Cristian Gabarrini Bongkar Rahasia Kebangkitan Ducati Bersama Francesco Bagnaia, Sang Rival Marc Marquez yang Unik
Di tengah bayang-bayang dominasi Marc Marquez dan saudaranya, Alex, performa pembalap andalan Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, tengah menjadi sorotan tajam. Pecco, sapaan akrabnya, harus menghadapi periode sulit, bahkan gagal meraih podium dalam dua seri terakhir MotoGP 2025. Banyak yang bertanya-tanya, apakah Bagnaia kesulitan bersaing dengan rekan setimnya, Marc Marquez, ataukah ia masih dalam proses adaptasi dengan setingan terbaru motor Ducati? Namun, di balik keraguan yang mencuat, kepala kru Ducati yang berpengalaman, Cristian Gabarrini, tampil membela dan menguak keunggulan tak terduga yang dimiliki rival Marc Marquez ini, yang disebutnya sebagai kunci kebangkitan kejayaan tim Ducati.
Menurut Gabarrini, yang juga mengantar Casey Stoner meraih gelar juara MotoGP 2007, Francesco Bagnaia memiliki kelebihan fundamental yang telah membawa tim Ducati ke arah yang benar. “Gaya berkendara Pecco sangat mirip dengan Jorge [Lorenzo]. Lebih dari itu, gaya berkendara Pecco adalah evolusi dari gaya Jorge. Gerakannya halus, tenang, dan sangat minimal,” ungkap Gabarrini, sebagaimana dikutip dari Crash.net. Ia menambahkan bahwa Bagnaia adalah pembalap pertama yang berhasil mengimplementasikan kecepatan menikung tinggi pada motor Ducati, pada masa di mana karakteristik motor ini tidak dikenal sebagai motor yang unggul dalam hal kemampuan berbelok.
Kehadiran Francesco Bagnaia di Ducati memang bukan sekadar pelengkap. Ia adalah sosok yang telah mengembalikan gelar juara dunia untuk tim pabrikan Borgo Panigale setelah penantian panjang pasca era Casey Stoner. Keberhasilannya ini seolah menandai masa kejayaan baru bagi Ducati, yang terjadi di pengujung era karier legenda MotoGP, Valentino Rossi.
Gabarrini lebih lanjut menjelaskan perbedaan pendekatan Pecco dalam menghadapi tantangan. “Cara dia mengatasi masalah dan pendekatan kerjanya sangat mirip dengan Jorge [Lorenzo],” kata Gabarrini. “Namun, ini sangat berbeda dengan Casey [Stoner] yang cenderung lebih intuitif. Itulah perbedaan besar di antara mereka.” Meskipun Bagnaia kini menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan motor Ducati versi terbaru, Gabarrini tetap setia berada di sisinya, memberikan dukungan penuh.
Bagi Gabarrini, hubungannya dengan pembalap selalu didasari pada prinsip transparansi dan kejujuran. “Saya tidak akan mengatakan ada rahasia. Saya selalu berusaha untuk mencapai transparansi dan kejujuran maksimal dengan para pembalap,” jelasnya. Ia menilai Pecco sebagai pribadi yang sangat terbuka dan bersedia menerima masukan dari seluruh anggota timnya. “Sangat mudah bekerja dengan Pecco. Dia cerdas dan jarang marah,” tambah Gabarrini, menyoroti kemudahan kolaborasi dengan pembalap yang kini menjadi rival sengit Marc Marquez tersebut. Pendekatan konsisten inilah yang menurutnya menjadi kunci kesuksesan bersama.
Saat ini, Francesco Bagnaia memang masih tertahan di posisi ketiga klasemen sementara MotoGP 2025, dengan hanya satu kemenangan dari tujuh balapan yang telah digelar, yaitu di seri Amerika. Momentumnya terganggu setelah ia untuk pertama kalinya gagal finis di MotoGP Inggris dua pekan lalu. Ujian berat pun menanti di seri Aragon, yang notabene merupakan ‘markas’ bagi Marquez bersaudara. Namun, dengan landasan gaya berkendara dan etos kerja yang dipuji Gabarrini, Bagnaia diharapkan dapat kembali menemukan ritme terbaiknya untuk menghadapi tantangan ke depan.