Ragamutama.com – Hari Raya Waisak adalah momen sakral dan sangat dinantikan oleh seluruh umat Buddha di seluruh dunia.
Pada perayaan Waisak yang penuh makna ini, umat Buddha memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Sang Buddha Gautama, yaitu kelahiran Pangeran Siddharta, pencapaian penerangan sempurna di Bodh Gaya, dan wafatnya Sang Buddha.
Sebagai pengakuan terhadap makna pentingnya, Hari Raya Waisak telah ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1983, dan terus diperingati setiap tahun.
Menariknya, Hari Raya Waisak 2025 akan diikuti dengan cuti bersama yang berdekatan dengan akhir pekan, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati long weekend yang menyenangkan:
Daftar destinasi wisata menarik saat libur Waisak 2025
Bagi siapa saja yang ingin merasakan secara langsung suasana khidmat dan meriah perayaan Waisak, ada beberapa destinasi wisata menarik di Indonesia yang layak dikunjungi.
Berikut ini adalah 10 destinasi wisata yang direkomendasikan untuk mengisi libur Hari Raya Waisak, yang telah dirangkum oleh Kompas.com dari berbagai sumber terpercaya:
1. Candi Borobudur (Magelang)
Setiap tahunnya, Candi Borobudur menjadi pusat perayaan Waisak yang megah, dengan puncak acara berupa pelepasan ribuan lampion yang memukau. Festival Lampion di Candi Borobudur kali ini rencananya akan diadakan pada Senin, 12 Mei 2025, dan dibagi menjadi dua sesi, yaitu pukul 18.00-20.00 WIB dan pukul 21.23 WIB.
Menurut informasi dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), candi yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini, merupakan lokasi utama perayaan Hari Raya Waisak Nasional setiap tahun.
2. Candi Mendut (Magelang)
Tidak jauh dari Candi Borobudur, hanya berjarak sekitar 4,5 km, terdapat Candi Mendut yang juga menjadi salah satu pusat perayaan Hari Raya Waisak Nasional. Dikutip dari situs Kemenparekraf, perayaan Waisak di Candi Mendut biasanya dimeriahkan dengan acara kirab yang khidmat.
Dalam acara kirab tersebut, umat Buddha berjalan kaki bersama-sama dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Para biksu akan memberikan berkat dengan memercikkan air suci dan bunga mawar kepada para peserta kirab serta warga yang menyaksikan di sepanjang jalan.
3. Maha Vihara Mojopahit (Mojokerto)
Terletak di Desa Bejijon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, destinasi wisata ini terkenal dengan keberadaan “Patung Buddha Tidur” terbesar ketiga di kawasan Asia Tenggara.
Menurut data dari Kemenparekraf, patung Buddha ini memiliki ukuran yang mengesankan, dengan panjang mencapai 22 meter, lebar 6 meter, tinggi 4,5 meter, dan menghadap ke arah selatan (kiblat bagi umat Buddha). Patung ini menggambarkan momen saat Siddharta Gautama wafat.
Patung Buddha Tidur di Maha Vihara Mojopahit ini dilapisi dengan cat berwarna kuning keemasan yang indah dan dilengkapi dengan relief yang menggambarkan perjalanan Siddharta Gautama dalam menyebarkan ajaran dharma.
4. Klenteng Kwan Sing Bio (Tuban)
Masih di wilayah Jawa Timur, Klenteng Kwan Sing Bio menjadi salah satu pilihan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi saat libur Waisak.
Berlokasi di Jalan Martadinata No. 1, Karangsari, Tuban, klenteng ini memiliki luas area sekitar 4-5 hektare dan termasuk salah satu yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Klenteng ini menawarkan berbagai daya tarik, termasuk patung kepiting raksasa yang berada di atas gerbangnya serta patung Dewa Kwan Sing Tee Koen yang menjulang setinggi 30 meter.
5. Sanggar Agung Kenjeran (Surabaya)
Terletak di tepi laut, Klenteng Sanggar Agung Kenjeran merupakan tempat ibadah bagi para pemeluk Tridharma (Buddha, Konghucu, dan Taoisme).
Klenteng yang beralamat di Jl. Sukolilo No. 100, Kel. Sukolilo Baru, Kec. Bulak, Kota Surabaya ini memiliki arsitektur yang unik, berdiri harmonis di antara keindahan laut dan rimbunnya hutan bakau.
