Setiap kata yang terucap dari bibir orang tua memiliki kekuatan besar dalam membentuk karakter dan perkembangan si kecil. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa ada beberapa kalimat yang sebaiknya dihindari, menurut saran para psikolog.
Dalam perjalanan membesarkan anak, orang tua seringkali tanpa sadar menggunakan kata-kata yang justru dapat melukai perasaan dan berdampak buruk pada kesehatan mental anak. Ingatlah, anak-anak adalah peniru ulung dan sangat peka terhadap intonasi serta pilihan kata yang digunakan orang tua.
Mungkin Ayah dan Bunda hanya ingin melindungi anak-anak, sehingga terkadang ucapan menjadi berlebihan. Namun, tanpa disadari, hal ini dapat menanamkan rasa takut yang mendalam dan terbawa hingga dewasa.
“Sebagai orang dewasa, kita mungkin berpikir bahwa kita menyampaikan sesuatu dengan maksud baik, yaitu untuk menjaga keselamatan anak. Kita mungkin cenderung melebih-lebihkan atau menggambarkan situasi lebih berbahaya dari yang sebenarnya,” ungkap David Schwartz, LMFT, seorang Terapis Pernikahan dan Keluarga Berlisensi di California, AS, seperti yang dilansir dari Psychology Today.
“Tentu saja, kita ingin anak-anak menanggapi perkataan kita dengan serius. Akan tetapi, terlalu menekankan sesuatu dapat memicu rasa takut yang akan terus menghantui mereka,” lanjutnya.
: 4 Kalimat Ini Dilarang Diucapkan Orang Tua agar Anak Sukses Menurut StudiKata-kata yang sebaiknya dihindari orang tua
Merujuk pada laman Parade, terdapat beberapa kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan orang tua kepada anak. Berikut ini adalah rangkuman yang telah Bubun siapkan:
1. “Sudah besar, kok…”
Terkadang, orang tua melontarkan kalimat ini terlalu dini. Ayah dan Bunda mungkin menggunakan frasa ini untuk mendorong anak melakukan sesuatu yang sebenarnya belum sesuai dengan kemampuan mereka.
“Orang tua mungkin menggunakan frasa ini untuk mendorong anak menunjukkan perilaku yang sebenarnya masih sulit atau di luar jangkauan kemampuan mereka,” jelas Dr. Denitrea Vaughan, PsyD, dan LPC-Supervisor, seorang Psikolog yang berpraktik di Washington DC, Amerika Serikat.
Sebagai alternatif, Dr. Vaughan menyarankan untuk menggunakan kalimat seperti, ‘Kamu semakin pandai dalam mengungkapkan apa yang kamu butuhkan kepada Bunda’.
2. “Kamu harus jadi contoh yang baik”
Anak sulung mungkin sering mendengar kalimat ini dari orang tuanya. Namun, terlalu sering mendengarnya justru dapat menimbulkan stres pada anak.
“Gagasan bahwa anak tertua harus berperan sebagai orang tua kedua atau pengasuh, memberikan tekanan dan stres yang tidak semestinya. Belum lagi, ketika mereka mengambil peran ini, hal itu dapat berdampak negatif pada hubungan si sulung dengan adik-adiknya,” ungkap psikolog lainnya, Dr. Nicholas Forlenza, Ph. D.
3. “Kamu yang paling hebat”
Walaupun niatnya baik, kalimat ini dapat menanamkan pemahaman bahwa cinta yang diberikan bergantung pada prestasi yang diraih. Jika kalimat ini diucapkan hanya kepada salah satu anak, hal ini justru dapat memicu perasaan iri dan benci di antara saudara kandung.
“Hal ini dapat menumbuhkan rasa iri di antara saudara dan memperkuat sikap egois pada anak yang menerima pujian berlebihan. Sebaliknya, orang tua sebaiknya mengatakan, ‘Bunda mencintaimu apa adanya, bukan karena apa yang kamu capai’ atau ‘Kamu berharga bagi Bunda, menang atau kalah, senang atau sedih’,” saran Dr. Vaughan.
4. “Kamu ‘kan yang paling bertanggung jawab”
Sekilas, kalimat ini terdengar seperti pujian. Namun, makna sebenarnya seringkali jauh dari itu, Bunda.
Tanpa disadari, kalimat ini memerintahkan anak untuk menjaga orang lain dengan selalu berkelakuan baik dan patuh.
“Daripada mengatakan itu, lebih baik katakan, ‘Bunda lihat kamu sedang bercanda, Bunda ingin tahu apa yang akan terjadi jika kamu terus memainkan mainan itu’,” saran Psikolog Dr. Brittany McGeehan, Ph. D.
5. “Kamu yang bertanggung jawab kalau Bunda tidak ada di sini”
Ungkapan ini mirip dengan poin sebelumnya, Bunda. Padahal, Ayah dan Bunda tidak seharusnya menyerahkan tanggung jawab penuh atas anak-anak lain kepada anak-anak.
