Rekomendasi Saham Bank: Bukan Hanya Big Banks, Ini Pilihan Analis!

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 3 Juni 2025 - 08:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saham Bank Non-KBMI 4: Potensi Pertumbuhan Melesat di Tengah Kinerja Bank Jumbo yang Stagnan

Bagi sebagian besar investor saham perbankan, bank-bank kategori KBMI 4 seringkali menjadi pilihan utama untuk dikoleksi. Namun, di balik dominasi bank-bank raksasa ini, sejumlah saham bank yang tidak tergolong KBMI 4 justru mulai menarik perhatian analis berkat performa yang lebih positif. Fenomena ini menawarkan alternatif menarik, terutama mengingat kinerja bank-bank besar yang cenderung stagnan, bahkan ada yang menunjukkan penurunan.

Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang pada periode Januari hingga April 2025 hanya mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 0,7% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 15,2 triliun. Lebih mencolok lagi, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bahkan tidak menunjukkan pertumbuhan laba sama sekali, dengan laba bersih senilai Rp 6,9 triliun pada periode yang sama. Angka-angka ini kontras dengan harapan pertumbuhan agresif yang sering dikaitkan dengan bank-bank berkapitalisasi pasar besar.

Situasi berbeda justru terjadi pada bank-bank di luar kategori KBMI 4, yang mencatat pertumbuhan kinerja lebih tinggi. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), misalnya, berhasil membukukan pertumbuhan laba signifikan mencapai 6,2% YoY menjadi Rp 2,38 triliun. Contoh lainnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) juga menunjukkan peningkatan laba dari Rp 2,18 triliun pada periode Januari-April tahun sebelumnya menjadi Rp 2,26 triliun di periode yang sama tahun 2025. Performa ini mengindikasikan potensi pertumbuhan yang lebih dinamis dari segmen perbankan di luar “big four”.

Baca Juga :  BBRI, BMRI, dan BBNI Siap Tebar Dividen Jumbo, Intip Bocarannya

Menanggapi fenomena ini, Analis Infovesta Utama, Ekky Topan, menjelaskan bahwa meskipun bank-bank non-KBMI 4 tidak memiliki skala aset dan cakupan bisnis sebesar bank jumbo, mereka justru memiliki fleksibilitas lebih tinggi untuk menyasar segmen-segmen tertentu. Ekky mengamati bahwa masing-masing bank ini memiliki kekuatan dan posisi yang unik dalam ekosistem perbankan nasional. Contohnya, Bank Syariah Indonesia (BSI) yang menjadi pemain kunci di sektor syariah, atau Bank CIMB Niaga dan PT Bank OCBC NISP Tbk yang dikenal relatif stabil dan konservatif.

Oleh karena itu, Ekky menilai saham-saham perbankan di luar kelompok KBMI 4 ini sangat menarik untuk dikoleksi. Terutama bagi investor yang mencari potensi pertumbuhan jangka menengah hingga panjang sekaligus ingin mendiversifikasi portofolio di sektor perbankan. “Secara keseluruhan, bank-bank ini tetap layak untuk masuk *watchlist* akumulasi, terutama jika terjadi pelemahan harga yang tidak disertai dengan penurunan fundamental,” ujar Ekky, menekankan peluang investasi yang strategis.

Pandangan senada juga diungkapkan oleh VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, yang melihat beberapa emiten bank non-KBMI 4 masih sangat menarik. Ini seiring dengan pertumbuhan kredit yang solid dan peningkatan pendapatan bunga yang berkelanjutan. Secara sektoral, Audi memproyeksikan outlook perbankan akan mengarah positif, sejalan dengan kebijakan The Fed yang cenderung *dovish* dan stabilitas ekonomi dalam negeri.

Baca Juga :  Pramono Anung Dorong Bank DKI IPO Saat Pengukuhan Kepala OJK Jabodetabek

Di antara berbagai opsi bank non-KBMI 4, Audi secara spesifik merekomendasikan Bank Syariah Indonesia (BRIS) untuk diakumulasi. Rekomendasi ini didasarkan pada target pertumbuhan kredit BRIS, khususnya pada segmen pembiayaan konsumer dan emas. “Pertumbuhan laba bersih diperkirakan sebesar 17% YoY di 2025 dengan target harga Rp 3.660,” jelas Audi, memberikan proyeksi optimis untuk saham BRIS.

Sementara itu, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, lebih merekomendasikan Bank CIMB Niaga (BNGA) untuk kinerja bank di luar kelompok bank besar. Ia memuji CIMB Niaga yang terus menerus melakukan inovasi digital dan strategi yang berfokus pada peningkatan *user experience* bagi penggunanya. Nico menilai langkah inovasi berkelanjutan, khususnya di sisi *digital banking*, merupakan strategi positif yang tidak banyak dilakukan bank lain.

“Hal ini kami yakini, akan membuahkan hasil secara jangka menengah hingga panjang nantinya,” ujar Nico, optimis terhadap prospek BNGA. Nico merekomendasikan harga saham CIMB Niaga dapat mencapai Rp 2.150 per saham. Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan Senin (2/6), saham CIMB Niaga ditutup di harga Rp 1.735 per saham, mengalami penurunan 2,53% dari harga penutupan sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa koreksi harga bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk melakukan akumulasi.

Berita Terkait

Deflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Wall Street Menguat Tipis, Saham Teknologi Jadi Penyelamat?
UNTR Ekspansi Tambang Luar Negeri, Cek Rekomendasi Saham United Tractors
IHSG Bangkit, Ini Daftar Saham Favorit Asing 4 Juni!
Private Placement Emiten Ramai, Analis Ungkap Dampak ke Investor!
Logam Industri: Harga Terbaru, Peluang Investasi, dan Analisis Mendalam
Rupiah Hari Ini: Analis Prediksi Penguatan Terbatas, Kamis 5 Juni
BI Rate Turun, NIM Bank Bangkit? Peluang dan Analisis Terbaru

Berita Terkait

Kamis, 5 Juni 2025 - 02:07 WIB

Deflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Rabu, 4 Juni 2025 - 23:37 WIB

Wall Street Menguat Tipis, Saham Teknologi Jadi Penyelamat?

Rabu, 4 Juni 2025 - 22:37 WIB

UNTR Ekspansi Tambang Luar Negeri, Cek Rekomendasi Saham United Tractors

Rabu, 4 Juni 2025 - 21:42 WIB

IHSG Bangkit, Ini Daftar Saham Favorit Asing 4 Juni!

Rabu, 4 Juni 2025 - 20:57 WIB

Private Placement Emiten Ramai, Analis Ungkap Dampak ke Investor!

Berita Terbaru

Society Culture And History

Hong Kong Juni 2025: 9 Agenda Seni Budaya Wajib Dikunjungi!

Kamis, 5 Jun 2025 - 01:52 WIB

technology

Samsung S25 Plus vs Edge: Adu Spek, Harga, Pilih Mana?

Kamis, 5 Jun 2025 - 01:32 WIB