Raphinha Kritik Pedas Piala Dunia Antarklub 2025: Soroti Hak Pemain untuk Berlibur
Winger lincah Barcelona, Raphinha, secara terang-terangan melontarkan kritik keras terhadap gelaran Piala Dunia Antarklub 2025. Menurutnya, turnamen yang diperbarui ini secara signifikan mengorbankan waktu istirahat para pemain, menegaskan bahwa hak untuk berlibur adalah fundamental bagi setiap pesepak bola profesional.
Raphinha menyoroti dampak langsung dari jadwal padat yang diberlakukan. “Kami (pemain) hanya mengikuti perintah, kami harus bermain di sana,” ujar Raphinha, seperti dikutip dari *Bein Sport* pada Sabtu (28/6/2025). Ia menambahkan, “Mengorbankan liburan karena kewajiban adalah hal yang sangat rumit karena itu adalah hak kami. Setiap orang berhak mendapatkan setidaknya satu bulan libur, mungkin tiga minggu. Tetapi banyak dari mereka yang bermain di Piala Dunia Antarklub 2025 ini bahkan tidak akan mendapatkan jatah libur satu bulan penuh.”
Piala Dunia Antarklub 2025 memang menjadi terobosan baru FIFA dengan peningkatan jumlah peserta menjadi 32 tim, yang akan dibagi ke dalam delapan grup sebelum melaju ke babak gugur. Ajang ini dijadwalkan berlangsung dari 15 Juni hingga 14 Juli. Namun, format baru ini justru menuai banyak kritikan, terutama terkait kepadatan jadwal pertandingan.
Di tengah musim kompetisi klub yang menguras energi selama kurang lebih 10 bulan dalam setahun, momen libur musim panas seringkali menjadi satu-satunya waktu rehat yang tersisa bagi para pemain. Keberadaan turnamen ini dinilai makin mempersempit jeda tersebut, khususnya bagi pemain yang tampil di level klub maupun tim nasional. Kondisi ini tidak hanya menghilangkan kesempatan untuk memulihkan diri, tetapi juga berpotensi membuat para pemain lebih rentan terhadap cedera.
Meskipun Raphinha mengakui keinginannya untuk berkompetisi melawan klub-klub terbaik dunia, ia menekankan pentingnya perencanaan turnamen yang memprioritaskan kesehatan fisik dan mental pemain. “Sepak bola itu seperti pekerjaan yang lain, dan kami membutuhkan istirahat untuk mengisi ulang tenaga,” kata Raphinha. “Anda tidak bisa mempertahankan level intensitas ini tanpa istirahat,” tambahnya, menegaskan bahwa waktu libur sangat esensial untuk memulihkan kondisi secara menyeluruh.
Menariknya, Raphinha dan klubnya, Barcelona, justru tidak akan berpartisipasi dalam Piala Dunia Antarklub 2025. Hal ini dikarenakan regulasi penentuan tim dari FIFA. UEFA mendapatkan jatah 12 tim, yang berhak lolos berdasarkan ranking koefisien klub dari capaian di Liga Champions musim 2020/2021 hingga 2023/2024. Namun, satu liga hanya berhak mengirim maksimal dua wakil. Dalam kasus ini, Barcelona berada di posisi ke-12 dalam ranking koefisien UEFA. Namun, karena dua tim Spanyol lainnya, Real Madrid (peringkat 2) dan Atletico Madrid (peringkat 10), memiliki koefisien lebih tinggi dan sudah mengunci slot, Barcelona tidak dapat berpartisipasi.
Dengan absennya di Piala Dunia Antarklub 2025, Barcelona memiliki agenda pramusim alternatif. Mereka dijadwalkan melakoni tur Asia, menghadapi tiga klub lokal di Jepang dan Korea Selatan antara 27 Juli hingga 4 Agustus 2025. Situasi ini secara tidak langsung memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang lebih memadai dibandingkan rekan-rekan seprofesi yang berlaga di kompetisi antarbenua tersebut.