“Mungkin ungkapan ini lebih tepat setelah anak berusia di atas 15 tahun dan mampu menjaga adik-adiknya. Tetapi, saya tidak menyarankan untuk terlalu sering menggunakannya karena dapat menyebabkan kebingungan peran,” jelas Dr. McGeehan.
6. “Kamu seperti orang tua yang lainnya”
Frasa ini merujuk pada panggilan ‘Bunda kecil’ atau ‘Ayah kecil’. Kalimat ini biasanya digunakan sebagai bentuk pujian atau ungkapan sayang.
Ketika mengucapkan kalimat ini kepada anak sulung, Ayah dan Bunda mungkin bermaksud untuk berterima kasih karena telah membantu mengawasi adik-adiknya. Namun, pada dasarnya, anak tidak ingin menggantikan peran orang tua.
“Terlepas dari niat baik Ayah dan Bunda, kebanyakan anak, tanpa memandang usia dan urutan kelahiran, tidak ingin menjadi orang tua bagi saudara-saudara mereka. Mereka ingin dilihat sebagai individu yang unik,” jelas Dr. Brett Biller, Psy.D., Direktur Program Pemuda Kesehatan Mental di Rumah Anak Audrey Hepburn di Hackensack University Medical Center, New Jersey, Amerika Serikat.
7. “Kamu ‘kan kakak, harus mengalah dong!”Ilustrasi/Foto: Getty Images/kate_sept2004
Terlepas dari urutan kelahirannya, setiap anak adalah individu yang berharga. Ungkapan ini mengirimkan pesan negatif pada anak karena membebankan tanggung jawab untuk selalu berbuat baik.
Seharusnya, kebaikan muncul dari keinginan tulus, bukan karena status atau hubungan tertentu. Daripada mengatakan hal ini, Dr. Biller menyarankan untuk mengucapkan kalimat seperti, “Bunda lihat kamu tidak berbagi makanan ringan dengan adik. Apa alasannya?”.
8. “Seharusnya kamu sudah tahu!”
Pernyataan ini adalah salah satu kalimat yang dapat membuat anak merasa malu pada diri sendiri. Kalimat ini mengasumsikan bahwa anak harus selalu berperilaku sempurna, mengabaikan kebutuhan mereka untuk belajar dan berkembang.
“Hal ini juga menyebabkan anak merasa malu atas tindakan yang mereka lakukan, seperti bersenang-senang atau mengambil risiko, dan akan menghambat kemampuan mereka untuk mengambil risiko di masa depan,” kata Dr. McGeehan.
9. “Jaga adik-adikmu ya”
Perlu diingat kembali bahwa anak-anak tidak bertanggung jawab atas saudara kandungnya. Jika Ayah dan Bunda mengucapkan ini saat membutuhkan bantuan anak, hal ini berpotensi menimbulkan perasaan benci antar saudara.
“Masalahnya adalah, hal itu dapat memicu perasaan iri di antara saudara dan menciptakan dinamika keluarga yang tidak sehat,” jelas Dr. Vaughan.
10. “Kamu seharusnya bersikap lebih dewasa!”
Kalimat ini sama saja dengan meminta anak untuk memikul tanggung jawab yang bukan miliknya. Ingatlah bahwa anak-anak seharusnya tetap menjadi anak-anak dan bertindak sesuai dengan tahapan perkembangannya.
“Tidak ada alasan untuk mengharapkan anak tertua untuk bersikap dewasa di luar tingkat perkembangan mereka, hanya karena posisi mereka dalam keluarga,” tutur Dr. Forlenza.
11. “Kamu sudah terlalu besar untuk melakukan itu!”
Anak-anak mungkin melakukan hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan usianya. Namun, hal itu tidak serta merta membuat kalimat ini benar, Bunda.
“Ungkapan ini dapat memaksa anak untuk tumbuh terlalu cepat, menghilangkan kesempatan mereka untuk menikmati masa kecilnya. Hal ini juga dapat menyebabkan anak kehilangan minat dan keinginan mereka di kemudian hari,” ujar Dr. McGeehan.
12. “Kamu terlalu baik”
Meskipun terdengar seperti pujian, jika diucapkan berulang kali, kalimat ini tidak akan berdampak baik bagi anak. Mereka akan merasa bahwa Ayah dan Bunda tidak memiliki respons lain untuk mereka dan mengungkapkan bahwa Bunda terlalu menghargai mereka setelah merawat orang lain.
Dr. McGeehan menyarankan agar Bunda mengucapkan kalimat lain seperti, “Bunda menghargai bantuanmu dengan adik, tapi penting juga bagimu untuk memiliki waktu untuk diri sendiri”.
Pilihan Redaksi
Pola Asuh yang Salah Bisa Sebabkan Anak Jadi Pelaku & Korban Bullying Sejak Dini
Anak Sering Bertanya ‘Mengapa?’, Ini 7 Kalimat Terbaik untuk Menjawabnya Menurut Pakar
7 Kata-kata Terbaik untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak Menurut Pakar
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!