Sanggar Agung menggabungkan unsur arsitektur bergaya Jawa pada bagian atapnya, bangunan bercorak Bali, serta penggunaan tradisi kuil China pada beberapa bagian lainnya.
Di sana, terdapat gerbang samudra yang dihiasi dengan patung Dewi Kwan Im raksasa bersama Long Nu, Sancai, 4 Maharaja Langit, dan dua naga di bagian bawahnya. Dari area ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan Jembatan Suramadu yang ikonik.
Selain itu, terdapat pula Stupa Maha Brahma atau “Four Face Buddha” yang terletak di bagian belakang bangunan Klenteng Sanggar Agung.
6. Vihara Ksitigarbha Bodhisattva (Kepulauan Riau)
Jika Anda berkunjung ke Kepulauan Riau, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, yang lebih dikenal dengan sebutan Vihara Seribu Patung.
Vihara yang terletak di Jalan Asia Afrika KM 14, Tanjung Pinang ini memiliki koleksi 580 patung. Sebagai daya tarik utamanya, patung-patung tersebut sering disebut sebagai “thousand faces of Buddha” karena detail wajahnya yang berbeda-beda.
7. Candi Muaro Jambi (Jambi)
Selain Pulau Jawa, Sumatera juga memiliki warisan sejarah berupa candi yang menyimpan banyak kisah, yaitu Candi Muaro Jambi.
Mengusung corak Hindu dan Buddha, kompleks candi ini terdiri dari 11 candi utama. Menurut situs Kemenparekraf, diperkirakan masih ada sekitar 82 reruntuhan candi lainnya yang masih tertimbun dan belum dilakukan penggalian.
Menurut catatan sejarah, Candi Muaro Jambi bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat pembelajaran agama Buddha.
8. Pulau Kemaro (Palembang)
Terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera, Pulau Kemaro menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi di Palembang.
Di bagian tengah pulau, terdapat Klenteng Hok Tjing Rio dan Pagoda sembilan lantai yang terbuka untuk umum.
Selain itu, terdapat juga makam Tan Bu An dan Siti Fatimah yang letaknya berdampingan. Kisah cinta antara pangeran dan putri inilah yang menjadi legenda terbentuknya pulau tersebut.
9. Vihara Buddhagaya Watugong (Semarang)
Awalnya, Vihara Buddhagaya Watugong di Banyumanik, Semarang merupakan tempat peribadatan. Namun, pemerintah setempat kemudian menjadikannya sebagai salah satu daya tarik wisata karena keunikan arsitektur dan budayanya.
Vihara ini memadukan unsur budaya Tiongkok dan Thailand, yang tercermin dari keberadaan Pagoda Avalokitesvara. Di dalamnya, terdapat patung Avalokitesvara Boddhisatva setinggi 5 meter.
Terdapat juga Watugong yang terletak di depan pos keamanan vihara. Secara alami, batu ini memiliki bentuk menyerupai gong tanpa adanya campur tangan manusia.
10. Vihara Dhamadipa Arama (Kota Batu)
Selain sebagai tempat peribadatan, Vihara Dhammadipa Arama juga merupakan salah satu destinasi wisata religi bagi umat Buddha terbesar yang ada di Jawa Timur.
Kompleks vihara ini terdiri dari Dhammasala sebagai tempat ibadah, museum, Pagoda, patung Buddha tidur, Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa, dan pusat meditasi universal yang terbuka untuk semua agama.
Dilansir dari Kompas.com, Minggu (15/5/2022), vihara ini juga menyimpan relik dari seseorang yang telah mencapai tingkat spiritual tertinggi dalam mengamalkan ajaran Buddha.
Menurut Penyuluh Agama Buddha dari Kantor Kementerian Agama Kota Batu saat itu, Suwono, relik tersebut merupakan sisa pembakaran jenazah yang dibacakan paritta-paritta atau ayat suci.
“Relik itu bagian dari tubuh sisa pembakaran jenazah, bisa rambut, darah, atau lainnya, tahun 2001 dari Myanmar,” jelas Suwono.
(Sumber: Kompas.com/Nugraha Saputra | Editor: Gloria Setyvani Putri)