Jakarta – Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia mencatatkan kinerja positif yang menggembirakan. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan adanya peningkatan tren produksi minyak secara konsisten sepanjang Mei hingga Juni 2025.
Menurut Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, dalam keterangan tertulisnya pada Ahad, 22 Juni 2025, produksi minyak pada Mei 2025 mencapai 580.405 barel per hari (BOPD) dan terus meningkat menjadi 583.275 BOPD di bulan Juni. Capaian ini tidak hanya menunjukkan pertumbuhan bulanan, tetapi juga telah melampaui angka produksi rata-rata tahun 2024 yang tercatat sebesar 580.142 BOPD.
Peningkatan signifikan ini, terang Hudi, adalah buah keberhasilan dari implementasi program-program strategis yang telah disepakati dan dijalankan secara kolaboratif antara SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Secara spesifik, program intensif seperti pengeboran sumur baru, perawatan sumur (*well service*), dan kegiatan *workover* terbukti memberikan dampak langsung terhadap lonjakan produksi migas nasional.
Selain capaian produksi, kinerja *lifting* minyak juga menunjukkan tren positif. Dalam lima bulan pertama tahun 2025, rata-rata pencapaian *lifting* terhadap target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mencapai 93,9 persen. Angka ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana capaian *lifting* berada di kisaran 91,3 persen.
Tidak hanya minyak, sektor produksi gas bumi juga mencatat pertumbuhan yang konsisten dalam dua tahun terakhir. Potensi peningkatan lebih lanjut untuk produksi gas masih sangat terbuka lebar, dengan catatan penyerapan atau penyaluran gas oleh pembeli dapat dijaga stabilitasnya dan terus ditingkatkan.
Untuk memastikan keberlanjutan dan pencapaian target produksi migas nasional, SKK Migas bersama KKKS terus mengakselerasi berbagai program inti. Hingga Mei 2025, kegiatan pengeboran sumur pengembangan telah mencapai 337 sumur, menunjukkan kenaikan impresif sebesar 20 persen dibandingkan dengan 281 sumur pada periode yang sama tahun lalu.
Demikian pula, aktivitas *workover* berhasil mencapai 422 sumur, meningkat 7 persen dari 394 sumur di tahun sebelumnya. Sementara itu, kegiatan *well service* juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 12 persen, dengan total 17.140 kegiatan dilakukan dibandingkan 15.301 kegiatan pada tahun lalu.
Lebih lanjut, optimisme terhadap peningkatan produksi migas diperkuat dengan beroperasinya dua proyek strategis berskala besar, yaitu Lapangan Forel dan Terubuk. Kedua proyek ini, yang baru saja diresmikan Presiden Prabowo Subianto bulan lalu, diproyeksikan akan memberikan tambahan produksi minyak hingga 20.000 BOPD. Tidak berhenti di situ, dalam waktu dekat Lapangan Banyu Urip juga diharapkan akan menyumbang tambahan produksi yang substansial, mencapai 30.000 BOPD, memperkuat posisi Indonesia dalam capaian target hulu migas.