PSG Buktikan Anti-Galacticos Berbuah Manis, Era Baru Sepak Bola?

- Penulis

Senin, 2 Juni 2025 - 21:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Transformasi PSG: Dari Obsesi “Galacticos” menuju Kejayaan “Anti-Galacticos” di Liga Champions

Dalam satu dekade terakhir, Paris Saint-Germain (PSG) telah menjelma sebagai kekuatan dominan di Prancis, sekaligus tim dengan ambisi besar di kancah Eropa. Berkat dukungan finansial tak terbatas dari Nasser Al Khelaifi, Les Parisiens sukses mendatangkan deretan megabintang seperti Zlatan Ibrahimovic, Neymar, Lionel Messi, dan Kylian Mbappé. Tak hanya itu, pelatih berprofil tinggi seperti Carlo Ancelotti dan Luis Enrique turut didatangkan, seolah membangun sebuah proyek olahraga yang meniru gaya “Los Galacticos” milik Real Madrid.

Obsesi PSG untuk menjadi tim bertabur bintang memang tak terbantahkan. Nama-nama besar terus berdatangan, bahkan klub berani memecahkan rekor dunia transfer pemain saat memboyong Neymar dari Barcelona dengan biaya fantastis 222 juta euro pada tahun 2017. Gaya ini begitu mirip dengan Real Madrid di masa lalu: mendatangkan pemain top, bahkan rela memecahkan rekor transfer jika diperlukan, diikuti dengan silih bergantinya pelatih papan atas.

Namun, janji manis dominasi Eropa tak kunjung tiba. Meskipun proyek “Los Galacticos” versi Paris berhasil mengukuhkan kekuasaan mereka di Ligue 1 Prancis, kisah di Liga Champions justru berbanding terbalik. PSG berulang kali tersandung, tak mampu menembus semifinal, apalagi mencapai final dan meraih gelar juara yang diidam-idamkan.

Di luar faktor keberuntungan, masalah ego para pemain bintang lah yang perlahan menggerogoti keharmonisan tim dari dalam. Kasus paling mencolok adalah saga transfer Kylian Mbappé yang memicu suasana toksik di dalam skuad. Mulai dari negosiasi perpanjangan kontrak yang berlarut-larut hingga manajemen klub yang rela memberinya peran bak seorang “raja kecil” di Parc Des Princes, semuanya terkesan seperti sinetron. Namun, semua itu berakhir sia-sia bagi klub, karena di akhir masa kontraknya, Mbappé memilih pindah ke Real Madrid secara gratis.

Baca Juga :  Operasi Sindoor: 9 Target Vital India di Pakistan Terungkap

Berangkat dari kegagalan tersebut, langkah kontrastrategi radikal pun dicanangkan manajemen klub. Diawali dengan kedatangan Luis Campos sebagai Direktur Olahraga, proyek “Anti-Galacticos” mulai berjalan, dan terlihat semakin serius saat Luis Enrique mengambil alih kursi pelatih pada tahun 2023. Perubahan ini menandai era baru dalam filosofi transfer PSG.

Meskipun pada awalnya dilakukan secara bertahap, nuansa “Anti-Galacticos” di Les Parisiens semakin kuat. Mereka tak lagi hanya mengejar pemain berdasarkan nama besar, melainkan fokus pada belanja pemain sesuai kebutuhan tim dan mulai serius melirik talenta muda potensial. Hasilnya, pemain muda berbakat seperti Desire Doue, Joao Neves, dan Lee Kang In berdatangan, melengkapi kehadiran pemain seperti Ousmane Dembele dan Khvicha Kvaratskhelia yang didatangkan dengan pertimbangan strategis. Pendekatan serupa diprediksi akan terus berlanjut di musim panas 2025, terlebih dengan persaingan sengit dari rival bebuyutan Olympique Marseille yang juga mengincar talenta muda seperti Franco Mastantuono dari River Plate.

