Ragamutama.com – Mengawali balapan dari posisi terdepan, Fabio Quartararo menunjukkan performa impresif dan berhasil memimpin di awal sprint MotoGP Prancis 2025.
Fabio Quartararo sempat memegang kendali sprint MotoGP Prancis 2025 selama lima putaran, sebelum akhirnya disalip oleh Marc Marquez, yang kemudian keluar sebagai pemenang sprint.
Meskipun sempat memberikan perlawanan sengit, sayangnya El Diablo justru harus berjuang untuk mempertahankan posisinya dari kejaran Alex Marquez dan Fermin Aldeguer, yang akhirnya berhasil mengunggulinya.
Situasi ini terjadi karena, alih-alih semakin baik, ritme Quartararo justru mengalami penurunan, yang mengakibatkan ia kehilangan kesempatan untuk meraih podium yang sangat diidamkannya.
Penyebab utama dari permasalahan ini adalah menurunnya daya cengkeram ban (grip) setelah pembalap Yamaha YZR-M1 ini melaju selama lima lap.
“Kami tahu soal lap tunggal, kami menemukan sesuatu, bisa menekan sampai limit. Tapi soal kecepatan balap, lap demi lap kami kehilangan grip,” ungkap Quartararo.
“Kami juga kurang akselerasi, kami kekurangan tenaga. Kami kekurangan banyak tapi aku bisa balapan dengan cerdas,” jelasnya, dilansir RAGAMUTAMA.COM dari Canal+.
Grip yang semakin berkurang tersebut disebabkan oleh tingkat degradasi ban motor Quartararo yang sangat tinggi, jika dibandingkan dengan ketiga pembalap Ducati yang berhasil mengalahkannya.
Bagnaia Terjatuh, Marc Marquez Menang Sprint MotoGP Prancis 2025
“Kami punya masalah dengan ban, aku tahu betul untuk kompetitif, kami tak boleh punya degradasi yang terlalu banyak dan sayangnya kami punya itu,” lanjut juara MotoGP 2021 ini.
“Kami juga kalah tenaga dan aerodinamika, itu kekurangan kami untuk bisa bertarung lebih dengan mereka. Degradasinya terlalu tinggi,” paparnya.
Quartararo menilai bahwa masalah degradasi ini akan menjadi tantangan signifikan baginya dalam balapan utama MotoGP Prancis 2025.
Terutama karena balapan utama akan jauh berbeda berkat jumlah lap yang lebih banyak, suhu yang lebih rendah, dan potensi hujan yang dapat menambah keseruan aksi di lintasan.
“Bannya akan berbeda, terutama di bagian belakang, kami tahu ban soft takkan bisa bertahan untuk kami pakai. Kami harus sangat pintar soal ini,” lanjut Quartararo.