Ragamutama.com, Jakarta – Paris, kota romantis yang selalu memikat hati, menjadi dambaan banyak pelancong. Lebih dari sekadar sejarah dan budaya yang kaya, pesona kuliner Paris juga mengundang untuk dieksplorasi. Sayangnya, popularitas tempat wisata, terutama di media sosial, seringkali mempersulit wisatawan menemukan hidangan lezat yang autentik dengan harga bersahabat.
Banyak wisatawan akhirnya terperangkap di restoran mahal dan biasa saja di kawasan turistik seperti Champs-Elysee dan Notre Dame. Mengutip dari Daily Mail, berikut adalah beberapa tips jitu untuk menghindari jebakan turis saat menikmati kuliner di Paris.
1. Jauhi Tempat yang Ramai Dikunjungi Vlogger dan Tiktoker
Pilihlah restoran yang lebih banyak dikunjungi warga Paris daripada tempat yang sedang viral. Contohnya, Cafe de Flore dan La Maison Rose populer karena eksteriornya yang menawan dan cokelat panas mahal dengan krim. Segelas minuman di sana bisa mencapai 11,50 euro atau sekitar Rp 210 ribu, belum lagi antrean panjang yang mengular hingga ke luar pintu.
Sebagai alternatif, kunjungi Maison Fleuret Paris yang tenang dan nyaman, terletak tidak jauh dan dulunya adalah toko buku. Atau, jika Anda menginginkan hidangan bistro tradisional Prancis, coba Bouillon Pigalle di distrik ke-18. Restoran ini menawarkan sup bawang Prancis, escargot, dan creme brulee dengan harga yang sangat terjangkau, sekitar 10 hingga 15 euro atau sekitar Rp 150 hingga Rp 274 ribu.
2. Berjalan Kaki Minimal 10 Menit dari Tempat Wisata
Setelah seharian menjelajahi Menara Eiffel, Louvre, dan Champs-Elysee, godaan untuk langsung makan di restoran terdekat memang besar. Namun, kafe dan restoran di sekitar tempat wisata tersebut seringkali terlalu mahal dan mengecewakan.
Luangkan waktu 10-15 menit berjalan kaki dari jalur utama untuk menemukan restoran autentik yang luar biasa. Misalnya, dari Menara Eiffel, berjalanlah ke Rue Cler untuk menemukan bistro-bistro menawan yang sering dikunjungi warga Paris.
3. Perhatikan Menu Besar Berbahasa Inggris dan Ulasan dari Turis Asing
Salah satu indikasi Anda berada di tempat yang menjebak turis adalah restoran dengan menu besar yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, serta ulasan Google yang didominasi oleh warga Inggris dan Amerika.
Usahakan untuk makan di tempat yang menawarkan 3-4 pilihan hidangan saja, karena kemungkinan besar makanan tersebut dibuat sendiri dengan bahan-bahan berkualitas. Perhatikan juga penggunaan bahan musiman, yang merupakan bagian penting dari budaya kuliner Paris. Jika restoran menawarkan menu yang sama sepanjang tahun, kemungkinan besar mereka melayani selera umum, bukan selera khas Prancis.
4. Jelajahi Pasar Tertutup Abad ke-17 di Paris
Jika Anda ingin berbaur dengan warga Paris yang paham kuliner, cobalah bersantap di pasar tertutup sebagai alternatif yang lebih terjangkau. Le Marché Couvert des Enfants Rouges, misalnya, adalah pasar makanan tertua di Paris yang dibuka pada tahun 1615, menjadikannya tempat yang menawarkan cita rasa Paris paling autentik yang bisa Anda temukan.
Keragaman makanan yang ditawarkan memungkinkan adanya pilihan harga dan masakan untuk semua orang, dengan kios-kios yang menjual makanan Maroko, Lebanon, Italia, dan Jepang di samping produk tradisional Prancis.
5. Mintalah Rekomendasi dari Warga Lokal
Warga Paris sering merekomendasikan Cafe du Commerce sebagai restoran autentik dengan harga terjangkau. Interior art deco Commerce masih dipertahankan sejak pertama kali dibuka pada tahun 1920-an. Di sana, Anda bisa menikmati hidangan khas Prancis seperti sup bawang, siput, dan kentang goreng dengan harga sekitar €20-€30 atau sekitar Rp 366 ribu hingga Rp 549 ribu.
Untuk pengalaman bersantap di luar ruangan, kunjungi Elià di distrik ke-11 dan nikmati makanan jalanan Yunani yang lezat dengan harga yang wajar. Harga makan siang dan makan malam di sana sekitar 10 euro atau sekitar Rp 183 ribu. Jika Anda ingin menikmati camilan manis, kunjungi Canal Saint Martin dan mampir ke kafe dan toko roti Du Pain et des Idées untuk mencicipi makanan panggang lezat seharga 5 euro atau sekitar Rp 91 ribu.
Pilihan editor: Kebanjiran Turis gara-gara Serial Emily in Paris, Penduduk Distrik di Paris Protes