Pendekatan “Anti-Galacticos” di PSG semakin terasa nyata berkat tangan dingin pelatih Luis Enrique. Juru taktik asal Spanyol itu selalu menekankan pentingnya bermain proaktif sebagai sebuah tim. Bahkan, Enrique berani mencadangkan atau mengganti Kylian Mbappé di musim 2023-2024, musim terakhir sang bintang di Paris. Sekilas, ini terlihat seperti persiapan tim tanpa Mbappé, namun ketegasan mantan pelatih Barcelona itu justru menunjukkan betapa hebat potensi tim jika bisa bermain padu sebagai sebuah unit.

Baca Juga :  Tips Ampuh BEI: UMKM Sukses IPO dan Go Public

Maka, tidak mengherankan jika klub ibu kota Prancis ini langsung berkembang pesat, segera setelah Kylian Mbappé (akhirnya) resmi bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 2024. Tak tanggung-tanggung, pencapaian “Quadruple Winner” berhasil diukir di musim 2024-2025, dengan trofi Liga Champions pertama sepanjang sejarah klub sebagai mahkotanya.

Prosesnya pun terbilang istimewa, karena Ousmane Dembele dkk harus berjuang keras di fase liga domestik sebelum akhirnya meraih gelar Liga Champions, yang selama ini bak obsesi yang tak tergapai bagi manajemen klub, bahkan saat tim diperkuat pemain bintang termahal dunia sekalipun. Di luar catatan historisnya, “Quadruple Winner” PSG di musim 2024-2025 bisa menjadi sebuah titik awal bagi tren baru dalam sepak bola. Proyek olahraga klub tidak lagi hanya akan mengejar pemain bintang yang sudah jadi, melainkan akan fokus menemukan talenta-talenta muda potensial untuk dipadukan secara harmonis dalam sebuah tim.

Dengan kata lain, proyek olahraga klub bernuansa “Los Galacticos” kemungkinan akan memudar perlahan karena terbukti tidak efektif. Meskipun kuat secara materi pemain, tim bertabur bintang seringkali kewalahan menghadapi friksi ego individual. Sebaliknya, tim yang mampu bermain padu sebagai sebuah unit akan jauh lebih solid dan tangguh, termasuk di situasi sulit. Terdengar klise, namun kisah transformasi PSG ini merupakan sebuah pengingat kuat akan hakikat sejati sepak bola sebagai olahraga tim, bukan panggung individual.

Berita Terkait

Shiloh Jolie-Pitt Ganti Nama, Hapus Nama Brad Pitt
Sekolah Jam 6 Pagi Dedi Mulyadi: Pro Kontra, Tujuan, Kata DPR!
Stok Pangan Aman, Mentan Klaim Tertinggi 57 Tahun: 4 Juta Ton!
Luna Maya Kepergok Lakukan Ini di Bandara, Netizen: Aslinya Sweet!
Healing di Medan: 10 Pantai Terbaik Hilangkan Penat!
Harga Emas Hari Ini Meroket, Antam Sentuh Rp 1,94 Juta!
Rp 24,44 Triliun, Ini 5 Alasan Pemerintah Luncurkan Stimulus Ekonomi!
Prediksi Juara Liga Champions 2025, Inilah Tim Terbaik Pilihan UEFA!

Berita Terkait

Selasa, 3 Juni 2025 - 18:07 WIB

Shiloh Jolie-Pitt Ganti Nama, Hapus Nama Brad Pitt

Selasa, 3 Juni 2025 - 13:17 WIB

Sekolah Jam 6 Pagi Dedi Mulyadi: Pro Kontra, Tujuan, Kata DPR!

Selasa, 3 Juni 2025 - 12:52 WIB

Stok Pangan Aman, Mentan Klaim Tertinggi 57 Tahun: 4 Juta Ton!

Selasa, 3 Juni 2025 - 10:22 WIB

Luna Maya Kepergok Lakukan Ini di Bandara, Netizen: Aslinya Sweet!

Selasa, 3 Juni 2025 - 10:12 WIB

Healing di Medan: 10 Pantai Terbaik Hilangkan Penat!

Berita Terbaru

Society Culture And History

Tragedi Tambang Cirebon: 21 Tewas, Longsor Berulang, Kelalaian?

Rabu, 4 Jun 2025 - 15:37 WIB

Family And Relationships

Maxime Bouttier Batasi Luna Maya? Aturan Jam Malam Jadi Sorotan!

Rabu, 4 Jun 2025 - 14:47 WIB