Pulau Galang: Rumah Sakit Darurat 2.000 Warga Gaza

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 7 Agustus 2025 - 19:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Indonesia bersiap menyulap Pulau Galang di Provinsi Kepulauan Riau sebagai pusat evakuasi dan pengobatan sementara bagi 2.000 pengungsi dari Gaza, Palestina. Inisiatif kemanusiaan ini, sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, bertujuan utama untuk memberikan bantuan medis dan kemanusiaan kepada mereka yang terdampak konflik.

Hasan Nasbi menjelaskan bahwa Pulau Galang dipilih karena lokasinya yang terpisah dari permukiman padat penduduk. Menurutnya, pulau ini memiliki rekam jejak sebagai lokasi penampungan pengungsi di masa lalu, bahkan pernah difungsikan sebagai pusat penanganan COVID-19. Keunggulan ini menjadikan Pulau Galang “sangat manageable” dari sisi keamanan maupun kenyamanan warga lokal dan para pengungsi, seperti yang disampaikan Hasan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Agustus 2025.

Namun, Hasan Nasbi menegaskan bahwa peran Pulau Galang adalah murni sebagai fasilitas pengobatan dan evakuasi sementara, bukan untuk relokasi permanen pengungsi. “Jadi, bukan memindahkan warga, tapi kita semacam operasi kemanusiaan untuk membantu sebanyak yang kita bisa,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa para pengungsi Gaza akan kembali ke Palestina setelah mendapatkan perawatan medis yang diperlukan dan kondisi memungkinkan.

Meskipun target dan tujuan telah ditetapkan, Hasan belum merinci kapan rencana evakuasi pengungsi Gaza ini akan dieksekusi. Ia menjelaskan bahwa aspek teknis evakuasi tengah dipersiapkan secara kolaboratif oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan.

Rencana ini sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto sebelumnya, yang pada awal April 2025 mengumumkan niatnya untuk mengevakuasi sekitar 1.000 pengungsi Gaza saat konflik di sana memanas. Sebelum bertolak ke Uni Emirat Arab pada Rabu, 9 April 2025, Presiden Prabowo menegaskan bahwa mereka yang akan dievakuasi meliputi korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, serta individu yang mengalami trauma berat akibat agresi militer Israel. “Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk mengangkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama,” ujar Presiden Prabowo kepada pers.

Sama seperti Hasan Nasbi, Prabowo juga membantah rencana ini sebagai relokasi warga Gaza secara permanen. Ia menegaskan bahwa evakuasi ini bersifat sementara dan bukan bentuk permukiman permanen. Setelah pulih dan kondisi Gaza memungkinkan, para pengungsi akan dikembalikan ke tanah asal mereka.

Namun, rencana ini tidak luput dari kritik, salah satunya datang dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Ia menolak keras ide tersebut, menyebut pemindahan warga Palestina keluar dari Gaza sebagai gagasan yang diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan didukung Israel. “Pertanyaannya, untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut?” kata Anwar dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 9 April 2025.

Anwar menyinggung kekhawatirannya bahwa tujuan terselubung Israel dan AS adalah mengosongkan Gaza agar Israel lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah tersebut. Dengan demikian, menurut Anwar, Israel dapat menempatkan warga negaranya ke Gaza yang telah mereka duduki. Ia mengaku khawatir jika dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi bagian dari Israel Raya yang selama ini AS dan Israel cita-citakan.

Pulau Galang sendiri memiliki sejarah panjang sebagai tempat penampungan pengungsi, terutama dikenal sebagai lokasi bagi ‘Manusia Perahu’ dari Vietnam. Penampungan Pengungsi Vietnam di Pulau Galang muncul sebagai respons atas pergolakan politik dan perang saudara yang melanda Vietnam pada tahun 1970-an. Puluhan ribu warga Vietnam terpaksa meninggalkan negara asalnya setelah kemenangan gerilyawan Komunis dan jatuhnya Saigon pada April 1975. Mereka yang khawatir dengan kepemimpinan Komunis lantas melarikan diri menggunakan perahu ke berbagai negara, termasuk Indonesia, dan menemukan suaka sementara di pulau ini.

Hendrik Yaputra dan Savero Aristia Wienanto berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Uji Publik Formalitas Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Berita Terkait

Partai Buruh Geruduk DPR 28 Agustus: Bukan Demo Akhir Pekan!
Demo DPR 25 Agustus: Mahasiswa Tagih RUU, Ojol Jerit Ekonomi!
Prabowo Anugerahi Bintang Republik Indonesia Utama kepada Puan, Dasco, Muzani
Prabowo Lantik Dubes RI untuk AS dan 7 Negara Lain!
Demo 25 Agustus 2025: Sikap BEM SI & Partai Buruh Terungkap!
BP Haji Naik Kelas: Kementerian Baru, Ditjen Haji Kemenag Dihapus?
Amnesti Eks Wamenaker: Kontroversi dan Tanda Tanya Besar?
IKN Lanjut! Gibran Pastikan Pembangunan Ibu Kota Negara Terus Berjalan

Berita Terkait

Senin, 25 Agustus 2025 - 17:52 WIB

Partai Buruh Geruduk DPR 28 Agustus: Bukan Demo Akhir Pekan!

Senin, 25 Agustus 2025 - 15:04 WIB

Demo DPR 25 Agustus: Mahasiswa Tagih RUU, Ojol Jerit Ekonomi!

Senin, 25 Agustus 2025 - 13:26 WIB

Prabowo Anugerahi Bintang Republik Indonesia Utama kepada Puan, Dasco, Muzani

Senin, 25 Agustus 2025 - 10:45 WIB

Prabowo Lantik Dubes RI untuk AS dan 7 Negara Lain!

Senin, 25 Agustus 2025 - 00:15 WIB

Demo 25 Agustus 2025: Sikap BEM SI & Partai Buruh Terungkap!

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Jurnalis Antara Dianiaya Polisi Saat Liput Demo DPR!

Senin, 25 Agu 2025 - 21:08 WIB