada kinerja emiten,” ujar Audi kepada Kontan, Minggu (29/6).
Untuk sisa akhir tahun, Audi memproyeksikan prospek saham-saham tersebut masih cenderung positif, meski tidak seagresif di kuartal I-2025. Hal ini seiring dengan kondisi pasar yang sudah memperhitungkan (priced-in) kinerja emiten. Prospek ini sangat relevan terutama bagi emiten yang memiliki korelasi positif terhadap pergerakan harga komoditas, seperti bahan baku.
Selain anggota indeks Kompas100, beberapa emiten lain juga berhasil mencatatkan peningkatan imbal hasil hingga ratusan persen sepanjang tahun berjalan. Di antaranya adalah saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) yang meroket 708,13% ytd, diikuti oleh PT PAM Mineral Tbk (NICL) yang naik 261,54% ytd, PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) melesat 226% ytd, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) tumbuh 141,96% ytd, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) naik 131,85% ytd, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) meningkat 122,86% ytd, dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang mencatatkan kenaikan 113,86% ytd.
Praktisi pasar modal sekaligus Founder WH-Project, William Hartanto, mengungkapkan bahwa lonjakan harga saham-saham ini sebagian besar didorong oleh berbagai faktor, terutama yang berkaitan dengan kenaikan harga komoditas. Namun, ia mengingatkan bahwa saham-saham tersebut belum tentu akan terus memberikan imbal hasil tertinggi di kemudian hari, karena setiap saham memiliki sentimen dan momentum yang berbeda.
William menambahkan, ada saham yang masih berada dalam tren penguatan, namun ada pula yang sudah berada di area jenuh beli. “Contohnya seperti NICL dan ANJT. Kedua saham ini saya sarankan sell on strength,” ucap William kepada Kontan, Minggu (29/6).
Dalam pandangan Oktavianus Audi, ia merekomendasikan buy saham ANTM dengan target harga Rp 3.250 per saham dan hold saham WIFI dengan target harga di posisi Rp 2.350 per saham.
Intip Rekomendasi Saham Pilihan dan Prospek Sektor Konsumsi di Semester II-2025